BAGIAN 27

206 38 11
                                    

Happy Reading!

Please jangan lupa follow Authornya!

Silahkan curcol dikolom komentar!

***

Suasana jalanan tampak begitu ramai. Banyak dari pejalan kaki, kendaraan beroda dua dan empat berlalu-lalang dijalan raya. Tepat diseberang restoran McDonald's terdapat sebuah mobil BMW hitam yang sudah terparkir setengah jam lalu. Entah apa tujuannya tetapi si pengemudi tampak fokus mengarahkan pandangannya ke restoran McDonald's itu.

"Ck! Dimana ayah dari Nara si jalang itu?" Decak si empu mobil tampak kesal.

Si empu mobil adalah seorang gadis bersurai merah muda yang tidak lain adalah Rachel. Dia sengaja membolos sekolah demi berkunjung ke tempat kerja ayah Nara. Entah apa tujuannya mengunjungi ayah Nara tetapi yang pasti itu bukanlah sesuatu yang baik.

Sudah lebih dari setengah jam Rachel menunggu dalam kebosanan dan akhirnya rasa bosannya itu terbayar juga saat kedua netra hitamnya mendapati sosok pria paruh baya yang tampak tengah bersiap mengantar orderan. Senyum licik tercetak dibibir penuhnya mendapati sosok pria paruh baya itu yang tidak lain ayah dari Nara.

Melihat ayah Nara yang sudah melajukan motornya tanpa ba-bi-bu Rachel pun ikut melakukan mobilnya.

"Show time."

Dengan kecepatan sedang Rachel melajukan mobilnya. Sengaja, agar tidak ada seorangpun termasuk ayah Nara mencurigainya tengah membuntuti pria paruh baya itu.

Namun 10 menit kemudian jalanan yang semula dilewati oleh pria paruh baya itu yang tampak ramai kini mulai sepi. Tentu saja saat ini pria itu mengendarai motornya disebuah lorong yang jarang dilalui orang-orang. Alasan simpel. Pria baya itu tak ingin terjebak macet dan membuat pembelinya lama menunggu. Sedangkan untuk Rachel gadis itu tampak senang melihat jalanan yang tampak begitu sepi.

Bagus. Semua ini hanya akan mempermudah rencananya yang tidak lain ingin mencelakai ayah dari Nara. Namun belum sempat Rachel tancap gas untuk menabrak ayah Nara, pria paruh baya itu tampak menghentikan laju motornya. Berhenti dipinggir jalan dan turun dari atas motornya.

"Anjing!" Umpat Rachel berpikir jika pria paruh baya itu sudah menyadari jika dirinya tengah dibuntuti.

Namun tebakan Rachel salah. Pria paruh baya itu tidak menyadarinya. Bahkan sama sekali tidak menaruh rasa curiga kepada mobil hitam milik Rachel yang sedari tadi mengikuti arah jalannya bahkan saat mobil Rachel juga ikut berhenti ketika motor yang dikendarainya berhenti sama sekali tidak curiga. Malah pria paruh baya itu dengan perasaan manusiawi berjalan mendekati seekor kucing yang kakinya tampak terluka tengah berjalan tertatih-tatih ditengah jalan. Menggendong kucing itu dan membawanya berteduh disebuah pohon.

Pria paruh baya itu tampak celingak-celinguk mencari sesuatu. Saat menemukan sesuatu yang dia cari yaitu sebuah kardus kecil dengan cepat dan penuh kehati-hatian takut melukai kaki kucing itu pria itu menaruh kucing kecil itu didalam kardus. Lalu setelahnya mengambil sapu tangan yang selalu dia bawa untuk membersihkan noda darah pada kaki kucing malang itu.

Sementara itu Rachel tampak tertegun melihat semua adegan itu. Baru dia sadari ternyata pria itu sama sekali tidak menaruh rasa curiga padanya. Dan alasan dari pria paruh baya itu memberhentikan motornya adalah untuk menolong kucing kecil itu. Setelah melihat serangkaian adegan itu ada perasaan aneh yang timbul dihati Rachel. Hatinya tampak terguncang hebat.

"Brengsek!" Umpat Rachel seraya meremat kuat stir mobilnya. Menyalurkan segala kekesalannya.

Tak ingin berlama-lama melihat adegan menyentuh hati itu dengan kecepatan tinggi Rachel melajukan mobilnya. Meninggalkan pria paruh baya yang tampak asik bermain dengan kucing kecil itu.

KAIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang