20.

17.5K 2.1K 128
                                    

Kediaman Nakamoto.

"Ayah mau kemana?" Tanya Aiko. Disana tampak Yuta yang sudah rapih dengan baju formalnya.

"Ayah mau kerumahnya CEO Jung dek."

"Rumah Jung? Ikutttt!!" Seru Aiko. Yuta mengangkat sebelah alisnya.

"Eh kamu tumben mau ikut? Biasanya ogah nih kalo diajak ayah ketemu temen." Tanya yuta heran.

"Pokoknya aku ikut yaahhh.. aku panggil mami dulu suruh ikut." Yuta hanya menggangguk membalas sang anak.

Sekitar setengah jam Yuta menunggu istri dan anaknya bersiap akhirnya mereka berangkat ke kediaman Jung.

Kediaman Jung.

"Honey, nanti Yuta akan mampir kesini mau ada yang didiskusikan tentang perusahaan." Ucap Jaehyun pada sang istri yang sedang sibuk memotong sayuran.

"Eh, Yuta mau kesini? Aku lebihin aja kali ya makanannya." Jaehyun menggangguk sebagai jawaban.

"Ngomong ngomong, Jeno kemana ya semalem? Aku liat tengah malem dia buru-buru banget masih berantakan gak pake jaket juga." Taeyong yang mendengar pertanyaan Jaehyun malah menyeritkan dahinya. Ia pikir, Jeno masih tidur karena ini hari libur.

"Hah? Kapan?"

"Semalem sekitar jam 3 an deh keluarnya. Aku lagi ambil minun hone, mau nanya tapi anaknya buru buru banget." Ucapnya sambil meneguk segelas air yang diberikan Taeyong.

"Jae kamu kok nggak ngelarang sih anaknya pergi tengah malem? Kalo kenapa kenapa gimana?" Taeyong agak meninggikan suaranya jengkel.

"Yaudahlah lagian anaknya juga udah gede kenapa sih?" Jaehyun dengan nada tak sukanya pada Taeyong.

"Ya kan tetep aja dia anak kamu. Gimana pun berapapun umurnya yang namanya bahaya gak ada yang tau-

Oh, atau jangan jangan kamu masih gak nganggep Jeno itu anak kandung kamu? Masih ragu hah?" Sudah. Sudah habis kesabaran keduanya. Pagi yang indah diawali dengan keributan dua sejoli.

"Kok kamu jadi nyalahin aku? Aku udh terima ya dia anak aku. Kamu ngeraguin aku jangan jangan bener dia bukan anak aku?" Jaehyun berkata sinis.

Plak.

"Jaga mulut kamu Jae, aku gak pernah tidur sama siapapun selain kamu." Taeyong menunjuk jarinya tepat didepan wajah Jaehyun.

"Udah lah Tae. Kita gak pernah berantem kecuali karena Jeno. Plis aku gak mau berantem sama kamu cuma gara gara Jeno, aku juga gak mau bikin rumah tangga kita kacau lagi cuma karena anak itu. Inget kita masih punya 2 anak lain yang perlu perhatian kita, oke?" Jaehyun berusaha menenangkan Taeyong.

Tanpa mereka sadari, si anak tengah sudah berada didekat mereka dengan tangan mengepal. Sayangnya, bukan hanya Jeno yang ada disana. Tapi sang sekertaris pun turut hadir disebelahnya mendengarkan perkataan menyakitkan dari kedua orang tua nya.

Jaemin melihat bukuan jari Jeno yang mengepal dengan kuat lantas mengelusnya perlahan. Ia bahkan bisa merasakan perih pada hati Jeno mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya yang 'katanya' disebabkan oleh dirinya.

Buru buru Jeno menarik si manis disampingnya untuk lanjut pergi kekamarnya. Namun sialnya ia tak sengaja menyenggol barang hingga terjatuh dan mengeluarkan suara.

Lantas Jaehyun dan Taeyong dengan spontan menoleh kesumber suara. Mereka berdua terkejut hanya beda reaksi. Taeyong yang membulatkan matanya kaget dan Jaehyun yang menatap tajam dan mengeluarkan aura menyebalkan bagi Jeno.

More Than Anything | [NOMIN] END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang