8.

22K 2.9K 96
                                    

Jaemin kini berdiri tak tenang didepan UGD. Malam itu, Jaemin terbangun karena suhu tubuh Jeno yang semakin panas namun tubuhnya bergetar menggigil.

"Wali pasien Jung Jeno?" Seorang suster menghampiri Jaemin.

"Ya saya sus, gimana keadaan pasien ya dok?" Tanya nya khawatir.

"Tuan Jung Jeno masih ditangani oleh dokter, saya disini ingin meminta wali untuk menuntaskan biaya pasien. Silahkan bisa ke administrasi depan tuan." Jaemin mengangguk.

"Baik suster, saya segera tuntaskan"

"Nanaaa" Haechan dan Mark berlari menghampiri Jaemin yang sedang menundukkan kepalanya dalam diam.

"Maaf ya chan malem-malem gamggu, aku bingung mau hubungin siapa. Gak punya nomornya nyonya Jung." Haechan menggeleng, ia ikut duduk si sebelah Jaemin sambil mengelus pundaknya.

"Apasih, harusnya aku sama Mark hyung yang minta maaf. Mark hyung kan kakaknya Jeno, jadi aku calon kakak iparnya hehe. Calon kakak ipar harus baik-baik dong sama adik iparnya." Canda Haechan.

"Iyya maaf ya na, ngerepotin tengah malem begini." Itu Mark hyung.

"Jadi Jeno sakit apa na, ini pertama kali aku liat dia sakit separah ini." Tanya Mark.

"Gak tau juga hyung. Kemarin aku ketemu emang udah lemes, terus aku ajak pulang kerumahnya gak mau jadi aku bawa kerumah. Bunda juga tau kok. Terus tengah malem tadi Jeno hyung makin panas terus menggigil gemeter, aku panik jadi langsung aku bawa ke rumah sakit."

Memang benar sih, dilihat dari penampilan saja Jaemin masih sangat berantakan seperti orang bangun tidur. Bahkan Jaemin gak sadar masih pakai piyama set dengan atasan cardigan dan sandal hanya sebelah.

"Ya ampun na, aku baru sadar ini kamu cuma sebelah aja sendalnya? Duh piyamanya tipis banget lagi. Hyung kayaknya di mobil ada sepatu kamu sama jaket aku deh. Boleh tolong ambilin?" Mark mengangguk mendengar perintah sang pudu lalu langsung menghilang dari pandangannya.

"Duh gemes banget sih kelinci aku" Haechan memeluk Jaemin erat, sangat erat.

"Hehehe"

Dokter keluar dari kamar rawat Jeno. "Disini ada yang namanya nana kah? Pasien dari tadi memanggil manggil nana."

"Ah saya dok." Jaemin buru buru berdiri.

"Sebaiknya anda segera masuk, pasien membutuhkan anda sepertinya." Tanpa pamit Jaemin langsung melengos masuk kedalam kamar rawat.

Disana nampak Jeno yang terbaring gelisah dengan mata yang sibuk mencari sesuatu. "Jeno hyung?"

"Nanaa!! Sini mau peluk"

Jaemin menghampiri Jeno dan duduk disamping ranjangnya. Tangan Jaemin langsung di peluk erat oleh Jeno, sedangkan tangan Jaemin sibuk mengelus rambut Jeno.

"Na, naik sini. Mau peluk"

"Gak bisa hyung, sempit nanti hyungnya. Lagian kenapa suka banget peluk peluk nana sih hm?" Tangannya masih sibuk mengelus rambut Jeno.

"Na~"

"Jeno hyung, nana gak bisa sembarangan peluk orang. Tadi malem aja sebenernya nana gak boleh meluk Jeno hyung kayak gitu, nanti sama nyonya Jung atau sama Mark hyung aja ya. Jeno hyung suka banget minta peluk ya? Lucu hehe" Jaemin berusaha menolak dengan sehalus mungkin, sesekali menggoda sang sajangnim yang bersikap sangat manja.

More Than Anything | [NOMIN] END✅Where stories live. Discover now