18.

17.8K 2K 137
                                    

Tok tok tok..

"Masuk."

Saat terdengar izin dari sipemilik ruangan, seorang wanita dengan pakaian yang rrrr lumayan seksi masuk kedalam ruangan Jeno.

"Selamat pagi tuan Jung Jeno." Sapanya.

"Emm pagi. Ada apa ya nona Nakamoto? Tidak biasanya anda kemari." Mereka berdua saling membungkukkan badannya tanda hormat.

"Ah, tidak. Hanya sedang mampir saja sekalian menitipkan salam dari ayah." Jeno hanya mengangguk menanggapinya.

"Sampaikan salam saya juga pada keluarga Nakamoto."

"Kebetulan kita seumuran, bolehkah berbicara lebih santai?" Tanya Aiko.

Jeno ragu karena keduanya tidak dekat namun karena merasa tidak enak menolak akhirnya Jeno mengiyakan.

"Tentu." Aiko tersenyum.

"Jeno ini kebetulan aku bawa bekal, dimakan ya untuk sarapan." Perempuan berwajah Jepang itu menyodorkan sebuah kotak makan berwarna biru.

"Maaf nona Aiko. Saya sudah makan, silahkan anda makan saja sendiri." Tolak Jeno dengan halus.

Tolong siapapun tarik perempuan ini karena Jeno sungguh tidak nyaman.

Aiko tak pantang menyerah. Ia berusaha mendekati Jeno, melakukan skinship seperti tak sengaja memegang tangannya.

Bahkan dengan kurang ajarnya ia pura pura terjatuh agar bisa menempel dengan Jeno. Membiarkan Jeno merasakan bagian dadanya yang lumayan besar.

Tok tok tok.

Spontan Jeno menjauhkan tubuhnya.

"Sajangnim?"

Ah simanis kesayangan Jeno benar benar seperti pahlawan.

"Ah maaf sepertinya ada tamu, saya kembali lagi nanti sajangnim."

"Tidak Jaemin. Sudah selesai. Ada apa?" Tanya Jeno.

"Setengah jam lagi ada pertemuan dengan dengan perusahaan Hwang corp direstaurant milik Tuan Mark."

Ah iya, selain meneruskan Jung Ent. Mark juga merintis sendiri usaha restaurant sendiri untuk usaha kecilnya dengan Haechan. Ya walau ujung ujungnya namanya juga dibawah Jung sih.

"Baik tunggu sebentar ya." Jaemin mengangguk.

"Nona Nakamoto mohon maag bila sudah selesai boleh meninggalkan ruangan saya. Kebetulan setelah ini saya ada rapat." Aiko mendengus kesal.

Ia berjalan menuju pintu lalu menoleh kearah Jaemin yang memang sedaritadi berdiri disana.

"Ck ganggu banget si lo, awas aja." Ucapnya sebelum benar benar pergi.

Kini Jeno dan Jaemin sedang membircarakah hal random dimeja restaurant sambil menunggu klien mereka datang.

"Untung tadi kamu langsung dateng na, aku ketempelan sama dia terus." Ini Jeno baru selesai cerita perihal kedatangan si aiko.

Jaemin menanggapinya dengan tertawa. "Memangnya kenapa sajangnim? Kan nona Aiko cantik. Apa sajangnim gak suka?"

Jeno cemberut. "Tapi kan aku sukanya sama kamu. Kamu gak cemburu apa?"

"Nggak tuh."

Bohong. Padahal Jaemin gak suka ngeliat si uler itu dempet dempet.

"Sekarang cara ngomongnya udah lebih santai nih yaa hihihi." Jaemin mengalihkan topik. Agak malas ia kalau harus mendengar nama si ular.

"Kan diajarin sama nana. Biar nana tambah suka, biar nana nyaman ngobrol sama aku."

More Than Anything | [NOMIN] END✅حيث تعيش القصص. اكتشف الآن