28. Bekas Luka

11 2 0
                                    

"Bun, rara pergi dulu ya" teriak rara dari luar kamar mandi pamit untuk ke kampus.

"Iya, hati-hati" jawab bunda dari dalam

Rara berjalan cepat keluar rumah, bukan karena dia telat tapi karena zaki sudah menunggunya di teras.

"Kamu gak telat harus nganterin aku dulu?" Rara membuka obrolan

"Gak, tenang aja"

"Kenapa putus sama adit?" Tanya zaki

"Ah...dari kemarin kenapa banyak yang nanyain begini sih" umpat rara

"Eemm itu, ya biasa lah" rara tidak ingin menjelaskan pada zaki tentang hubungannya dengan adit seperti apa.

"Tapi masih berhubungan baik kan?" Tanya zaki lagi

"Ng...itu, ya...m-masih kok" jawab rara terbata bata dengan wajah bingung.

"Eh ya, nora apa kabar ya? Kalian masih sering ngobrol?" Rara mengalihkan pembicaraan

"Tumben nanyain nora? Gak tau juga deh apa kabarnya" jawab zaki dengan nada datar

"Ya gpp sih" jawab rara cengengesan

"Makasih ya" ucap rara memberikan helm pada zaki

"Bentar" zaki menahan tangan rara ketika membalikkan tubuhnya ingin melangkah masuk ke dalam kampus.

Rara berkerut dahi, lalu melihat zaki mengeluarkan 2 buah cokelat dari dalam tas ranselnya.

"Buat kamu" zaki mengulurkan cokelat tersebut pada rara

Rara sedikit bingung, lalu nerima pemberian zaki tersebut. Entah apa maksud zaki dengan memberikan rara cokelat, semoga bukan tanda sebagai pedekate kembali pada rara karena tau rara sudah putus dengan adit.

"Thanks" rara menarik segaris senyum dari sudut bibirnya

"Sana masuk, bye" zaki memberikan sebuah senyuman melengkung

"Wah cokelat, dari leo ya?" Tebak ecy ketika rara sudah duduk di sebelahnya

"Dari temen gue, ni ambil" rara memberikan cokelat tersebut pada ecy

"Seriusan buat gue?" Ecy meyakinkan jika rara memang memberikan cokelat tersebut untuknya

"Iya, gue lagi males makan cokelat" jawab rara sembari menyalakan komputer.

Rara tersenyum samar, lagi-lagi dengan zaki memberikan rara cokelat seperti itu membuat rara mengingat adit yang setiap bertemu dengannya selalu memberikan rara cokelat maupun ice cream.

Faiz masuk ke dalam kelas, dengan wajah dingin, lalu duduk di kursi belakang rara.

"Lain kali kalo sudah ada yang jemput kabarin!" cicit faiz dengan nada sedikit lantang

Rara memutar kepalanya menghadap faiz "lo jemput gue?" Tanya rara tapi faiz mengacuhkan pertanyaan tersebut.

"Kan sudah gue bilang kemarin gak usah jemput atau anter gue lagi, kenapa lo jadi marah sama gue!" Gerutu rara

"Hello.... Kenapa lo berdua? Lagi perang dunia?" Sahut ecy menyela ketegangan antara faiz dan rara

"Egois" Ejek faiz

"Lo ngejek gue egois? Lo gak salah heh?!" Rara mulai kesal

"Stop...stop... Katanya pacaran, lah kenapa jadi begini?" Ecy mulai ikut kesal

"Gue gak --" rara menyetop perkataannya, sebelum keceplosan mengatakan kalau mereka sebenarnya tidak berpacaran.

"Gak apa?" Ecy melirik rara dengan tatapan penasaran

HANYA INGIN KAU TAHUWhere stories live. Discover now