5. Hadiah Untuk Adit

27 3 0
                                    

"nih, buat kamu" rara memberikan sebuah paper bag pada adit.

Adit membuka paper bag yang rara berikan "brownies?" Ujar adit sembari tersenyum.

"Dari bunda" jawab rara

Adit memang suka brownies, bunda sengaja membuatkan brownies untuk adit hari ini.

"Eeh jangan di buka disini" ujar rara ketika adit mengeluarkan bungkusan kado yang ada di dalam paper bag, yang ingin segera dia buka.

"Buka di rumah" pinta rara.

"Kan sama aja, buka disini atau di rumah, tetep bakal di buka" cicit adit.

"Buka di rumah titik" jelas rara

Adit tersenyum "oke, aku buka di rumah" adit menuruti perkataan rara dan memasukkan kembali bungkusan kado yang di berikan rara.

"Yaudah aku pulang ya, kamu istirahat. Pasti capek" suruh adit.

Rara menjawab dengan anggukan sembari mengacungkan kedua jempolnya.

"Mana bunda, aku mau pamit" ucap adit.

"Tunggu, aku panggilkan"

Tak lama rarapun kembali ke teras bersama bunda yang sudah berjalan di belakang rara.

"Bunda, pamit pulang dulu. Makasih brownies buatan bunda pasti enak" puji adit sembari menyujud tangan bunda.

Bunda pun tersenyum mendengar perkataan adit "kamu bisa aja" ucap bunda.

"Bunda masuk ya, nanti masakan bunda gosong" ujar bunda kemudian kembali masuk.

Plak...

Rara memukul kecil lengan adit "sejak kapan kamu panggil bunda?" Tanya rara yang sedari tadi geli mendengar adit memanggil bunda dengan sebutan bunda, biasa juga panggil tante.

"Sejak hari ini" bisik adit

Rara hanya ber desis, masih bergidik geli mendengar adit memanggil bunda.

"Sana masuk, mandi... Jangan tidur dulu sebelum aku telepon" suruh adit.

"Kalo aku tidur gimana?" Ledek rara

"Coba aja" tantang adit

"Hati hati ya" ucap rara

Adit pun tersenyum genit, kemudian berlalu.

***
Rara menatapi layar ponselnya, sembari menunggu adit menghubunginya.

Vanya

Nama vanya yang tertera di layar ponsel rara.

"Kenapa cinta?" Jawab rara cepat

"Weh, cepet banget angkat telpon gue" ujar vanya

"Kebetulan gue lagi pegang hp" jawab rara yang sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Kenapa?" Tanya rara pada vanya

"Gue gak ganggu kan?" Tanya vanya

"Gak, kenapa?"

"Hehe... Gue tadi di tembak sama cowok, anaknya baik, lucu tapi belum gue jawab" vanya mulai bercerita.

"Cie... Yang udah move on dari deon" ledek rara

"Lu ah... Gak usah sebut sebut nama deon, bikin mood gue ilang deh" vanya kesal

"Iya iya maaf, terus?" Tanya rara penasaran

"Menurut lo gimana? Terima atau gak?" Tanya vanya

"Eh oneng... Itu cowok nembak lo, kenapa lo tanya sama gue jawabannya?" Rara heran pada vanya

HANYA INGIN KAU TAHUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang