Main Basket

164 75 20
                                    

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

"Bukannya sahabat itu harus saling tahu satu sama lain? Kenapa aku merasa gak tahu banyak tentang kamu?"—Auristela Allisya Zeline.

^^^

Pelajaran olahraga sudah dimulai, materi kali ini adalah basket. 12 IPS 1 merasa kesal pada guru olahraga mereka, karena sebagian anak yang ditunjuk oleh Pak Bidin harus bertanding dengan kelas 12 IPS 3. Mungkin tidak masalah jika lawan dari kelas Stela—12 IPS 1—adalah sesama perempuan. Namun kenyataannya, 12 IPS 3 merupakan kelas yang diisi mayoritas laki-laki, bahkan ketua tim basket putra—Rasya—ada di sana.

"Pak, gak bisa gitu dong, masak iya cowok lawan cewek," protes Naya.

"Di dunia ini apa yang gak bisa, Naya?" Pak Bidin bertanya sembari menatap geli Naya.

"Ya tapi gak adil dong, Pak? Ya kali," jawab Naya.

"Naya tuh takut, Pak," sahut Iqbal yang sudah berlari ke barisan 12 IPS 1. Teman-teman Iqbal dari 12 IPS 3 juga sudah mengekori Iqbal.

"Lo gak diajak ngobrol, diem deh," tukas Naya.

"Aduh, per-mantan-an duniawi ini gelud terus ya, balikan kek," celetuk Garry.

"Ogah!" Sahutan kompak datang dari Iqbal dan Naya. Semua orang terkekeh, memang sudah tidak asing lagi bagi Naya dan Iqbal saling ejek, mantan pasangan legend SMA Stero memang ajaib, bisa jadi musuh untuk satu sama lain, juga bisa jadi teman dekat dilain waktu.

"Sudah, sudah, ayo kita pemanasan. Karena Pak Nino gak masuk hari ini, istrinya melahirkan, jadi kelas 12 IPS 3 saya yang mendampingi ya," kata Pak Bidin. "Juga karena saya gak mungkin bolak-balik ngajar didua tempat yang berbeda, 12 IPS 3 olahraga bersama 12 IPS 1. Tanding basket mau ya?" tanya Pak Bidin pada kelas 12 IPS 3.

Keributan datang dari sisi kanan Pak Bidin, dimana murid-murid perempuan 12 IPS 1 protes lagi.

"Bener kata Naya, Pak, masak iya tanding basket cowok lawan cewek," kata Vada.

"Mana 12 IPS 3 tuh banyak anak basketnya lagi," sahut Rani menambahkan.

"Kalian juga punya mantan ketua tim basket," jawab Rasya menengahi keributan.

Siswa 12 IPS 1 terdiam, celingak-celinguk mencari siapa yang Rasya maksud sebagai mantan ketua tim basket. Namun nihil, tidak ada yang menjawab

"Emang siapa, Sya?" tanya Pak Bidin ikut penasaran, sepanjang Pak Bidin mengajar olahraga dan mengawasi ekskul basket, tidak ada satu pun siswa atau siswi dari IPS 1 yang menjadi ketua tim basket.

"Tuh," kata Rasya menunjuk Freya.

Freya yang ditunjuk gelagapan, dia mendelik pada Rasya. Lalu matanya bertemu dengan Stela, Vada, dan Rani. Freya menggaruk tengkuknya, ketua kelas 12 IPS 1 itu sedikit malu karena sekarang menjadi pusat perhatian.

GENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang