Outro

394 86 3
                                    

Seorang gadis berseragam sekolah Johzenji duduk didepan sebuah kedai eskrim, gadis itu adalah [Name]. Hari ini akhirnya ia akan menjawab pertanyaan yang dua minggu lalu dilontarkan Yuji.

[Name] sengaja memilih meja yang letaknya diluar kedai daripada tempat favoritnya guna menghindari hal-hal aneh seperti minggu lalu terjadi.

Sekarang sudah hampir pukul  enam, seharusnya kedai milik kakak Yuji sudah tutup sejak enam puluh menit yang lalu, namun wanita yang mengurus Yuji sejak kecil itu mengatakan akan membuka kedainya hingga sepuluh malam dalam rangka terjawab nya ajakan Yuji.

Gadis itu menunggu Yuji sembari membaca buku miliknya. Tak butuh waktu lama, Yuji datang masih dengan jersey volinya dan juga ekspresi wajah yang tak biasa ia tunjukkan.

"Hai," sapa [Name].

Yuji hanya tersenyum membalas sapaan gadis itu. Kesedihan dan juga rasa lelah terlukis jelas di wajah Yuji.

"Bagaimana pertandingannya?"

[Name] menyimpan bukunya. Ia meletakkan kedua tangannya dimeja kemudian menatap Yuji.

"Kami kalah." Yuji menundukkan kepalanya.

Gadis itu mengangguk paham. Pantas saja ia terlihat berbeda.

"Jadi apa jawabanmu? Apakah aku berhasil?"

Ia mengangkat kepalanya, air mata sedikit terlihat diujung matanya. Senyum getir terlihat di bibirnya. Yuji berharap jawaban dari gadis itu setidaknya dapat membuat dirinya sedikit lebih senang.

Helaan nafas terdengar dari mulut [Name], gadis itu sedikit menunduk. "Kau gagal"

Yuji tertawa kecut setelah mendengar jawaban [Name]. Air matanya semakin menumpuk di pupil matanya, laki-laki itu menengadahkan kepalanya kemudian menutupi matanya dengan tangan.

Hari yang buruk, mungkin itu yang ada dipikiran Yuji saat ini.

Tak hanya Yuji yang sedih karena jawaban dari [Name], kakak Yuji yang sedari tadi menguping juga turut sedih. Ia langsung masuk kedalam ruangannya kemudian mengunci pintunya.

[Name] mengangkat kepalanya, senyum usil tergambar diwajahnya. "Kau gagal membuatku menyukaimu, tapi kau berhasil membuatku mencintaimu"

Tawa Yuji terhenti, laki-laki itu menatap [Name] yang sedang tersenyum lebar. Tunggu sebentar, situasi ini membuat Yuji bingung.

[Name] terkekeh melihat ekspresi bingung Yuji. "Kau berhasil, sayang"

Mata Yuji terbelalak, wajahnya memerah karena dipanggil sayang oleh gadis dihadapannya. Yuji kembali menengadahkan kepalanya, mencoba menahan air mata yang akan keluar. [Name] menggenggam tangan Yuji kemudian mengelusnya.

"Jadi.... sekarang kita adalah sepasang kekasih?"

"Sepertinya begitu"

"Terima kasih," ucap Yuji.

"SELAMAT ADIKKU!"

Kakak Yuji tiba-tiba muncul disertai confetti-confetti yang bertaburan karena ulah karyawannya.

Tadi, tepat setelah [Name] memanggil Yuji dengan sebutan sayang. Salah satu karyawan kakak Yuji langsung berlari menghampiri wanita itu untuk memberi tahu jawaban [Name].

『おわけ』

Setelah acara resminya [Name] dan Yuji sebagai sepasang kekasih, sejoli itu kini menghabiskan waktunya di kedai sang kakak. Sekedar informasi, saat ini sedang terjadi penjualan eskrim gratis di kedai ini.

Yah, kalian tahulah alasannya apa.

"Yuji, apakah sakit saat lidahmu ditindik?" [Name] memegang tindik yang berada di lidah Yuji.

"Sedikit, kenapa?"

"Aku ingin memiliki satu"

Mata Yuji terbelalak, ia langsung memegang kedua pundak [Name] kemudian menggoyang-goyangkannya.

"HEI, TIDAK BOLEH. JANGAN COBA-COBA"

14 Days - Terushima YujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang