+二 - Hari Keduabelas :Hujan

345 82 1
                                    

𝙃𝙪𝙟𝙖𝙣

"Permisi, apa [Name] ada didalam?" tanya Yuji pada seorang gadis yang tengah memakai sepatunya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Permisi, apa [Name] ada didalam?" tanya Yuji pada seorang gadis yang tengah memakai sepatunya.

"[Name]? Sepertinya dia sudah pulang tadi." Gadis itu berdiri menghadap Yuji setelah selesai memakai sepatunya.

"Benarkah? Lalu siapa gadis cantik dihadapan ku ini?"

[Name] terkekeh, kemudian meninju pelan lengan Yuji. Gadis itu menggenggam tangannya kemudian meletakkan kedua tangannya didepan perut.

"Orang yang Anda cari adalah saya, apa yang membuat Anda mencari saya tuan?"

"Saya ingin mengajak Anda untuk pulang bersama, apakah Anda bersedia nona? Jika Anda bersedia, genggaman lah tangan saya," Yuji mengulurkan tangan kanannya.

"Dengan senang hati," ucap [Name] menerima uluran tangan Yuji.

Yuji tersenyum setelah uluran tangannya diterima oleh [Name], ia menggenggam tangan gadis itu dengan erat.

Keduanya berjalan berdampingan dengan santai, sesekali mereka juga melemparkan candaan agar tidak bosan.

Ditengah perjalanan hujan turun dengan tiba-tiba, membuat dua sejoli yang sedang berjalan itu berlari mencari tempat berteduh. Yuji dan [Name] duduk didepan disebuah toko yang sudah tutup.

[Name] menggosok-gosokkan telapak tangannya, mencoba menghangatkan tubuhnya. Yuji yang menyadari gadis itu kedinginan segera mengeluarkan jaket miliknya yang ia simpan didalam tas.

Yuji memakaikan jaket itu kepada [Name]. Merasa ada benda yang membalut tubuhnya, [Name] menoleh pada Yuji, ia mengucapkan terima kasih kemudian memakai jaket itu.

Jaket itu sedikit kebesaran jika dikenakan oleh [Name], membuat gadis itu terlihat imut. Pipi Yuji memerah kala melihat [Name] mengenakan jaket miliknya.

Imut sekali, ucap Yuji. Laki-laki itu melamun dengan senyum yang merekah diwajahnya.

Hening, tidak ada yang berbicara. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing, Yuji yang masih terbayang keimutan [Name] dan [Name] yang memikirkan bagaimana caranya ia pulang.

Saat tengah membayangkan keimutan [Name] tiba-tiba wajah William melintas di kepalanya, membuat Yuji langsung tersadar.

"Dimana William? Kulihat ia tidak ada di perpustakaan tadi," tanya Yuji.

Bukan, bukannya ia peduli dengan si mesum itu. Yuji hanya ingin tahu apa gertakannya kemarin benar-benar membuat William takut hingga tak berani mendekati [Name] lagi.

"Kemarin ada siswa baru dikelasnya, dan sepertinya William sedang mendekati gadis itu"

Yuji menatap [Name] dengan tatapan tak percaya, ia merasa kasihan dengan gadis itu namun ia juga merasa senang karena William tidak mendekati [Name] lagi.

"Kuharap ia baik-baik saja," ujar [Name].

"Kuharap juga begitu," ucap Yuji sembari menatap langit.

Gelap, sangat gelap. Seiring dengan menghitamkan nya langit, air yang turun juga semakin besar.

Raut wajah kesal terpancar di wajah [Name], ia sudah lelah dan ingin cepat-cepat pulang. Namun hujan malah turun semakin deras.

Menyadari perubahan wajah [Name], Yuji beranjak kemudian menarik [Name] ke jalan.

"Yuji, hujannya masih deras." [Name] menarik Yuji kembali ke area yang tidak terkena hujan.

"Kita hujan-hujanan saja"

Mendengar kata hujan-hujanan membuat senyum gadis itu merekah, [Name] mengangguk dengan semangat. Sudah lama ia tidak bermain hujan, sepertinya seru bermain hujan bersama Yuji.

Yuji tersenyum kemudian memakaikan tudung jaket yang [Name] kenakan. Ia kembali menarik gadis itu kemudian berlari meninggalkan toko.

"Dasar anak muda," ujar Keishin yang sedari tadi masih berada didalam tokonya.

Saat tengah berlari, [Name] melepaskan genggaman tangan Yuji. Gadis itu menginjak genangan air yang membuat Yuji langsung menutup wajahnya.

Byur

Genangan air yang diinjak oleh [Name] mengenai Yuji. Gadis itu tertawa puas membuat Yuji terkekeh karena tingkahnya.

[Name] berlari meninggalkan Yuji yang ingin menggelitiknya. Baru saja berlari, laki-laki itu sudah menangkapnya. [Name] tertawa setelah Yuji menggelitiknya.

Yuji berhenti, ia terpana dengan wajah [Name] saat tertawa. Sangat cantik, ditambah lagi tudung jaket yang gadis itu kenakan terlepas, menampakkan rambut [Name] yang basah karena air hujan.

Melihat sebuah kesempatan [Name] segera berlari menjauhi Yuji. Merasa laki-laki itu tidak mengejarnya, [Name] pun menoleh kebelakang.

"Yuji!" teriak [Name].

Yuji yang sedari tadi terpaku akhirnya tersadar, ia menghampiri [Name] yang sudah berada di persimpangan lampu merah.

"Apa yang kau lamunkan?" tanya [Name] sembari menyebrang.

"Bukan apa-apa," jawab Yuji sembari tertawa kikuk.

Keduanya melanjutkan perjalanan pulang sembari mengobrol, hingga tak terasa sudah tiba dikediaman gadis itu. [Name] melambaikan tangannya sebelum masuk kedalam rumahnya.

Setelah gadis itu masuk kedalam rumahnya, Yuji menutupi wajahnya dengan kedua tangannya kemudian berteriak. Wajah [Name] tadi masih terbayang dipikirannya.

Yuji menyisir rambutnya yang sedari tadi menutupi wajahnya kebelakang, menampakkan wajahnya yang semerah tomat. Laki-laki itu berjalan kerumahnya sembari tertawa bahagia.

『おまけ』

"Dimana payung mu?" tanya kakak kedua Yuji begitu melihat adiknya pulang dengan keadaan basah kuyup.

"Ada didalam tas"

"Kenapa tidak kau pakai?" ucap kakak Yuji sembari memakan cemilan.

"Kepo sekali kau." Yuji menoleh pada kakaknya.

"Kau akan gendut jika terus memakan cemilan." Yuji menjulurkan lidahnya kemudian berlari guna menghindari amukan kakaknya.

"DASAR ADIK SIALAN!"

14 Days - Terushima YujiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora