四 - Hari Keempat :Toko Buku dan Indirect Kiss

564 118 3
                                    

𝙏𝙤𝙠𝙤 𝘽𝙪𝙠𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙄𝙣𝙙𝙞𝙧𝙚𝙘𝙩 𝙆𝙞𝙨𝙨

𝙏𝙤𝙠𝙤 𝘽𝙪𝙠𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝙄𝙣𝙙𝙞𝙧𝙚𝙘𝙩 𝙆𝙞𝙨𝙨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kepalamu masih sakit?"

Setelah kejadian kemarin, Yuji benar-benar perhatian pada gadis itu. Setiap saat ia selalu bertanya sudah makan? kepalamu sakit tidak? perlu ku antar ke UKS? kepada [Name].

"Terushima, aku baik-baik saja"

Yuji tersenyum canggung kemudian menurunkan tangannya yang sedari tadi memegang pundak [Name].

[Name] tertawa, laki-laki dihadapannya ini lucu sekali. Tawa [Name] mampu membuat rona merah di pipi Yuji keluar. Sial, gadis ini benar-benar membuatnya jatuh cinta.

"Ayo cepat kita pulang, aku tidak sabar membaca buku itu lagi," Yuji menarik tangan [Name].

"Aku ingin ke toko buku dahulu, boleh tidak?"

Laki-laki yang menjabat sebagai kapten tim volley ini tersenyum kemudian mengusap kepala [Name], Yuji mengangguk tanda ia menyetujuinya.

Setelah sampai di toko buku, keduanya berpencar. [Name] mencari buku yang inginkan dan Yuji melihat-lihat, barangkali ada buku yang ia ingin beli.

Mata [your eye color] nya menelisik rak dihadapannya, bibirnya tersenyum kala melihat buku yang sedari tadi ia cari. [Name] mengulurkan tangannya untuk mengambil buku itu, namun tangannya tak sampai karena buku itu ada di rak paling atas.

"Psst, hei, Terushima," [Name] memanggil Yuji sembari berbisik.

Yuji yang sedang membaca sebuah buku menoleh pada gadis itu. [Name] melambaikan tangannya, seakan meminta Yuji mendekat. Laki-laki itu mengerti, setelah menaruh buku di rak nya kembali Yuji menghampiri [Name].

"Ada apa?" tanya Yuji sambil berbisik seperti [Name] tadi.

"Tolong ambilkan buku itu." [Name] menunjuk sebuah buku yang berada di rak paling atas.

"Ini?"

"Yup, terima kasih"

"Sudah?" [Name] mengangguk

"Sebentar, kenapa kita berbisik?" bisik Yuji setelah menyadari keduanya berbisik sedari tadi.

"Tidak tahu," jawab [Name] dengan berbisik.

Mendengar jawaban dari sang gadis, Yuji tertawa diikuti dengan [Name] yang juga ikut tertawa.

"Ingin ke kedai eskrim?" tanya Yuji setelah keluar dari toko buku.

[Name] berpikir sebentar, kemudian mengangguk. Yuji tersenyum kemudian berjalan bersama [Name] ke kedai eskrim milik kakaknya.

"Selamat datang"

Seorang wanita yang memakai seragam penjual eskrim tersenyum, namun seketika senyumnya menghilang kala melihat Yuji memasuki toko.

"Aku tidak akan memberimu uang sebelum hari minggu, pergi sana," ucap Wanita itu.

"Aku tidak ingin meminta uang, aku hanya mengantar anak ini membeli eskrim"

[Name] tersenyum kepada kakak Yuji.

"Ah [Name], seperti biasa?" [Name] mengangguk menjawab pertanyaan dari kakak Yuji.

"Kau mengenalnya?" tanya Yuji kepada kakaknya.

"Tentu saja, [Name] adalah pelanggan setiaku"

Kakak Yuji tersenyum kemudian mulai menyendok eskrim yang biasa [Name] beli. [Name] memperhatikan kakak Yuji yang sedang membuat pesanannya, matanya berbinar ketika eskrim itu sudah dihadapannya.

"Terima kasih," [Name] tersenyum kemudian memberi uang kepada wanita itu.

"Simpan saja uangmu. Kali ini aku gratiskan, hitung-hitung sebagai tanda terima kasihku karena sudah mau menjadi pacar anak ini"

"Tidak, kami belum berpacaran," ujar [Name].

"Belum?"

"Aku harus membuatnya menyukaiku dalam dua minggu, jika aku berhasil maka kita akan berpacaran"

"Aish, ada-ada saja kalian ini," kakak Yuji menghela nafasnya.

"Sudah sana duduk, habiskan dulu eskrim mu itu"

[Name] mengangguk kemudian mengajak Yuji untuk duduk ditempat yang biasa ia duduki saat ke kedai eskrim itu.

Yuji menatap [Name] dengan tangan kirinya yang menumpu wajahnya, sementara [Name] menikmati eskrim nya sembari menatap jalan raya.

"Kau mau?" tanya [Name] setelah menyadari Yuji menatapnya sedari tadi.

Bukannya menjawab, laki-laki itu malah tersenyum dan membuka mulutnya. [Name] yang mengerti segera menyendok eskrim miliknya kemudian memasukkannya kedalam mulut Yuji.

Yuji kembali tersenyum kemudian mengucapkan terima kasih, [Name] kembali memakan eskrim nya dengan santai. Tiba-tiba.

"Ciuman tidak langsung!"

Pipi keduanya memerah setelah mendengar teriakan dari wanita pemilik kedai eskrim itu. Yuji menatap tajam kakaknya itu, sementara yang ditatap hanya menunjukkan tawanya.

[Name] menyembunyikan wajahnya dengan tangan sambil masih berusaha menghabiskan eskrim miliknya, entah kenapa eskrim miliknya terasa sangat banyak.

Sial, gadis ini ingin cepat-cepat keluar dari sana. Kedai cukup ramai saat itu, ada beberapa pelanggan yang menyoraki keduanya.

Wajah Yuji dan [Name] semakin memerah kala sorakan itu semakin membesar, [Name] langsung menarik tangan Yuji setelah eskrim miliknya habis.

"Hati-hati dijalan!" ucap kakak Yuji.

Gadis itu berjalan dengan sedikit cepat sambil masih memegang tangan Yuji. Langkahnya terhenti kala keduanya berada di lampu merah.

"Maaf, seharusnya tadi aku meminta sendok baru"

"Tak apa." Yuji mengalihkan pandangannya, tangannya semakin erat menggenggam gadis itu.

Setelah lampu hijau untuk pejalan kaki menyala, keduanya melanjutkan perjalanan dalam diam, tak ada yang berbicara sampai mereka tiba di kediaman [Name].

"Terima kasih untuk hari ini," ucap Yuji sebelum [Name] sebelum masuk kedalam rumahnya.

[Name] mengangguk kemudian tersenyum kepada Yuji, sementara Yuji melambaikan tangannya pada gadis itu. Setelah [Name] masuk kedalam rumahnya, Yuji menutupi wajahnya. Pipinya kembali memerah mengingat kejadian tadi.

Laki-laki itu melangkahkan kakinya menuju rumahnya setelah melihat langit yang semakin menggelap.

14 Days - Terushima YujiWhere stories live. Discover now