Part 8

626 89 44
                                    

Dua bulan berlalu sejak kejadian dimana masa depan Zahra hancur dalam sekejap mata dan sejak saat itu pula Zahra sudah berusaha untuk melupakan kejadian itu.

Tetapi setiap Zahra melihat wajah Ken, Zahra akan selalu mengingat kejadian mengerikan itu. Pernah dulu bertemu dan berbicara itupun hanya sekali jika bertemu Zahra pasti akan selalu menghindar.

•••

Sudah satu minggu ini Zahra merasakan pusing dan mual-mual di pagi hari atau malam hari. Seperti sekarang ini dari sehabis shalat subuh tadi Zahra selalu merasakan mual hingga sekarang, bahkan Zahra saja belum  makan sedikitpun.

Untung sekarang hari minggu jadi Zahra bisa bersantai. Tapi tidak dengan pikiran Zahra saat ini yang sudah melayang-layang entah kemana. HAMIL satu kata yang terlintas di kepala Zahra.

"Haha nggak mungkin, nggak mungkin kan aku hamil, kamu nggak mungkin disini kan?" Tanya Zahra pada dirinya sendiri sambil memegang perutnya yang masih datar.

"Aku harus cek, tapi kalau beli testpack pasti nanti ketahuan orang, malu juga sih aku, apa aku harus ke rumah sakit? Kayaknya iya deh, hanya itu jalan satu-satunya buat aku. Semoga kamu nggak ada disini ya." Ucap Zahra sambil mengelus perutnya dan kemudian bersiap-siap menuju rumah sakit.

•••

Sedangkan di markas Aodra sedang dilanda kehebohan karena teriakan dari anak-anak Aodra yang sedang bermain game, dan lain-lain, sebagai contohnya ya, seperti ada yang makan, ada juga yang sedang menonton tv, dan ada juga yang tidur.

Tapi berbeda dengan Ken, dia sedang membayangkan betapa lezatnya memakan bakso di pagi menjelang siang ini.

"Than beliin gue bakso yang di deket taman, nih uangnya." Ucap Ken dengan mata tertutup dan melemparkan uang seratus ribuan kepada Nathan yang langsung ditangkapnya.

"Gue nih?" Tanya Nathan memastikan dan hanya dibalas deheman oleh Ken.

"Tumben bang?" Tanya Kevin heran.

"Pengen aja."

"Udah sana cepet beliin! Kembaliannya buat lo." Ucap Ken lagi dengan ngegas.

"Oke bos santai, yok wa!" Ucap Nathan sambil mengajak Dewa untuk ikut bersamanya.

Semakin lama Nathan dan Dewa semakin dekat, tapi tidak ada yang tau apa hubungan mereka.

"Se beliin gue bakpao!, nih." Ucap Ken dan melempar uangnya tepat diatas hp Sean yang sedang memainkan game bersama Angga dan Natan.

"Wih ada duit, tuyul gue berhasil nih nyolong duit orang." Ucap Sean sambil menggoyangkan uang seratus ribuan yang membuat gelak tawa dari teman-temannya

"Dari si bos itu." Ucap Damar salah satu anggota Aodra juga.

"Oh dari lo Ken, nape?" Tanya Sean sambil berdiri menuju Ken yang sedang duduk sambil menutup mata.

"Beliin gue bakpao sana!" Ucap Ken dengan nada tegas.

"Iye iye berape bungkus nih." Tanya Sean sambil mengibaskan uang yang berada ditangannya.

"Dua."

"Oke, tapi ni kembalian buat gue ye boskuhh yang baek hatihh." Ucap Sean alay ples lebay dan dibalas deheman oleh Ken

"Yes! thanks may buoss ku tersayangg muachh." Ucap Sean dengan girang dan berlari keluar dengan meloncat-loncat seperti orang gila, sampai-sampai semua anggota Aodra dibuat tertawa terbahak-bahak oleh ulah Sean.

"Ngga beliin gue es cendol, nih kembalian buat lo sama Natan." Ucap Ken yang membuat mereka semua melongo karena mendengar perkataan bosnya yang tak masuk akal.

"Oke bos, mane sini duitnye." Ucap Erlangga dengan mengambil uang seratus ribu dari tangan Ken.

"Yok Tan." Ajak Angga lalu pergi bersama Natan menuju penjual cendol.

•••

Zahra gelisah, ia sedang duduk mengantri di ruang tunggu dokter kandungan. Sepanjang perjalanan tadi banyak yang menetap dia dengan aneh.

Untung tadi sebelum berangkat ia pakai masker jadi tidak akan ada yang mengenalinya disini. Disini Zahra tidak sendiri, banyak ibu-ibu berperut besar yang sedang menatap dirinya jijik.

"Anak muda jaman sekarang pergaulannya liar banget ya buk." Ucap salah satu ibuk-ibuk berperut besar itu memulai ghibahannya.

"Iya bu masih muda udah hamil."

"Nggak malu apa sama kerudung."

"Iya, jadi orang kok murahan banget."

"Eh ibuk-ibuk jangan suka gibahin orang ya, saya aja masih muda udah ngisi, bisa jadi mbaknya nikah karena perjodohan kayak saya." Ucap salah satu wanita yang baru saja datang dengan suaminya.

Ibu-ibu itu pun langsung terdiam karena ucapan perempuan tadi.

"Suaminya mana mbak?" Tanya perempuan itu dan hanya dibalas gelengan oleh Zahra.

Perempuan itu pun terdiam, sepertinya dia paham akan perkataan Zahra tadi.

"Itu suaminya mbak?" Tanya Zahra dan dibalas dengan malas oleh perempuan tadi.

"Iya, gara-gara dia nih, si dedek jadi disini." Ucap perempuan itu sambil mengelus perutnya yang buncit. Saat ingin berbicara lagi ucapannya terpotong oleh perkataan suster yang memanggil nama Zahra.

"Nyonya Zahra." Panggil suster dari depan pintu dokter kandungan.

"Saya masuk dulu ya mbak." Ucap Zahra kepada perempuan tadi dan dibalas anggukan kepala serta senyuman manis.

•••

Zahra duduk di depan dokter kandungan dengan gugup, jantungnya berdetak tak karuan.

"Dengan...mbak Zahra?" Ucap dokter Anis bingung dengan data yang diberikan suster tadi, karena usia perempuan yang didepannya ini masih sangat muda 17 tahun.

"Iya, dokter, saya mau tanya kenapa ya dok kalau pagi atau malem saya suka mual terus sering pusing juga? Oh iya dok saya juga udah telat haid satu bulan, kenapa ya?" Tanya Zahra kepada dokter Anis sambil menurunkan maskernya.

"Udah coba pakai testpack mbak? Kalau belum, pakai ini." Tanya dokter Anis sambil menyodorkan testpack kearah Zahra dan hanya dibalas gelengan oleh Zahra lalu mengambil testpack itu dari tangan dokter Anis  dengan tangan gemetar. Dan berdiri mengikuti dokter Anis ke arah kamar mandi.

"Dicoba dulu ya." Ucap dokter Anis sembari tersenyum hangat.

"Iya dok." Ucap Zahra lalu masuk ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian Zahra keluar lalu menyodorkan testpack ke dokter Anis.

Dokter Anis pun tersenyum dan berkata....

-----------

26 November 2021

NOT MARRIEDWhere stories live. Discover now