#22

4.9K 639 56
                                    

2697, 5 jam.
Tolong uang parkirnya bestie.

Dengan kecepatan rata rata jendral mengemudikan mobil Lamborghini milik Ataya. Mencengkram setir mobil sangat kuat, ia mencoba memendam emosinya yg mungkin akan meledak. Sedangkan Ataya, gadis itu nampak biasa saja. Padahal sekarang ia sedang menantang maut, karena ulah ugal ugalan Jendral.

Dengan santainya Ataya mengambil pisau buah dan apel yg tadi ia bawa dari kondangan. Mengupasnya perlahan, memotongnya, lalu ia masukkan kedalam mulut. Santai sekali. Seperti tidak merasakan goncangan goncangan saat di tikungan tajam.

Chittt

"Aish." Rintih Ataya kala pisau tajam itu menggores tanganya.

Menoleh ke kanan, ia melihat jendral yg turun dari mobil. Sudah sampai rupanya. Beralih menatap ke depan, ia melihat dua kelompok remaja yg lumayan banyak tengah berseteru.

Ataya berdecak malas. Matanya melirik luka di tanganya yg mengeluarkan darah. Di dekatkanya luka itu di bibir, lalu ia jilati, sesekali menyesapnya rakus. Senyum tipis tersugih di bibir merahnya.

"Manis."

***

"Minggir woy!" Sentak jendral yg membuat semua orang menatap ke arahnya.

Mereka membukakan jalan untung jendral. Dapat di lihat tatapan berseri dari Tiko Cs, berbalik dengan tatapan Zidan yg mengejek.

"Bapak bossss!!!!!!!" Seru Pio sembari melambai lambaikan tanganya ke arah Jendral dengan senyum merekah.

Melirik sekilas ke arah Pio, jendral mendengus. Anak buahnya satu itu memang kadang malu-maluin. Namun jendral tidak bisa mengelak kalau laki laki manis itu satu satunya anak buahnya yg tidak aneh, atau Neko neko.

Memilih kembali melanjutkan jalanya, sampai di depan Zidan, ia berhenti. Menatap Zidan dari atas sampai bawah dengan alis menukik satu, tanganya ia masukkan ke saku.

"Ngk berubah."

Zidan hendak menyahut, tapi ia kantupkan kembali. Laki-laki itu menatap nyalang jendral yg masih memperhatikanya.

"Masih sama, bau dosa." Jendral tersenyum mengejek.

Menggeram tertahan, tangan kanan Zidan terkepal kuat. Menandakan ia sedang menahan emosi sekarang. Menghembuskan nafasnya sabar, Zidan mencoba tenang. Ia tau, seperti apa watak laki laki gila di depanya ini. Jangan sampai ia terbawa emosi, saat berdebat dengan jendral, Karena itu akan menjadi Boomerang tersendiri.

Balas menatap jendral, Zidan membalas senyum Jendral. "Kita sama sama bau dosa, Jendral. Dan kita bakalan masuk neraka bareng, kalo lo lupa."

Tanpa di duga, jendral menganggukan kepalanya mengerti. "Sama sama pendosa ya? Iya juga sih, soalnya kita sama bejatnya. Bukan begitu, Zidan Adipati Harian?"

"Zidan Adipati HERIAN goblok! Bukan Harian tolol! Lu ngk usah sok keren deh kalo ngomong aja masih suka typo!" Sentak Zidan yg sudah gregetan sendiri. Hilang sudah image coolnya.

"Oh begitu kah?" Tanya jendral dengan kepala mengangguk nganguk.

Tiko,Ferren,dan fernon menepuk jidatnya, tidak mengerti lagi dengan tingkah jendral yg ajaib. Sedangkan yg lainya hanya bisa terbengong mencerna percakapan keduanya yg terkesan sedikit aneh.

Namun hal ini bukan hal pertama kali, berapa waktu lalu saat mereka tawuran di depan kampus pun sebelum adu jotos ada adu bacot terlebih dahulu antara kedua dominan itu.

Biasanya sang anak buah yg akan beradu mulut, tetapi berbeda saat Jendral bertemu dengan Zidan. Seperti ada magnet adu mulut di antara mereka, tapi ada yg aneh. Percakapan mereka berdua sangatlah absurd dan melenceng kemana mana, berbeda dengan anak buah jendral yg adu bacot lebih sering ke ngejek mengejek.

[JENDRAL] Vakum.Where stories live. Discover now