#18

5.9K 531 10
                                    

•Part Membosankan.

Suasana Caffe milik jendral nampak sangat ramai nan penuh. Caffe yg berdiri baru 1 tahun lebih, nampaknya mampu memikat para pelanggan untuk singgah. Letaknya yg strategis, di pinggir jalan, dekat kebun teh, dengan udara yg sejuk, tempat yg bisa di bilang aestetik, dan tak lupa beragam makanan yg di sediakan sangatlah enak dan berharga miring.

Bisa di lihat para pelayan yg di dominasi laki laki tampan hilir mudik kesana kemari, nampak keteteran mengurus pelanggan yg membeludak karena sebagian pegawainya tengah menjalankan tugas dari Ferren. Sang pengurus inti bisnis mereka.

Di bagian pojok nampak ada dua gadis yg  tengah berfoto ria, siapa lagi kalau bukan Dea dan Ami. Sesekali Ami yg centil melirik lirik terang terangan ke arah para pelayan yg hilir mudik.

"Yallah ampun deh, aa nya cakep banget plissss." Ami menyangga dagunya di tangan, menatap ke arah meja depan yg tengah di layani laki laki tinggi, dengan wajah sedikit garang namun memiliki lesung pipi yg sesekali terlihat kala tersenyum ramah.

Dea yg dulunya tak pedulian kini geleng geleng kepala, "Wah wah ngk bisa ngk bisa, ini Caffe isinya cogan semua anjr. Mana yg dateng kebanyakan anak cewek,Fix mah ini tempat surganya buat cuci mata. Nyesel gue baru Nemu ni Caffe, kalo gitukan tiap hari gue ke sini."

"Nyari cogan ya??" Tanya Ami masih mengamati sekitar dengan antusias.

"Bukan. Mau numpang WiFi."

Ami mendelik, "Siala---anjeng! De! De! Anjr!" Pekik Ami tiba tiba dengan tangan yg menepuk nepuk bahu Dea tidak santai. Membuat gadis yg di tepuk menoleh malas.

"Apaan sih?"

Tangan Ami menunjuk nunjuk di depan sana, tepat di bagian dekat kasir. Dea pun mengamati dengan seksama objek yg di tuju Ami. Matanya memincing, memperjelas penglihatannya.

"Sumpah! Demi apa?! Itu anak ucul banget ngk ngotak anjeng! Ni jiwa jiwa fujo gue memberontak! Itu cowok gemoy banget anjrt kek Uke!" Pekik Ami antusias. Masih dengan mata yg memandang lekat ke arah laki laki mungil, berpipi chubby,dengan kulit putih, dan rambut halus berponinya yg akan bergoyang goyang kalau bergerak sedikitpun.

"Heh anjr istigfar lo! Tobat tobat! TAPI ITU IMUT BANGET NGK NGOTAK!" Dea sampai di buat melongo dengan laki laki yg jauh beberapa meter darinya.

Sialan, tubuh kecil yg di perkirakan masih duduk di bangku SMA itu sangat sangat ingin ia peluk. Rambut halusnya yg bergoyang goyang sangat ingin Ami dan Dea kuncir.

"Dahlah! Ngk kuat gue! Mau gue gebet pokoknya!" Antusias Ami.

Dea yg mendengarnya berdecak pelan, ia beralih memakan makanannya yg tadi ia pesan. Sebenarnya mereka berjanjian bertiga dengan Ataya, namun gadis itu tak kunjung datang. Jadilah mereka yg memesan makanan dan bergosip ria terlebih dahulu.

"Berita duka sore ini datang dari dunia hiburan tanah air, aktris berinisial V.A dikabarkan mengalami kecelakaan dan meregangkan nyawanya beserta sang suami. Kejadian ini terjadi pada..."

Dea mendongak, melihat berita yg baru saja di siarkan. Ia turut bersimpati atas kejadian itu, dan ia hanya bisa mendoakan yg terbaik bagi siapapun yg mungkin menjadi korban.

"Ya, semoga mereka di terima di sisi Tuhan. Kasian anaknya." Gumam Dea yg masih bisa di dengar Ami.

Ami menoleh, lalu matanya menatap ke arah pandang Dea. Matanya berubah sendu, ia sedikit meringis melihat mobil yg ringsek di bagian depannya.

"Miris bngt, entah kenapa Akir akir ini banyak kecelakaan. Kadang gue juga parno sendiri ngelihatnya." Ucap Ami, sembari menyuapkan makananya.

Mengangguk nganggukan kepalanya mengerti, mata gadis itu masih setia menatap televisi yg ada di Caffe dengan serius. Entah kenapa melihat berita itu ada sesuatu yg seakan memanggilnya, tiba tiba saja hatinya sedikit berdesir aneh saat melihat mobil yg ringsek.

[JENDRAL] Vakum.Where stories live. Discover now