|0 ≈ Prolog

84 23 7
                                    

Seorang gadis dengan tas abu-abu berjalan menyusuri koridor sekolah.

Bel pulang telah lama berbunyi dan ia baru saja pulang karena harus menyelesaikan piket kelas.

Earphone yang terpasang di telinganya membuat gadis itu tak menyadari datangnya bola berwarna oranye dari lapangan basket yang tak jauh dari tempatnya berada.

"Jenika, awas!" teriak seorang gadis jauh di belakang.

Gadis bernama lengkap Jenika Zamora itu terkejut dengan bola yang melewati wajahnya.

Gila! Itu hampir saja mengenai wajah cantiknya.

Baru saja ingin menghela napas lega ternyata bola itu kembali memantul dari tembok di sebelah dan berhasil mengenai lengan kirinya.

"ADUH!" jeritnya dan langsung melepaskan earphone-nya.

Jenika langsung menatap ke laki-laki yang sudah pasti pelakunya. Laki-laki itu masih mengenakan celana abu sekolahnya dengan kaos hitam tanpa seragam putihnya.

Seketika Jenika terdiam dengan jantung berdegup kencang. Jenika menatap lekat wajah tampan dengan buliran keringat di depannya.

Damn, he's so handsome.

"Sorry," ucap laki-laki itu setelah mengambil bola yang berada tak jauh dari kaki Jenika.

"Eh ... iya," jawab Jenika salah tingkah karena merasa sudah tertangkap basah mengagumi makhluk tampan di hadapannya.

Sedangkan laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya dan langsung berbalik menuju lapangan tanpa perlu berbasa-basi.

Setidaknya ia sudah mengatakan maaf bukan? Lagipula gadis itu terlihat baik-baik saja.

Cold abis, mana suaranya deep banget. Cowok begitu beneran nyata ya? Jenika terus membatin sambil menatapi punggung laki-laki itu dengan kagum.

"Heh! Lo gak papa, Jen?" tanya seorang gadis dengan napas yang tersengal-sengal.

"Gue sih okay, Pan. Cuman ini jantung gue abis ketemu dia gak sehat deh," jawab Jenika sambil memegang dadanya.

Gadis itu ikut menatap ke lapangan, tepatnya pada laki-laki yang tengah ditatap kagum oleh sahabatnya.

Fanira Saloka namanya dan Jenika lebih suka memanggilnya 'Papan', gadis yang tadi meneriaki Jenika.

"Love at the first sight, huh?" tanya gadis bermata sedikit sipit itu.

Oh astaga, apakah temannya ini benar jatuh cinta?

"Iya kayanya. Ini keren dan sekarang gue percaya cinta pandangan pertama itu nyata." Mata Jenika tampak berbinar.

"Idih, paling lo cuman kagum sesaat doang."

"Gak, Pan. Gue bakal buktiin kalau gue pasti bisa dapetin dia," tekad Jenika.

"Ya, ya. Lo perlu istirahat deh, halu banget. Sekarang ayo kita pulang." Fani hanya menanggapi dengan malas dan menghadap depan, lalu berjalan sambil mendorong punggung Jenika.

Tampaknya gadis itu enggan beranjak dari posisi menatapi laki-laki yang telah resmi menjadi mas crush-nya.

Gadis ber-tas abu-abu itu berdecak kesal, kenapa temannya itu tidak percaya sih?

"HEH COWOK! GUE PASTI BISA DAPETIN LO!" teriak Jenika setelah memutar kembali tubuhnya menghadap lapangan.

Fani yang mendengar teriakan sahabatnya itu tak habis pikir, benar-benar tidak ada malunya.

Sedangkan laki-laki yang Jenika maksud itu menghentikan dribbling-nya dan menatap ke arah perginya Jenika dengan aneh.

"Cewek freak."

🄼🄰🅂 🄲🅁🅄🅂🄷
𝙾𝚌𝚑𝚊𝚗𝚜07


"Cinta itu sederhana yang rumit itu kamu. Mencintaimu itu mudah, sulitnya bikin kamu balik cinta sama aku."

•-•-•-•-•-••-•-•-•-•-•
To be continue
•-•-•-•-•-••-•-•-•-•-•



Jenika Zamora as You

Jenika Zamora as You

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Next?

02-07-2022

Mas CrushWhere stories live. Discover now