Akhirnya Jungkook luluh juga akan rengekan Yeri, kemudian mereka pergi dari situ.

Lain halnya dengan Taehyung yang sedari tadi berlari sambil menunduk agar orang-orang tidak melihatnya menangis. Iya, dia menangis karena Jungkook.

Jadi Yeri itu?!

Taehyung mengingat saat Jungkook meninggalkan dirinya sendirian di taman rumah sakit karena seorang bernama Yeri.

Masa dia sudah taken?

Ah, sial. Mengapa ketika hati Taehyung terjatuh kepada seseorang malah akan menerima sakit seperti ini? Mereka berdua terlihat cukup dekat, pasti bukan hanya teman. Itulah yang Taehyung pikirkan.

"Brengsek hiks! Kalau hiks sudah punya pacar ya bilang! hiks..."

Peduli amat dengan keadaan sekitar, terserah orang-orang menganggapnya gila karena berteriak sambil menangis! Bagi Taehyung Jungkook itu benar-benar brengsek.

Kenapa dia seolah-olah memberikan harapan kepadanya? Kalau memang hanya ingin bermain-main ya jangan seperti itu! Taehyung pun punya hati, dan hati itu bukan mainan yang hanya diciptakan untuk dipermainkan.

Gawat, Taehyung sudah terlanjur jatuh dan mencintai Jungkook. Taehyung kembali menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya, sambil berjongkok.

"Tae?"

Taehyung menoleh saat merasakan ada yang menepuk bahunya, "Kak Hoseok?"

"Tae apa yang-- ASTAGA! Kau menangis?!"

Buru-buru Hoseok memeluk Taehyung yang sedang menangis, "Kak, hiks..."

"Sstt, aku disini." Ucapnya lembut sambil mengusap-usap bahu Taehyung yang bergerak.

Tentu saja Hoseok kaget karena melihat Taehyung yang sedang menangis sesenggukan itu. Padahal ia hanya lewat sebentar di taman ini agar bisa sampai ke apartemen Taehyung.

Hoseok melepas pelukannya saat melihat Taehyung yang sudah mereda tangisannya.

"Ada apa? Kenapa menangis, hm?"

Mendengar nada Hoseok yang begitu lembut membuat Taehyung ingin menangis lagi. "A-aku hanya--"

"Sudah, bagaimana kalau kita ke apartemenmu dulu? Masa kau mau menangis disini? Tuh dilihat anak kecil." Hoseok menunjuk kedua anak kecil yang sedang menatap heran ke arah Taehyung.

"Kak! hiks."

Hoseok tertawa kecil, "Iya, iya bercanda. Ayo sini, mau kugendong?"

"Aku bukan hiks, anak kecil!"

"Tapi tingkahmu masih seperti anak berumur 5 tahun, eh 2 tahun!"

"Kak!!"

Hoseok tertawa kencang, dia menggandeng tangan Taehyung lalu menariknya sambil berlari.

"Eh kenapa berlari?! Kak jangan cepat-cepat!"

"Agar sama seperti kau SMP dulu!" Teriak Hoseok sambil menengok ke arah Taehyung dengan senyuman cerahnya.

Ah, itu. Taehyung ikutan tertawa mengenang segelintir memori yang terlintas dibenaknya beberapa tahun yang lalu.

Memori menari dibawah hujan ketika Taehyung masih duduk di bangku SMP serta Namjoon dan Hoseok yang sudah kuliah.

Waktu itu sedang sore hari ditambah hujan yang begitu deras, Namjoon sudah marah-marah didepan karena jalannya Hoseok dan Taehyung begitu pelan seperti siput.

Bukannya menyusul Namjoon, Taehyung malah menarik Hoseok untuk menari-nari dibawah langit yang sedang mengguyur bumi dengan air hujannya.

"Ayo menari Kak!!"

"Hei! Yak--kalian berdua cepat! Aku sudah kebasahan kalian malah menari!"

"Ayolah Joon!"

Pada akhirnya Namjoon ikut-ikutan menari seperti halnya Hoseok dan Taehyung.

Dulu ketika Namjoon marah-marah adalah hal yang menyenangkan bagi Hoseok dan Taehyung, menganggu Namjoon juga merupakan kesenangan mereka.

Sedang asyik-asyiknya mengenang masa SMP, Taehyung malah tersandung batu yang berada tepat didepan kakinya. "Akh!"

Gara-gara Jungkook dan Yeri sialan!

Hati Taehyung malah memaki kedua orang itu padahal ia terjatuh karena mengingat hal yang lain, tapi ya bawaannya sebal saja.

Hoseok tertawa kencang kemudian membantu Taehyung yang terjatuh. "Jalan yang benar, dong."

"Ish! Kau kan yang menarik-narikku Kak!" Taehyung berteriak sebal.

Hoseok membersihkan lutut Taehyung yang kotor akan tanah dan sedikit memerah kemudian meniupnya pelan, "Rindu masakanku?"

Mata Taehyung berbinar-binar mendengar itu, "Tentu!"

Siapa yang tidak menyukai makanan Hoseok? Terakhir kali bertemu Hoseok saja sudah dua tahun yang lalu. Bagi Taehyung Kak Hoseok itu jago memasak selayaknya koki, dan Taehyung rindu akan itu semua.

"Makanya ayo!" Hoseok berjongkok lalu menyuruh Taehyung naik ke punggungnya.

"Terima kasih tumpangannya Kak." Taehyung tersenyum senang.

"Kau pikir gratis?! Bayar 10.000 won!"

"Kak!!" Taehyung memukul pelan bahu Hoseok.

Lagi-lagi mereka berdua tertawa karena beberapa candaan yang terlontar dari mulut keduanya. Sampai akhirnya Taehyung merasakan air yang jatuh ke pipinya.

"Eh? Hujan?" Taehyung menengadah ke atas langit yang memang sudah gerimis.

"Kak cepat! Hujan!"

Bukannya mempercepat jalannya, Hoseok malah memperlambat jalannya. "Biar saja! Biar kita sakit dan aku makin lama ada disini."

"Ju-ng Hoseok!" Teriak Taehyung terbata karena tertawa akan lelucon Hoseok barusan.

Aku tak tahu apa masalahmu, tapi aku harap kau jangan membuang air matamu untuk hal yang tak berguna, karena...

Hoseok tersenyum sambil menatap wajah cantik Taehyung. "Tae?"

"Iya Kak?" Saat ini keduanya sudah basah kuyup, padahal tinggal beberapa ratus meter lagi sudah sampai ke apartemen Taehyung.

"Jangan sampai kau menangis lagi seperti hujan ini, ya?"

Taehyung tersenyum sambil mengeratkan pelukannya kepada Hoseok, "Iya Kak."

Karena aku rasa kedepannya adalah saat-saat dimana kau berjuang sendirian, Tae.

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Refuser d'y Aller [KV]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon