WSIG | 34 - Beautiful Night

2.4K 421 39
                                    


Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya ..


•••

"Jadi .. aku dan Taeyong oppa bukanlah saudara kandung?" Tanya Rosé entah untuk yang kesekian kalinya, gadis itu bermonolog melihat pantulan dirinya di depan cermin begitu berantakan dan hancur.

Lelah menangis, tapi ia tak bisa menerima takdir menyakitkan ini. Ternyata keluarganya memiliki sebuah masa lalu yang begitu rumit, semuanya saling terhubung, semuanya saling terikat.

Seojun termenung di kuris kerjanya, menatap kosong ke arah tumpukan berkas di hadapannya hingga kemudian pandangan matanya teralih pada foto keluarga yang ia pajang di ruangan minimalis itu.

Matanya tertuju pada gadis berponi yang terlihat canggung saat tangan kekarnya merangkul pundak mungil itu, belum lama ini mereka sempat berfoto bersama mengganti foto lama dimana dulu hanya ada Rosé dan Taeyong disisinya.

Tanpa ia sadari satu tetes air mata jatuh begitu saja, menatap mata polos Lisa, melihat lengkungan kecil di bibir manis itu kenapa rasanya begitu sesak? Sejak pertama kali melihat Lisa hatinya menghangat, melihat gadis itu tersenyum dan memanggilnya ayah kenapa begitu membuatnya senang?

Lisa tak pantas menerima ini semua kan? Takdir terlalu kejam pada putrinya.

Drrrtt Drrtt Drttt

Fokusnya teralih pada benda pipih di atas nakas, tak ada niatan untuk mengangkat panggilan masuk itu tapi saat melihat siapa yang menghubungi nya seketika saja Seojun teramat bersemangat.

"Izin melapor tuan, nona Lisa sedang berada di sekitar area pantai bersama seorang pemuda." Ucap seorang pria dari sebrang sana.

"Apa dia baik-baik saja? Kirim bukti pada ku." Jawab Seojun datar.

Send picture*

Seojun mengamati foto yang baru saja anak buahnya kirim, tidak terlalu jelas memang tapi ia masih bisa memastikan bahwa itu putrinya. Meremas kuat ponselnya Seojun menjerit dalam hati. "Maafkan ayah mu ini nak, karena terlambat menyadari semuanya."

"Jaga dia, bawa kembali Lisaku tanpa luka kau mengerti?!" Titahnya mutlak.

"Laksanakan tuan!"

•••

"Kau tau Tae, hari ini aku menerima sebuah kejutan. Kejutan yang teramat besar!" Katanya riang, tanpa menatap lawan bicaranya.

"Benarkah? Kejutan apa?"

"Aku bertemu eomma! Aku memiliki keluarga seperti orang lain, aku memilikinya!!" Lisa memang mengatakannya dengan tawa dan rasa bahagianya, tapi hatinya sudah tak berasa lagi.

"Lisa---"

"Aku .. aku bukanlah anak kandung dari Minyoung eomma ..." Katanya dengan tangis, tangan mungilnya meremas kuat kaos yang Taehyung kenakan. Lisa tak bisa untuk berpura-pura kuat lagi! Ah Lisa tidak suka fakta yang satu ini. Dulu dia memang selalu mencari alasan mengapa Minyoung memperlakukan nya kasar tapi setelah tahu .. ia menyesal! Lisa ingin tuhan menghilangkan ingatan nya, ini terlalu menyakitkan.

"Hey, siapa yang mengatakannya hm? Dengar ya .. apapun yang terjadi dia tetaplah ibumu dan kau putrinya .. semuanya akan baik-baik saja kau mengerti?" Taehyung berusaha untuk terus menguatkan, karena ia tak ingin Lisanya semakin tenggelam dalam kesedihan.

"Kenapa Tuhan tidak pernah memberikan ku kesempatan untuk bahagia? Aku lelah dengan setiap masalah yang datang silih berganti setiap harinya. Aku lelah menjadi kuat dan membohongi diriku sendiri, aku lelah .." keluh Lisa, tangisnya mulai mereda tapi air mata seakan tanpa jeda terus menetes membasahi pipi chubby nya.

"Iya aku tahu, tapi sekali lagi kau harus kuat demi orang-orang yang saat ini mengharapkan kebahagiaan mu Lalice." Taehyung mengecup pucuk kepala kekasihnya lembut, menyalurkan betapa besarnya harapan ia agar Lisa bisa bertahan lebih lama lagi, sedikit lagi.

•••

Motor sport berwarna hitam milik Taehyung membelah jalanan kota Seoul yang kini mulai terlihat sepi, angin dingin masuk melalui celah kaos yang ia kenakan. Matanya menatap lamat tangan kurus yang kini tengah memeluknya erat.

Dinginnya angin malam tak lagi terasa menusuk, sungguh Taehyung tak pernah merasakan pelukan sehangat dan setulus ini dalam hidupnya. Ia tak pernah menyangka akan ada seseorang yang mau menerima segala kekurangannya, masuk ke dalam kehidupannya yang rumit dan membuat semuanya kembali terarah.

Lisa adalah sebuah cahaya, Lisa adalah bagian dari dirinya yang hilang, Lisa adalah kekuatan nya dan Lisa adalah hidup nya.

Semuanya baik-baik saja, kenangan indah terukir manis menjadi sebuah rangkaian memori di otaknya. Sepanjang jalan itu Taehyung tak bisa untuk berhenti tersenyum.

Hingga ...

TIINN TIINN

"TAEHYUNG! AWASS!!"

CIIIIITTTT

BRAK!!

Sebuah truk bermuatan melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan, semuanya mendadak menjadi semu. Manik hitam sepekat malam itu menangkap jelas benda besar yang menuju kearah mereka berdua, tak ada kesempatan untuk menghindari hingga akhirnya motor sport yang mereka tumpangi terseret dan terpental jauh.

Pelukan hangat Lisa masih terasa kuat di pinggangnya barusan, dan baru saja Taehyung membayangkan hal-hal manis yang akan mereka lakukan di esok hari dan selamanya.

Kini tangan kekasihnya sudah tak lagi memeluknya, kini tubuh kekarnya melayang jauh hingga membentur tiang listrik di sebrang sana. Darah segar keluar melalui mulut terbuka yang tak pernah berhenti bergumam "Lisa ..." Kekasihnya.

Tubuh kurusnya melayang bebas, Lisa tak bisa merasakan sakit yang pasti di tubuhnya karena semuanya terasa begitu hancur. Air mata menetes dari ekor matanya saat sebuah mobil lain dari samping menabrak tubuh lemas itu kencang.

BRAK!

BRUGH!

Taehyung menggeleng pelan, semuanya terekam jelas begitu mengerikan di depan matanya. Bagaimana tubuh sang kekasih begitu rapuh, bertubrukan dengan aspal. Tak terhitung lagi seberapa sakitnya itu.

"Bagaimana jika aku pergi?" Tangis bercampur cairan pekat itu menjadi satu, kata-kata lembut Lisa terngiang di telinganya hingga menghasilkan sebuah dengungan tajam.

"Bernyanyi lah untukku, Tae."

"Terima kasih telah datang."

"Ini adalah malam terindah yang takkan pernah aku lupakan!"

Taehyung bahkan tak sanggup untuk membuat tubuhnya sendiri bangkit, dalam jarak yang saat ini terbentang antara kedua pasangan itu. Mereka saling menatap satu sama lain dalam sebuah arti. "Bertahanlah dan terima kasih."

Manik bambi si gadis tertutup secara perlahan, dalam rintihannya Taehyung berteriak. "HEY! SAYANG BERTAHANLAH KAU SUDAH BERJANJI UNTUK ITU LISA! JANGAN TIDUR! KAU SUKA SAAT AKU BERNYANYI KAN? MAKA DENGARKANLAH INI DAN BUKA MATAMU!!" Jerit Taehyung mencoba membuka suara.

Tapi Lisanya tak kunjung membuka mata, detik berlalu manik itu semakin dalam tertutup. Poni tipis yang biasa menghiasi kening cantik itu kini tersamarkan oleh noda darah yang terus mengalir dari kepala si gadis.

"Kau berjanji untuk melihat butiran salju pertama bersama ku, tapi lihat ... Lisaku berbohong dan malah tertidur." Taehyung tak sekuat itu untuk terus mengoceh, matanya juga mulai terasa berat untuk terbuka.

Butiran salju turun perlahan menyentuh tubuh lemah kedua sejoli itu, bedanya adalah Taehyung yang masih bisa merasakan bagaimana dinginnya saat si putih menyentuh kulitnya tapi Lisa ... Gadis itu sudah sepenuhnya terlelap.

"Aku pulang .."

📌 Jum'at, 5 November 2021

Where Should I Go? [✓] | Taelice Where stories live. Discover now