BERKUNJUNG

6.1K 486 0
                                    

ENJOY READING 😤

Naufal berdecak kesal sudah hampir satu jam lamanya istrinya belum selesai selesai dandan, ia bangkit dari duduknya berjalan menuju kamarnya.

Ceklek

"Sayang lama banget sih,"

Stevani yang sedang bercermin pun menoleh sekilas kesuaminya,ia memutar bola mata malasnya.

"40 menit doang dibilang lama,"cibirnya.

"Terus kalau 40 menit kamu bilang cepet yang lama berapa jam?,"Naufal bersedekap dada menatap istrinya malas.

"Dua jam mungkin,"jawabnya acuh.

"Yaudah ayok udah selesai,"Stevani mengambil tas selempang nya dan berjalan menuju suaminya berdiri.

Naufal memperhatikan istrinya dari atas sampai bawah kembali lagi keatas, ia baru sadar kenapa istrinya terlihat lebih cantik kalau memakai dress selutut berwarna abu-abu ditambah polesan make up diwajahnya.

Naufal memperhatikan istrinya dari atas sampai bawah kembali lagi keatas, ia baru sadar kenapa istrinya terlihat lebih cantik kalau memakai dress selutut berwarna abu-abu ditambah polesan make up diwajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa cantik banget sih by,"Naufal berdecak kesal.

"Kenapa kalau aku cantik?,"

"Aku nggak suka kalau kita mau pergi kamu keliatan cantik, cantik kamu cuma buat aku ngerti nggak sih,"lelaki itu mengerucutkan bibirnya.

"Astaga aku cantik juga biar kamu nggak malu kalau kita jalan bersebelahan,"papar Stevani.

"Nggak, hapus makeup nya cuma pake lipblam aja,"pinta Naufal.

"Kok gitu, aku udah dandan dari tadi juga," protes Stevani berdecak kesal.

"Hapus by nanti kamu diliatin cowok cowok diluaran sana Lagi,"

"Terus kamu ganteng biar cewek-cewek pada ngeliatin kamu gitu," Naufal melotot mendengar itu.

Bukan itu yang ia maksud!

"Apa? aku cuma biasa aja tuh," elak Naufal menatap penampilannya.

"Biasanya kamu itu, bikin cewek cewek liatin kamu,"Stevani menatap jengah suaminya.

"Tapi aku cuma pake kemeja sama celana jeans doang,"

"Aku juga cuma pake dress doang,"

"Yaudah oke,ayo kita kerumah bunda dulu,"lelaki itu menggenggam tangan Stevani.

Sampai nya dirumah kediaman Leonard perempuan itu lantas keluar dari mobil meninggalkan Naufal dan berlari kecil menuju pintu utama.

"ASSALAMUALAIKUM BUNDA,"salam Stevani nampak sangat semangat.

Naufal yang melihat itu menggelengkan kepalanya lelaki itu mengikuti memasuki rumah mertuanya.

Hanna yang sedang membaca majalah sambil memakan kue kering mendengar salam dengan suara familiar pun menoleh.

Paruh baya tersebut tersenyum melihat putrinya datang lantas berdiri dan menyambut anaknya.

"Kangen Sangat sangat bunda,"Hanna mengelus punggung Stevani yang tengah memeluknya.

"Bunda lebih kangen tau, kamu sih jarang main kesini,"Stevani mengerucutkan bibirnya.

"Itu karena bunda pergi keluar negeri terus sama ayah,"

"Cuma tiga kali doang,"Hanna mencubit gemas pipi Stevani.

"Bunda buat kue kering kesukaan kamu dulu tuh dimeja,"

Mata Stevani berbinar kedua kakinya melangkah menuju meja tersebut mengambil toples berisi kue kering kesukaanya.

"Assalamualaikum bunda,"Naufal mencium punggung tangan mertuanya.

"Waalaikumsalam gimana kabarnya?,"

"Alhamdulillah baik,bunda sendiri gimana?,"

"Ya seperti yang kamu liat,"dua orang itu lantas melangkah duduk di sebelah Stevani yang asik memakan kue kering.

"Ayah kerja Bun?,"tanya stevani disela sela mengunyahnya.

"Enggak ayah kamu lagi bunda suruh kesupermarket,"jelasnya

"Ngapain?,"alis Naufal terangkat satu.

"Bunda suruh belanja bulanan,"Stevani tersedak mendengar itu padahal sudah sering ayahnya disuruh belanja tapi ia selalu kaget mendengarnya stevani langsung berlari menuju dapur mengambil minuman.

"Gimana, bunda kapan nih punya cucu,"goda Hanna menaiki turunkan alisnya.

"Bentar lagi,"Naufal mengulum senyumnya.

"Bentar laginya kapan dong kamu udah ngelakuin itu kan? Bunda sama ayah udah nggak sabar buat gendong cucu,"

"Bentar lagi bun,"

"Bentar laginya kapan,"

"Aku pengen nasi goreng,"celetuk Stevani duduk di pangkuan Naufal menenggelamkan wajahnya di leher suaminya tanpa malu terhadap bundanya.

"Kamu itu sayang tiba tiba pengen nasi goreng ngidam ya,"Hanna terkekeh.

"Iya kayanya Bun,"jawab Naufal.

"Hah,"

"Anak bunda lagi hamil tau,"stevani menoleh ke arah Hanna.

"Anak ayah hamil,"celetuk Leon pria paruh baya datang dengan dua kantong belanjaan dimasing-masing tanganya.

"Iya,"jawab Naufal stevani bersamaan.

Leon dan hanna saling tatap.

"Bener?,"

"Iya bunda ayah,"keduanya kembali menjawab bersamaan.

"Sayang kamu beneran hamil nggak bohong kan,"wanita paruh baya itu belum percaya bahwa anaknya sedang hamil.

"Iya bunda, Orang waktu itu Stevani jatuh dari motor eh malah diceramahi sama dokter nya nggak boleh sering naik motor soalnya kehamilan masih rentan keguguran gitu,"jelas stevani turun dari pangkuan suaminya.

"Alhamdulillah, ayah bentar lagi punya cucu dong,"Leon langsung memeluk tubuh Stevani yang langsung dibalas pelukan tak kalah erat.

"Iya Stevani juga nggak nyangka tau,"

"Naufal mama papa kamu udah dikasih tau?,"tanya Leon pada menantunya itu.

"Habis dari sini yah nanti kesana,"jawab Naufal.

"By, ke mamanya jangan lama lama ya habis itu kita kemall, pengen beli sepatu." Ujar Stevani menoleh ke arah Naufal.

Naufal menggangguk sebagai jawaban.

"Bund, kita mau langsung pergi aja."

"Loh kok cepet sih bunda lagi kangen sama putri bunda yang nakal ini lho padahal."

"Ihh.. bunda Stevani nggak nakal ya." Elak Stevani tak terima dengan ucapan bundanya itu.

"Iya iya nggak nakal." Hanna tersenyum tipis mengelus rambut Stevani, lalu menatap Naufal.

"Jagain putri bunda ya Fal, kalau nakal jewer aja telinga nya." Naufal tertawa pelan mendengar penuturan mertuanya.

"Bunda, udah dibilang Stevani nggak nakal bund."

Hanna tertawa melihat wajah putri nya yang kesal.

"Nggak nakal tapi ceroboh." Celetuk Leon membuat semua tertawa terkecuali Stevani.

"Bunda ayah kita pamit pulang."ujar Naufal lalu menyalimi kedua tangan mertuanya, Stevani menyalimi kedua orangtuanya lalu memeluk satu persatu Leon dan Hanna.

"Baik-baik bunda, ayah juga ya. Nanti kita main lagi." Stevani melambaikan tangannya lalu pergi berjalan menuju pintu utama.

To be continue..

my teacher my husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang