32.

267 53 3
                                    

•Happy Reading•

•••

"Tetap bertahan Na

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tetap bertahan Na.. Aku mohon...."

Disinilah Jay sekarang. Berada di lorong rumah sakit, di depan ruang ICU. Saat tiba di rumah sakit, Anna langsung di bawa ke ruang ICU dan segara mendapatkan perawatan. Sampai sekarang, belum ada orang yang keluar dan memberiakan kabar kepada Jay.

"Harusnya Aku ga ngajak Kamu keluar Na..." Lirih Jay

Pria itu jatuh terduduk, meringkuk di dekat pintu ruangan ICU. Jay memukul kepalanya sendiri, menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi pada Anna.

Jika Ia tidak mengajak Anna untuk jalan tadi, mungkin Anna masih tersenyum sekarang. Jika Ia membelikan Ice Cream di kedai yang sama, Anna pasti sedang tersenyum dan memakan ice creamnya sekarang.

"JAY!"

Derap langkah kaki memenuhi lorong. Yeonjun dan Jungwon berlari menghampiri Jay dengan wajah super panik. Melihat Jay yang terduduk di lantai, hati Yeonjun menjadi semakin kalut. Ia sangat mengkhawatirkan adik kecilnya.

"Gimana Anna?! Dimana dia?! Tanya Yeonjun panik

"Masih di dalam. Dokter belum keluar" jawab Jay lemah

Selang beberapa detik, derapan langkah kaki kembali terdengar. Jemes dan Nara berlari menghampiri mereka. Wajah mereka berdua juga sama paniknya.

"Jay, gimana Anna?!" Tanya Nara

"Dokter belum keluar Bunda..." Lirih Jay

"Tadi pas Jay nyebrang jalan, ada truk yang tiba-tiba lewat. Jay ga sadar. Anna lari ke arah Jay, dan..." Jay tidak mampu menyelesaikan kalimatnya. Pria itu kembali menunduk dan menangis.

"Tubuh Anna penuh darah Bunda... Jay takut..." Tangis Pria itu.

Yeonjun yang mendengar hal itu mendadak lemas, air mata mulai mengalir jatuh ke pipinya. Yeonjun semakin takut. Bagaimana jika sesuatu yang buruk akan menimpa adik kesayangannya itu.

Jungwon yang berdiri di belakang terdiam. Menatap pintu ruang ICU nanar. Bagaimana bisa, Gadis yang tadi pagi masih menyapa dan tersenyum padanya, kini sedang berjuang untuk bertahan hidup di dalam sana. Jungwon juga menangis, meskipun tanpa suara.

Nara ikut menangis. Wanita itu memeluk putra tertuanya, mencoba menenangkannya. Jemes yang berdiri di samping Sang Istri ikut terdiam, menatap iba. Ia ikut merasa prihatin dengan apa yang terjadi sekarang.

Harusnya Anna sedang tersenyum sekarang. Gadis itu harusnya bertunangan malam ini. Tapi, takdir berkata lain. Anna harus berjuang untuk tetap hidup. Takdir yang cukup buruk untuk wanita sebaik dirinya.

"Tuhan, jangan panggil Anna terlalu cepat... Aku mohon..."

•••

"Bagaimana Dok? Bagaimana keadaan Anak Saya?"

Zig-Zag • Jay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang