Chapter 2

2K 217 11
                                    

Skip di Pelabuhan

Aku, Luffy, dan Ace terkejut melihat Sabo yang sudah ditembak oleh tenryuubito sampai rakitnya meledak.

"SABO!!!" pekik mereka berdua.

Aku tanpa basa basi langsung menggendong Ace dan Luffy menjauh dari pelabuhan untuk menghindari tenryuubito itu.

"NEE-CHAN, KENAPA KITA MENINGGALKAN SABO?! AYO TOLONG DIA!" pekik Ace.

"NEE, CEPAT TOLONG SABO! DIA AKN TENGGELAM!" teriak Luffy.

Aku tidak mendengarkan mereka dan masih berlari ke atas bukit untuk memberitahu Dadan. Aku menahan tangisku agar tidak terlihat lemah didepan Ace dan Luffy.

Ketika sudah sampai di rumah bandit gunung, aku langsung masuk ke rumah dan berteriak.

"DADAN-SAN" panggilku.

"Ada apa (namamu)? Kau terlihat buru buru sekali"

"Sabo sudah mati ditembak oleh tenryuubito, tolong ikat Ace di pohon agar dia tidak bertindak gegabah" ucapku sambil memberikan Ace yang sudah tertidur kepada Dadan.

"Aku akan merawat Luffy dulu, tolong ya Dadan-san" ucapku lagi.

"Tenang saja (namamu), serahkan padaku. Aku akan mengikat anak ini dengan kuat" ucap Dadan sambil mengikat Ace.

Aku masuk ke dalam kamar lalu membaringkan tubuh Luffy yang masih gemetar, padahal dia sudah tertidur. Aku memangku kepala Luffy di pahaku dan mengusap surai hitamnya.

"Maafkan aku Luffy...seharusnya aku masih bisa menyelamatkan Sabo, tapi aku lupa kalau ada scene itu disini..." "Tapi untung saja dia akan ditolong oleh ayahmu itu, jadi aku tidak khawatir kehilangan adikku lagi" gumamku pelan.

Luffy terbangun dari tidurnya, lalu menatapku.

"Nee-chan, Sabo dimana? Aku bermimpi dia ditembak oleh para bangsawan di Pelabuhan..." ucap Luffy pelan.

Aku sangat tidak tahan melihat Luffy yang seperti ini, aku langsung menarik Luffy kedalam pelukanku.

"Maaf Luffy, maafkan nee-chan. Nee-chan tidak bisa melindungi Sabo dari tembakan itu, maaf" ucapku sambil memeluk Luffy erat.

"Hiks...Sabo.." tangis Luffy di pelukanku.

"Tidurlah lagi Luffy, nee-chan ingin melihat keadaan Ace dulu" ucapku lembut.

Luffy menggeleng lemas.

"Aku tidak ingin tidur, nee-chan" ucap Luffy.

"Kalau kau mau tidur, besok nee-chan akan memberikan jatah daging nee-chan untukmu. Bagaimana?" usulku padanya.

"Hontōu? Yattaaa! Kalu begitu aku tidur ya, nee-chan juga harus beristirahat. Selamat malam"

Luffy secara tidak sadar pun tertidur diatas futon milik Sabo. Dan yah, dia sudah menangis dari sore hingga malam.

"Nah, sekarang aku akan menjenguk adikku yang satu lagi" batinku.

Aku berdiri lalu keluar dari rumah untuk mencari Ace yang ternyata sudah tidak diikat lagi, aku pergi ke tempat biasa mereka berkumpul. Ya, di tebing paling atas di bukit ini. Aku menemukan Ace yang sedang membaca surat, dan aku yakit surat itu adalah surat yang dibuat oleh Sabo sebelum dia berlayar.

"A-chan? Apa kau baik baik saja?" tanyaku.

Hm, aku biasanya memanggil Ace dengan panggilan A-chan karena itu lucu.

"Ya." ucapnya dingin.

Aku langsung memeluk Ace dari belakang.
"Maafkan nee-chan...nee-chan tidak bisa menolong Sabo, maaf..." "Menangislah A-chan, nee-chan selalu ada di sampingmu. Maaf nee-chan sudah menahan dirimu yang ingin menolong Sabo, tapi nee-chan tidak ingin kehilangan adik nee-chan untuk kedua kalinya"

One Piece x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang