Part 35 [END]

3.8K 207 15
                                    

Venus memakai dress yang sangat cantik. Ia memakai riasan tipis.

Neptunus menggandeng lengan Venus, ia memasuki lift menuju lantai atas dimana restoran mewah itu berada.

Dengan mata berbinar Venus menatap kagum restoran yang sangat cantik. Sepertinya Neptunus menyewa restoran itu hanyak untuk mereka. Pasalnya tidak ada orang lagi selain para pekerja dari restoran.

Bak ratu, Venus di tuntun menuju meja yang akan menjadi tempatnya duduk bersama Neptunus. Laki-laki itu menarik kursi dan mempersilakan istrinya untuk duduk. Di tengah meja terdapat Vas bunga yang di dalamnya berdiri tegak bunga mawar merah.

Alunan musik romantis mulai terdengar. Sajian makanan mahal dan mewah itu sedikit demi sedikit di hantarkan.

Venus dan Neptunus menikmati hidangan terlebih dahulu.

Setelahnya mereka berdansa. Sebelum mulai berdansa Neptunus mengucapkan beberapa patah kata.

Laki-laki itu menyelipkan rambut Venus yang berantakan terkena embusan angin.

"Kamu Venus. Dan kamu selalu berada di pelukanku. Sampai kapanpun, Venus hanya untuk Neptunus. I love you, Venus. Istriku." Neptunus mencium hidung Venus dengan sayang.

"I love you too. Suamiku."

Di sela-sela dansa mereka, Venus kembali berucap, "Kamu inget pas dulu aku SD pernah bilang mau nikah sama kamu dan kamu jawab iya."

Neptunus kembali mengingat kejadian masalalu, "Emm. Inget."

"Pasti lupa kan?" Rajuknya.

"Inget kok. Yang kamu tiba-tiba lari samperin saya kan. Dari kecil kamu pinter gombal ya." Jawab Neptunus sambil tertawa kecil.

"Tapi jadi kenyataan, kamu beneran nikahin aku." Gadis itu menatap Neptunus serius.

Neptunus mengangguk, "Karena kamu mau nerima saya. Jadinya, kita bisa bersatu. Makasih Venus, makasih udah mau nerima saya."

Venus menatap suaminya dengan tatapan terharu lalu memberhentikan dansa dan langsung menghambur ke pelukan Neptunus.

Sampai tengah malam tiba, acara mereka baru selesai. Venus dengan wajah semringah terus memeluk lengan Neptunus sampai di depan pintu kamar mereka.

Gadis itu berlari ke arah balkon, padahal udara sangat dingin. Dengan baju tipis ia kedinginan sekaligus menikmati pemandangan malam di pantai.

Neptunus memeluk Venus dari belakang dan mencium leher istrinya.

"Nggak dingin?"

"Dingin. Tapi indah." Sahutnya dengan mata tertutup.

Neptunus mencium bibir Venus dan mata gadis itu terbuka lebar.

"Kamu pencuri." Ucapnya yang menutup bibirnya.

Neptunus mendekat dan berbisik, "Aku emang pencuri." Laki-laki itu tersenyum smirk dan langsung menggendong Venus.

Dengan perlahan Neptunus menurunkan Venus di atas kasur. Laki-laki itu membuka perlahan dress yang dipakai Venus. Mereka memulai permainannya.

***

"Sayang. Bangun. Ayuk ke pantai." Venus menggoyang-goyangkan lengan suaminya agar terbangun. Gadis itu sudah berpakaian santai untuk pergi ke pantai.

Neptunus menggeliat dan menarik Venus kedalam pelukannya, "Masih pagi. Dingin. Kamu nggak takut sama angin pantai?" Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nggak usah ngaco. Aku liat pantai udah rame."

"Kamu nggak capek? Nggak ngantuk?"

Venus menggeleng, "Nggak. Aku mau kepantai."

Neptunus kembali memejamkan matanya, gadis itu menarik hidung mancung Neptunus agar laki-laki itu terbangun.

"Cepetan! Atau kamu mau malem ini tidur pisah kamar?"

Neptunus segera bangkit dari tidurnya, laki-laki itu bergegas menuju kamar mandi.

Venus tertawa kencang, tingkah Neptunus sangat lucu.

Akhirnya mereka tiba di pantai. Venus bersorak senang. Ia berlarian menapaki pasir putih itu.

"OM SUAMI! KEJAR AKU!" Teriaknya pada Neptunus yang memakai kacamata hitam dan hanya duduk memandang pantai di depannya.

Laki-laki itu berdiri dan segera berlari mengejar istrinya. Tidak butuh waktu lama ia segera mendapatkan Venus.

Gadis itu tertawa bahagia di pelukan Neptunus.

"Berenang boleh?" tanya gadis itu ragu.

"Nanti ada hiu." Sahut Neptunus tenang.

Venus mencubit perut suaminya hingga Neptunus mengaduh kesakitan, "Kamu kayak lagi bohongin bocil aja. Nyebelin."

"Maaf sayang. Kamu liat disana?" tunjuk nya pada remaja laki-laki yang sedang berenang, "Dia lebih bahaya dari hiu. Saya nggak mau istri saya di liatin para hiu berkedok buaya."

"Hah? Apa? Jadi, buaya apa hiu yang serem?" tanya gadis itu heran.

"Emmm... Buaya+hiu." Jawabnya yang langsung menggelitiki perut Venus membuat gadis itu menghindar dan berlari dari kejaran Neptunus.

"Hosh, hosh... Udah Om. Aku capek. Calon anak mu capek." Ucapnya yang terduduk lemas di pasir. Gadis itu mengusap perutnya.

"Capek apa laper?" tanya Neptunus, laki-laki itu berdiri di hadapan Venus membuat sinar matahari terhalang oleh tubuhnya yang tinggi.

Venus menyengir lebar, "Laper."

Segera gadis itu bangkit dan meloncat ke punggung Neptunus.

Venus menepuk pundak Neptunus, "Sepiiii.... GO!" ucapnya yang kemudian Neptunus berlari sambil menggendong Venus di punggungnya.

"Saat kita ke pantai lagi. Udah bersama anak kita, di punggung aku bukan kamu lagi. Tetapi, anak kita. Aku... Menunggu momen itu."

TAMAT


Alhamdulillah, cerita Venus sudah tamat. Mau sedikit cerita... Di cerita Venus itu udah beberapa kali aku ubah alur ceritanya. Menurut aku, di cerita ini lebih sulit buat ngebayangin. Karena aku bukan tipe orang yang romantis jadi agak susah buat bayangin hal-hal romantis. Maaf banget kalau kurang feelnya, dari segi penulisan, alur dan seluruh cerita utuh ini author minta maaf karena banyak kekurangan. Di cerita yang akan datang semoga lebih baik lagi. Karena aku juga masih belajar dan terus belajar.

Semoga kalian menikmati setiap karyaku.

Terima kasih

💓

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang