Part 3

2.4K 223 1
                                    

"Cepet elah! Lama banget." Sebal Beby menarik lengan Venus paksa.

"Sabar dong." Balasnya dengan sebal juga.

Masalahnya dari tadi bel pulang, bukannya segera bergegas Venus malah berdiri di tengah lapangan.

Pas di tanya sama Beby lagi ngapain, Venus jawab...

"Indahnya cahaya yang menyinari kulitku. Nikmatnya angin yang menggerakkan rambutku."

Beby langsung mendengus kasar.

"Mau kemana kita hari ini?" tanya Venus dengan senyum menyebalkan.

"Ke jurang!"

"Kemana?" tanyanya lagi dengan semangat.

"Ke jurang!"

"Hore! Hore!" jawab Venus menirukan kartun yang menampilkan anak kecil berponi.

Venus dan Beby berjalan ke kafe Mirror yang tidak jauh dari sekolahnya.

Beby sudah mengajak Venus duduk di meja yang dekat jendela. Lantas ia memanggil Waitress.

"Mbak, pesen ramen sama takoyaki."

Beby melirik Venus, "Lo mau apa?"

"Samain aja," jawab Venus.

"Samain ya mbak. Minumnya jus jeruk sama air putih aja tambahin batu esnya." Kata Beby sambil tersenyum ramah. Si mbaknya merespon dengan ramah juga.

Venus menopang dagunya melihat pria dewasa yang sedang meminum kopi di meja yang agak jauh dari meja Venus dan Beby.

"Om Nunu gue apa kabar ya?" ujarnya lesu.

Beby melirik Venus, "Udah nikah kali." Celetuknya.

'Brak'

Dengan refleks Venus menggebrak meja.
Pelanggan yang lain melihat ke arah mejanya.

Beby melotot melihat kelakuan Venus.

"Lo sih ngapain bilang gitu segala!" kesal Venus dengan suara yang di kecilkan.

Venus menghela nafas berat.

"Om Nunu kan janji mau nikahin gue," ujarnya dengan wajah sedih.

Beby mengusap bahu Venus, "Kalau jodoh gak akan kemana."

Venus mengangguk semangat.

Pesanan mereka akhirnya tiba. Beby dan Venus mengucapkan terima kasih lalu ia melahap makanan di depannya.

•••

Venus pulang kerumah setelah dari kafe Mirror.

Ia membuka pintu rumahnya. Riga langsung berlari ke arah Venus sambil menengadahkan tangannya.

Venus menatap tangan Riga bingung.
Dengan cengiran lebarnya Riga masih menengadahkan tangan di depan Venus.

Setelah teringat kembali akan janjinya, Venus gelagapan.

Venus berjongkok menyamakan tingginya dengan Riga.
Ia mengusap kepala adiknya.

"Tadi kakak mau beli tapi tokonya tutup. Besok aja gimana?" tawar Venus selembut mungkin.

Riga nampak kecewa, bibirnya kini melengkung ke bawah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jangan nangis. Laki-laki gak boleh cengeng."

"Huaaaaa Mamaaaaa! Tadi pagi kak Cia cubit pipi Liga." Adu nya sambil berlari ke dapur memeluk kaki Megan yang sedang memasak.

Venus ikut mengejar adiknya itu. Megan sudah menatap tajam Venus.

Venus memberikan cengirannya, "Boleh cubit lagi gak?" ucapnya gemas sambil menatap Riga yang masih memeluk kaki Megan.

Megan menenangkan Riga. Ia mengusap kepala anaknya.

"Anak Mama masa cengeng sih." Kata Megan yang sudah berjongkok, ia mengusap air mata anaknya.

Riga berhenti menangis.

"Sekarang kamu main sama Kak Regu yaaa."

Riga pun mengangguk menurut, ia berlari ke arah Regu yang sedang bermain robot-robotan.

Megan menatap Venus, "Kamu salin, abis itu makan."

Venus mengacungkan jempolnya tinggi. Lantas ia berlari kecil ke arah kamarnya.

Venus membanting tubuhnya dikasur Queen size miliknya.
Ia menghela nafas panjang.

Ia memegang dadanya, "Rindu ini sudah menumpuk. Akankah aku kuat?" ujarnya dengan wajah dramatis.

Lantas ia bangun dan berdiri di depan cermin besar.

Venus mengulurkan tangannya di depan cermin, "Maukah kau menikah denganku?"

Kemudian, ia tersenyum malu-malu.
Dan teriak gemas.

"Om Nunu, kutunggu lamaran mu!" ujarnya riang.

Lantas ia duduk di tepi ranjang dan meraih Handphone nya yang tertidur di kasur. Ia mulai membuka-buka media sosialnya.

Berjam-jam ia asyik bermain ponsel. Tidak ingat jika Mama nya menunggu dirinya turun untuk makan.

"HAH!" Teriaknya terkejut sambil melempar Hp-nya ke kasur.

"Barusan apa?" monolognya masih terkejut.

Ia kembali meraih Hp-nya dan melihat foto yang barusan membuatnya terkejut.

"Om Nunu?"

"Kenapa foto berdua sama cewek. Cantik banget lagi!" kesalnya.

Ia mulai men-stalk akun Brianna yang memposting fotonya bersama Neptunus.

"Tunggu..."

"Model?"

Venus semakin terkejut atas kenyataan itu. Ia ingat dulu tante Ivy nya pernah celetuk jika Neptunus pacaran sudah lama dengan Anna. Venus baru sadar Anna itu Brianna Callista, model terkenal blasteran indo-jerman.

Venus menghela nafas berat.

Ia tiduran di kasur sambil menendang-nendang kakinya dengan kesal.

"AAAAAAAAAAAAA!!! OM NUNU JAHAT!" Teriaknya menggema di seisi kamar.

Ia memegang dadanya, "Sedih banget, sengaja di kosongin buat Om Nunu. Tapi sekarang rasanya retak hatiku...."

"CIAAAAA!!!" teriak Megan.

Venus masih diam meratapi kepatahan hatinya.

"VENUS!"

"ANAKNYA GEMA!!!"

"TURUN! MAKAN SEKARANG!"

Buru-buru Venus duduk dengan tegak, "Teriakan Mama nambahin keretakan hatiku aja." Katanya dengan lesu.

"IYAAAAA MA! ANAKMU YANG CANTIK SEGERA MELUNCUR."

Dengan langkah lunglai Venus berjalan menuruni tangga. Ia menghampiri Mama nya yang sudah berada di meja makan bersama kedua adiknya. Dan juga sudah ada Papa nya yang baru pulang kerja.


💅

Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang