Part 27

1.9K 168 5
                                    

"Nanti pulangnya saya jemput." Ucap Neptunus yang duduk di tepi kasur sambil menunggu Venus yang sedang bersiap.

Setelah Venus sudah rapih dengan seragamnya, gadis itu berdiri di depan Neptunus dan merapihkan rambut suaminya.

"Kamu berdiri, biar aku pakein dasinya."

Neptunus memang menunggu dipakaikan dasi oleh Venus. Laki-laki itu segera berdiri. Venus berjingjit dan dengan cekatan memakaikan dasi di leher suaminya itu.

"Suami siapa sih, ganteng banget." Ujarnya yang memeluk Neptunus dan mendusel di dada bidangnya.

Neptunus malah tertawa, "Istri siapa sih cantik banget." Sahutnya sambil mencubit pipi Venus.

"Kita langsung pindah ke apartemen sore nanti." Cetus Neptunus. Laki-laki itu menunggu reaksi Venus.

Venus nampak terdiam sebelum menjawab, "Oke!"

Mereka berdua sudah rapih dengan seragamnya masing-masing. Kemudian, keluar bersama menghampiri Megan dan Gema di meja makan. Mereka sarapan bersama.

"Makannya nambah, Nu. Jangan malu-malu." Kata Megan sembari mengambil lauk pauk lagi untuk Gema.

"Iya, Ma." Sahutnya pelan.

Venus menyikut lengan Neptunus, "Kamu gemes sih malu-malu kucing gitu."

Maklum saja Neptunus masih belajar beradaptasi di keluarga Venus. Apalagi umur orang tua Venus tidak berjarak cukup jauh. Sedikit canggung, memang. Namun, Neptunus harus mulai terbiasa karena sekarang orang tua Venus juga orangtuanya.

Pasangan baru yang selesai sarapan itu, kini mulai memasuki mobil dan melaju ke tempat tujuan masing-masing.

Neptunus memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Venus.

"Aku sekolah dulu ya." Pamitnya sembari mencium punggung tangan Neptunus.

Dan Neptunus mencium pucuk kepala Venus lalu mencium hidung mungil gadis itu.

"Semangat belajarnya." Ucap Neptunus dengan senyuman yang tercetak di wajah tampannya.

Gadis itu keluar dan melambaikan tangannya pada Neptunus yang kemudian mulai melajukan kembali mobilnya menuju kantor.

Venus menarik napas dalam-dalam saat masuk kedalam lingkungan sekolah. Gadis itu tersenyum cerah sambil menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya.

"CIAAAA!"

Teriakan siapa lagi kalau bukan Beby. Gadis itu menubruk punggung Venus dan memeluk nya dari samping.

"Akhirnya lo sekolah juga. Gue kangen." Ungkapnya dengan nada sedih.

"Ululuuuuuuu cayang." Venus menggandeng lengan Beby sambil berjalan menuju kelasnya.

***

"Lo tau anak kepala sekolah yang sekolahnya di sekolah lain?" ujar Sela heboh. Venus dan Beby yang mendengarnya sontak menoleh.

Sela yang mengajak ngobrol temannya itu mendapat reaksi heboh juga.

"Apa, siapa, kenapa emang dia?" Sahut Lila.

Beby geleng-geleng kepala sambil ikut menimbrung, "Heboh banget."

Sela menoleh ke arah Beby dan Venus yang berada disampingnya, "Anak kepala sekolah cuy."

Sela menatap mereka secara bergantian, "Ganteng banget katanya. Dia lagi ada diruangan bapaknya."

Venus enggan mendengar lebih lanjut tentang ketampanan laki-laki lain, menurutnya hanya Neptunus laki-laki tertampan di dunia ini.

Sedangkan Beby masih ikut menimbrung untuk mendengar lebih lanjut berita yang dibawa Sela.

"Dia anak kelas dua SMA Gelora. Tapi yang aneh, kenapa dia nggak sekolah disini. Padahal, temen2nya banyak lho yang sekolah disini." Ucap Sela yang juga bingung.

Lila memikirkan jawaban yang tepat sampai akhirnya ia menemukannya, "Mungkin dia berpetualang."

"Huuuh! Bolang kali ah." Sahut Beby sebal.

Sampai tiba-tiba kantin riuh dengan datangnya anak kelas dua yang berseragam sekolah lain itu.

Sontak mereka menoleh dan benar saja anak laki-laki itu memang tampan. Tetapi, lebih terkesan tebar pesona.

Semakin dilihat laki-laki itu tersenyum ke arah mereka. Kemudian, berjalan mendekat.

"Halo, Kakak kelas kece!" Sapanya sambil tersenyum manis.

Sela, Beby, serta Lila mendadak terdiam kaku sedangkan Venus masih santai melahap baksonya.

"Gue duduk ya, Kak?" ijinnya yang diberi anggukan oleh ketiganya.

"Gue Romeo?" Laki-laki itu mengulurkan tangan di depan para gadis itu yang dibalas dengan nama masing-masing.

Romeo menopang dagunya sambil menatap Venus yang mengacuhkannya.

"Kalian tau kenapa gue disini?"

"Ketemu bapak lo kan?" jawab Beby spontan.

Laki-laki itu mengangguk, "Iya, tapi ada yang lebih penting dari itu. Gue...," ia menatap Venus di depannya, "Lagi berpetualang mencari Juliet."

"Ha?" Spontan Beby melotot menatap adik kelasnya itu, "Ngaco."

Romeo semakin tersenyum lebar, "Itu misi gue, Kak. Kayaknya aroma-aroma Juliet udah ada di depan mata." Laki-laki itu menatap Venus lekat saat Venus menatap nya balik Romeo mengedipkan matanya.

Venus menganga tidak percaya, ia menatap Romeo yang bangun dan ngacir ke meja perempuan lain.

"Gila." Kata Venus sambil geleng-geleng kepala.

Tidak teras jam istirahat selesai gadis itu kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran dan menunggu bel pulang berdering.

Venus menyenggol Beby yang mengantuk, "Rekomendasi tempat liburan yang aduhai dong." Kata gadis itu semringah.

Beby langsung melotot dan berbicara pelan tapi di tekan, "Lo mau honeymoon?"

Venus mengangguk kemudian menggeleng, "Ngga tau juga deh, Om Nunu belum bicara masalah honeymoon."

Beby yang mengantuk sekarang menjadi semangat mendapatkan topik pembicaraan di sela-sela keletihan pelajaran.

"Bali?" usul Beby.

"Selain kesana?"

"Paris?"

"Selain itu?"

Beby nampak berpikir sejenak, "Jepang?"

"Gue nanya Om Nunu dulu. Kali apa dia ajak gue keluar negri. Eh, kalau nggak juga gapapa. Asal sama Om Nunu, ke tangerang aja serasa lagi di Paris. Indah banget." Ungkap nya sambil senyam-senyum.

"Bisa aja lo penganten bar-aww! CIA SAKIT!" Teriak Beby kelepasan hingga gurunya itu menoleh dan segera Beby meminta maaf.

"Lo jangan kenceng-kenceng nanti yang lain tau ah gimana sih."

Beby mengusap pahanya sambil menyengir lebar, "Sorry, lupa."

"Jangan tertarik sama Romeo ya."

"Eh!"



Tbc

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang