Part 29

2.1K 198 14
                                    

Dengan rasa bersalah laki-laki itu hanya bisa menunggu Venus kembali dari minimarket.

Neptunus sadar jika ia keterlaluan kepada Venus. Seharusnya, ia bisa menjaga sikap dan Vera memang sudah seharusnya ia lebih mementingkan Venus ketimbang sepupunya itu.

Venus kembali dengan membawa dua kantong belanjaan. Gadis itu menaruhnya di dalam kulkas dan di dalam rak. Dengan cekatan Venus mencuci dan memotong sayur beserta bahan masakan lainnya. Ia mulai memasak.

Neptunus duduk di meja makan sambil memerhatikan kegiatan Venus.

Setelah selesai gadis itu menyiapkannya di meja makan. Dan mereka mulai makan bersama.

"Aku siapin air dulu buat kamu mandi." Ucap gadis itu setelah selesai makan.

Neptunus menghampiri Venus yang berada di dalam kamar mandi. Laki-laki itu memeluk nya dari belakang.

"Maaf." Ucapnya.

Venus terdiam sejenak, "Cepetan kamu mandi." Perlahan ia melepaskan pelukan Neptunus dan kembali ke dapur untuk merapihkan meja makan.

Sampai hari mulai gelap kedua insan itu masih tetap berdiam enggan memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Selesai belajar untuk ujian Venus merebahkan badannya memulai untuk tidur. Tetapi Neptunus malah menariknya dan memeluknya.

"Maaf." Ungkapnya.

"Seharusnya aku nggak marah." Ucap gadis itu tenang, "Aku emang egois, berharap kamu selalu untuk aku. Padahal banyak hal yang selalu bersama kamu. Termasuk kenangan."

"Maksud kamu apa? Saya yang salah Venus." Ujar laki-laki itu merasa bersalah.

Venus terdiam cukup lama dan berpikir untuk menanyakan hal itu.

"Kamu hamilin Kak Anna?" Tanya Venus dengan hati berdebar.

Neptunus terkejut, "Kata siapa?"

Air mata Venus akhirnya tumpah, "Maaf. Aku liat kotak yang kamu taruh di dalam lemari. Kamu punya anak sama Kak Anna? Kamu tega nikahin aku sedangkan kamu hamilin perempuan lain? Kamu masih cinta sama Kak Anna? Aku, ak-"

Neptunus langsung mencium bibir Venus agar gadis itu berhenti berbicara yang tidak-tidak. Venus terus bergerak untuk melepaskan diri.

Laki-laki itu malah tersenyum tipis, "Karena itu kamu marah? Kenapa nggak bilang? Kamu salah paham. Itu adiknya Anna. Kotak yang kamu temuin itu mau saya buang tapi saya lupa dan masih ada di lemari."

"Hah?" Venus membulatkan matanya terkejut, "Kamu bohong, kamu bilang gitu supaya aku nggak marah."

Neptunus langsung memeluk kembali Venus, "Maaf saya yang salah. Seharusnya dari awal saya cerita sama kamu. Tapi saya nggak bohong, bayi yang di gendongan itu adiknya Anna, dia emang suka sama anak kecil. Sekarang, saya sudah ikhlas dia sama yang lain. Kamu tau? Cuma kamu yang bikin saya ikhlas merelakan perempuan lain, karena cuma kamu perempuan yang buat saya berhenti mencari."

Venus tersenyum sambil meneteskan air matanya, "Kok jadi gombal begini? Maaf. Aku salah paham. Aku percaya sama kamu." Gadis itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Neptunus.

"Maaf Venus. Maaf sekali lagi karena buat kamu nangis. Sekarang, kamu udah nggak marah kan?"

Venus menggelengkan kepalanya. Laki-laki itu mengacak rambut Neptunus dengan gemas.

Mereka akhirnya berbaikan dan Venus menikmati pelukan dari suaminya itu.

"Venus?"

"Emm?" Sahutnya dengan mata yang hampir tertutup.

"Jangan tidur."

"Emm, kenapa? Hooamm."

"Boleh?"

"Hah? Boleh apa? Hooamm."

"Ah eh, yaudah tidur kamu udah ngantuk." Ujarnya yang melepaskan pelukan dan membelakangi Venus.

Venus membuka matanya dan melihat Neptunus yang membelakangi dirinya. Gadis itu memeluk Venus dari belakang.

"Boleh kok." Ucap gadis itu mencoba tidak mengantuk.

Neptunus membalikan badan Venus menjadi di bawahnya, perlahan dia membuka kancing baju tidurnya.

Laki-laki itu menatap wajah Venus yang kaku, "Nggak apa-apa?"

Venus menggeleng dan membiarkan Neptunus memulai permainannya.


***

"Om." Panggil Venus sambil berusaha melepaskan pelukan Neptunus.

"Panggil apa barusan?" Sahutnya yang masih memejamkan mata.

"Emmm... sayang, bangun. Aku mau sekolah."

Neptunus tersenyum gemas kemudian membuka matanya, "Beneran mau sekolah? Nggak mau libur dulu?" tanya laki-laki itu khawatir.

Wajah Venus memerah malu, "Sebentar lagi ujian. Masa aku jarang masuk." Kata gadis itu enggan menatap suaminya karena malu.

Neptunus menciumi wajah Venus dengan gemas, "Istri siapa sih gemes banget. Nanti saya anter kamu sekolah kalau perlu sampai di depan kelas kamu."

"Hah!" Venus memukul dada Neptunus, "Nggak gitu juga."

Venus bangun dari tempat tidur dengan tertatih dan langsung memasuki kamar mandi.

Setelah mereka berdua rapih, sehabis sarapan Neptunus mengantarkan Venus ke sekolah nya.

Neptunus mencuri pandang ke arah istrinya itu, "Kamu kenapa jadi malu-malu gitu. Gemesin banget." Katanya, sambil terkekeh.

Wajah gadis itu menjadi merah, "Nggak sih. Siapa yang malu-malu." Elaknya.

"Emm... Masih sakit?"

"Eh!" Venus melotot ke arah Neptunus, "Nggak. Nggak. Udah jangan dibahas."

Neptunus menahan senyumannya, melihat Venus membuat dirinya bahagia. Kalau menikah dengan Venus membuatnya bahagia mengapa dulu ia menunggu lama untuk seseorang yang akhirnya bukan untuknya. Takdir memang seperti itu.

Laki-laki itu berhenti di depan gerbang. Tetapi matanya tertuju pada remaja yang memakai motor trail hitam. Sengaja Neptunus membukakan pintu untuk Venus dan menggenggam erat tangan istrinya. Ia menghampiri Romeo terlebih dahulu.

Seperti biasa, Romeo tersenyum cerah sampai akhirnya Neptunus berbisik di telinganya, "Saya suami Venus. Jangan di dekati, dia istri saya, is-tri." Tekannya.

Romeo memudarkan senyumnya ia melihat ke arah Venus yang tersenyum penuh cinta menatap laki-laki dewasa di depannya.

Kemudian Neptunus mengantar Venus sampai kedalam. Tetapi, Venus menyuruhnya pulang saat sedikit lagi sampai di tangga.

"Aku nggak apa-apa. Kamu ke kantor aja." Ujarnya dengan senyuman meneduhkan.

Neptunus tersenyum jahil kemudian berbisik di telinga Venus, "Jangan makan yang aneh-aneh supaya Neptunus junior tumbuh di perut kamu."

"EH!" teriaknya kaget dan langsung memukul lengan suaminya itu. Wajahnya memerah dan langsung meninggalkan Neptunus begitu saja. Bisa-bisanya sekarang ia yang menjadi malu-malu.



Tbc

Double up yeayyy🤣

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang