Part 23

1.6K 198 29
                                    

"Muka lo kenapa anjir!"

Ivy menyenggol lengan suaminya itu, "Anjir anjir kayak anak muda aja kamu. Nanti Bangga denger terus nyontohin, kamu yang aku tendang keluar dari kamar."

Bian meringis mendengar ucapan istrinya itu.

Memang setelah dari rumah Venus, Neptunus kerumah Bian dan Ivy.

"Kenapa Nu bisa kayak gitu? Lebamnya parah lho itu." Tanya Ivy kasian melihat wajah tampan Neptunus menjadi lebam.

"Bantuin gue." Tukas laki-laki itu.

"Bantuin apa?" tanya Bian. Laki-laki itu duduk berhadapan dengan Neptunus. Sedangkan Ivy kedapur untuk membuatkan minuman.

"Gue ngajak nikah anaknya Bang Gema," ungkapnya.

"HAH!"

Bian melotot terkejut, "Cia maksud lo?"

Neptunus mengangguk. Ivy datang membawa coklat hangat dan menyajikannya dimeja.

"Kayaknya aku denger kamu bilang Cia deh." Tanya Ivy yang sudah duduk disamping Bian.

"Itu loh sayang. Neptunus gila ajak nikah anaknya Bang Gema. Pantes mukanya ancur gitu," ujarnya sambil terkekeh geli.

Ivy melihat Neptunus tidak enak dan langsung menyenggol lengan suaminya agar berhenti tertawa.

"Tapi kamu serius Nu ajak Cia nikah?" tanya Ivy penasaran.

Neptunus mengangguk mantap, "Serius. Bantu cari cara buat luluhin hati Bang Gema." Ujarnya memohon.

Ivy nampak berpikir sejenak, "Kalau Megan sih oke oke aja, kalau Gema uhm ... kamu yang kuat aja ya."

Neptunus mendesah kasar, "Bi gimana? Bantu gue? Lo sahabat gue kan? Gue mau nikah." Kata laki-laki itu nampak frustasi.

"Jadi, kabar lo sama Brianna putus beneran ya?" tanya Bian yang mengganti topik pembicaraan.

"Bener lah." Sahutnya sebal.

"Gila! Neptunus yang bucin mati Brianna dari SMA sekarang putus gitu aja?" Kali ini Bian nampak lebih bersemangat berbincang dengan sahabatnya itu.

"Bacot lo, Bi."

Lagi-lagi Ivy menyenggol lengan Bian, "Yang serius sayang."

"Bukan gitu sayang, Neptunus bikin kaget aja. Jarang ketemu tiba-tiba kerumah minta nikah sama Cia." Tutur Bian yang masih tidak percaya dengan kedatangan Neptunus.

Neptunus menyesap coklat hangat buatan Ivy lalu ia menyenderkan kepalanya di kepala sofa sambil memejamkan mata dan memijat pangkal hidungnya.

Bian menghela napas panjang, "Menurut gue yaaa lo datengin aja tiap hari rumah Bang Gema. Lama kelamaan dia juga luluh. Apalagi kalau Cia nya suka balik sama lo, itu gampang. Ayah mana sih yang nggak mau liat anaknya bahagia, pasti luluh gue jamin. Gema cuma butuh keseriusan lo sama anaknya, dia pengen liat sama mata kepalanya sendiri kalau lo beneran yang terbaik buat anaknya."

"Bener banget. Apalagi Megan pasti dia dukung Cia." Sambung Ivy.

Neptunus mengangguk mengerti sepertinya ia harus berjuang lagi dan kali ini demi Venus.

Neptunus masih berbincang dengan Bian masalah dirinya. Ia juga menceritakan alasan putus dengan Brianna. Dua orang yang jarang bertemu itu kini saling berbincang hingga tidak sadar malam hari telah tiba. Akhirnya Neptunus pamit pulang.

Besoknya hari-hari Neptunus kembali seperti biasa, bekerja dan terus bekerja kali ini sambil memikirkan cara meluluhkan hati Gema.

Mungkin sepulang kerja nanti ia akan mampir kerumah Venus dan perjuangannya akan dimulai.

Venus bersekolah seperti biasa tetapi hari-harinya terus memikirkan Neptunus sampai ia sering melamun dan merindukan laki-laki itu padahal belum lama ia tidak saling bertemu.

Sekarang Neptunus menuju rumah Venus sambil membawa sebuah coklat besar untuk buah tangan.

Sesampainya didepan rumah gadis itu ia melihat Venus yang sedang bercanda dengan laki-laki yang merupakan tetangganya.

Ia memerhatikan mereka tanpa ekspresi.

"Ekhem!"

Venus terkejut dan langsung berbalik badan melihat seseorang yang berdeham itu.

"Lho! Om Nunu? Ngapain?"

Neptunus masih menyembunyikan coklat besar di balik badannya yang tinggi. Venus yang masih berseragam sekolah kini menarik Neptunus untuk keluar dari halaman rumahnya tetapi laki-laki itu tidak mau dan tetap ingin berada di rumahnya untuk menemui Gema.

Megan dan Gema keluar melihat keributan yang terjadi di saat itu Neptunus menghampiri orang tua dari gadis itu.

"Halo, Om. Saya dateng lagi." Ia mengeluarkan coklat besar dibalik punggungnya, "Ini saya bawa coklat buat Cia." Katanya dengan wajah semringah.

"Kamu mau bunuh anak saya?" tanya Gema emosi.

"Paaaaa." Rengek Venus.

Neptunus memasang wajah bingung, "Saya bawa coklat Om bukan benda tajam." Jawabnya.

"ANAK SAYA ALERGI COKLAT!"

Megan memegang tangan suaminya, ia juga tidak mengerti mengapa suaminya itu menjadi sangat emosian. Apalagi saat melihat Neptunus.

Neptunus tergagap kaku, "Ma-Maaf Om."

"Paa, jangan galak-galak. Nanti aku jadi perawan tua, emang Papa nggak sedih?" tanya Venus mencoba meluluhkan hati Papanya.

"Kamu kalau ngomong!" kesal Gema.

"Yaudah ayuk masuk dulu." Ajak Megan sambil menarik tangan suaminya dan mempersilahkan Neptunus masuk kedalam.

Venus menemani Neptunus yang sedang berhadapan dengan Gema.

"Bang!"

"Eh!" Neptunus membungkam bibirnya sambil melirik Gema takut. Kenapa juga ia harus kelepasan manggil 'Bang' bukannya 'Om'.

"Om. Gimana kabarnya?" tanya Neptunus basa-basi sedangkan Venus sedang menahan tawa melihat tingkah Neptunus.

"Nggak baik saat lo ajak anak gue nikah!" sahut Gema.

Neptunus menelan salivanya susah payah kemudian menjawab, "Semoga setelah saya dan Venus menikah keadaan Om menjadi baik."

"APA KAMU BILANG?"

Tbc

Iiihhh Gema ngegas aja nih bukannya ngerem dikit 🤣

Venus Dipelukan Neptunus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang