"say--" ucapan Avandy terhenti ketika ia mendapatkan tatapan tajam Adira.

Avandy beringsut mundur tepat dibelakang Adira, ia memeluk erat kekasihnya menyembunyikan wajahnya diceruk leher Adira.

"sudah kubilang bukan jauhkan tangan kotormu itu dari kekasihku" titahnya dengan menekankan ucapan terakhirnya.

Melihat gadis itu yang akan menjawab, Adira terlebih dahulu mengangkat tubuh Rinai dan didudukkan di kursi kosong "ini yang kau mau hmm?"

Mendengar suara Adira yang dingin dan baru saja ia di gendong kakak kelasnya perempuan itu membuat ia membisu.

Semua orang kantin termasuk para sahabatnya dan juga sahabat Avandy melongo tak percaya melihat Adira menggendong adik kelas itu.

Avandy cengo melihat kekasihnya seperti. Hah itu Ara nya Al kan? huhu takut, kenapa Ara seram begini pikirnya.

"sudah bukan?" tanya Adira dengan nada dingin dan menatap dalam manik gadis didepan ya itu.

Gadis yang mendapat tahapan Adira itu diam tak berkulik.

Adira meninggalkan gadis itu berjalan menuju meja pojok kantin yang kosong dan diikuti para sahabatnya termasuk Avandy dkk. Saat Avandy ingin beranjak tangannya dicekal oleh Rinai.

Avandy sangat geram melihat itu dengan kasar ia menyentak tangan hingga membuat gadis itu terjungkal.
"bangsat!" umpatnya menahan amarah.

Ia segera menghampiri gadisnya yang sedang bermain ponsel menggunakan Hp milik Ria.

Rinai yang malu memilih pergi dari kantin, karena mendapat ejekan dan makian.

---R---

Disisi lain abang Twins Adira beserta Samuel dkk melihat itu semua termasuk Ana yang selalu menempel pada mereka.

"wah gokil banget si Dira" celetuk Daffa.
"tambah cantik aja dia kalo gak pake make-Up" sambungnya

"Dia keren anjir tadi" sahut Andra.

Ana menggeram kesal melihat pujian itu. "kak itu bukan keren, lihat cewek tadi kasihan kan di gituin sama kak Adira" ucapnya lemah lembut.

"emang bener dia cantik, imut, manis, no menye-menye. Banyak lagilah, apalagi muka berbie nya." puji Alex datar.

"heh jangan lupain circlenya! Visualnya beuh mantab semua" sahut Daffa.

Samuel sebenarnya ingin marah melihat Adira memperlakukan gadis yang tak sengaja menabrak Avandy tadi. Entahlah ia merasa ada yang hilang. Apa Adira memang sudah tak memiliki perasaan padanya? Ia menginginkan Adira yang dulu, yang selalu merecokinya namun ia diamkan, yang selalu melihat dirinya bermesraan dengan Ana Adira akan marah.

Samuel menghembuskan nafasnya berat. Mereka yang Ketuanya seperti memikirkan sesuatu menoleh padanya.

"Kenapa lo?" tanya jordan datar.

Dua lelaki yang duduk dimeja tersebut tersenyum miring melihat Samuel yang gusar. Mereka tau bahwa Ketuanya itu telah memikirkan Adira.

Riki yang sedari tadi diam angkat bicara "mikirin Adira lo?" tanyanya yang tak dibalas sama sekali.

"inget dia udah gak punya rasa lagi sama lo" sarkas Alex pada Samuel.

Samuel menatap tajam Alex "diem deh lo!" sentaknya.

"selow dong ngapain lo marah" santai Jordhan sembari tersenyum miring.

"udah-udah makan!" titah Raka.

Mereka hanya mengangguk dan memakan makanannya, sedangkan Ana yang mendengar sedari tadi hanya diam dengan mengeratkan pegangannya terhadap sendok yang ia pegang.

Ana melihat lelaki yang sedari tadi memperhatikannya dengan sudut bibir kanan terangkat. Ana semakin kesal akan hal itu.

🔥🔥🔥

Avandy dkk beserta Adira dkk berjalan menyusuri koridor sekolah. Dengan Adira yang berada dalam rengkuhan Avandy dan sahabat-sahabatnya yang berada di belakang.

Waktu bel pulang berbunyi seperti biasa Avandy dkk selalu menuju kelas Adira dkk terlebih dahulu.

"Ara apa nanti bisa kita berkencan" tanya Avandy dengan puppy eyes nya.

Adira yang melihat Avandy begitu menggemaskan jadi tak tega "baiklah, jemput jam 7 malam, dengan para sahabatmu, dan juga sahabatku" titahnya.

"loh mengapa dengan mereka, Aku ingin denganmu saja sayangg" rengek Avandy dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Adira.

"turuti saja, nanti kita berpencar. Aku tak bisa jika tidak bersama mereka"

Avandy menghembuskan nafasnya pasrah "baiklah-baiklah, Aku menyayangimu" bisiknya di akhir kalimat.

"mari kita pulang" Edgar berjalan terlebih dahulu menuju mobilnya sebelum itu ia menyempatkan senyum tipis kepada Bianca yang menatapnya datar namun entah bagaimana hatinya? Hanya ia yang tahu.

Avandy dan para sahabatnya menganggukkan kepalanya.

"Ara sampai jumpa nanti ya" ucap Avandy sembari mengecup pelipis Adira lembut.

Adira memejamkan matanya seketika jantungnya berdesir tak karuan ia menatap Avandy dan Cup. Adira mencium pipi kanan Avandy membuat lelaki itu mematung dengan wajah memerah karena senangnya "Baiklah hati-hati".

Setelah mengatakan itu Adira beserta sahabatnya pamit pulang meninggalkan Avandy yang masih nge-bug dan sahabatnya termasuk para murid yang menonton mereka tadi. Menggemaskan!

"Berani sekali gadisku" batin Avandy.

TBC
.
.
.
wait until I come back🖤

🌙


Jiwa Bersama (ON GOING)Onde histórias criam vida. Descubra agora