2 : 2

4.8K 571 29
                                    

'Be Patient My Friend'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
'Be Patient My Friend'
.
.
🔥🔥🔥

Ya, empat gadis didepannya tiba-tiba mengalami kejang-kejang yang tak terduga. Riki yang panik melihat kondisi adiknya segera keluar untuk memanggil dokter dan Raka yang memencet tombol di sebelah adiknya berkali-kali jika terjadi apa-apa kepada pasien.

Saat Riki kembali ke ruang rawat adiknya bersama dokter dan suster, langsung saja menyuruh mereka semua segera keluar agar tidak mengganggu pemeriksaan ke pada pasien tersebut.

Hal yang tak pernah dokter dan suster duga adalah dimana jantung empat gadis tersebut langsung berdetak kembali normal. Kemungkinan besar akan segera sadar beberapa jam nanti. Yah Dokter dan suster terkejut karena mereka gadis yang kuat dan secara bersamaan pun akan kembali sadar. Sungguh ini diluar dugaan mereka.

Ceklekk

Mereka semua yang mendengar pintu ruang rawat di buka langsung saja Adelion menanyakan kondisi adiknya.

"B-bagaimana dok bagaimana keadaan adik-adik saya" tanya Adelion dengan panik dan terlihat raut wajah kesedihan namun ia pintar menyembunyikannya.

Dokter itupun tersenyum tipis mendapatkan pertanyaan dari Adelion, yang dilihat oleh mereka semua.

"Adik-adik anda hebat tuan muda, mereka telah melewati masa kritisnya. Sungguh ini di luar dugaan para dokter dan suster lainnya. Mungkin beberapa jam lagi mereka akan tersadar." ujar Dokter dengan tersenyum ramah kepada semuanya.

"A-apa bisa kita menjenguk sekarang dok?" tanya Raka abang Adira dengan raut wajah yang gelisah+datar.

"Ya silahkan tuan bisa menjenguknya, kalau begitu saya permisi" ujar Dokter dengan nada sopan dan meninggalkan mereka.

Mereka semua langsung membuka pintu rawat namun seketika mereka terdiam ditempat. Pandangan mereka tertuju kepada empat gadis yang sudah tersadar menatap lurus langit-langit atas ruang rawat mereka dengan pandangan kosong.

Namun bedanya terlihat wajah mereka tidak seperti biasa atau bisa di bilang seperti bukan raganya.

"Apa kalian membutuhkan sesuatu?" tanya Adelion yang sudah tersadar dengan lamunannya.

Tidak ada jawaban, kemudian Adelion ingin bertanya lagi tetapi terpotong dengan jawaban yang di berikan Adira.

"Tidak" ujar Adira dengan nada sangat dingin dan tidak mengalihkan tatapannya kepada langit-langit ruangannya itu.

Hal tersebut membuat mereka semua kaget dengan perkatan Adira yang sangat dingin dan membuat siapa saja tidak ingin membuka suara.

Adira yang tidak mendapatkan tanggapan lagi langsung saja menoleh kepada brankar disamping kirinya yang terdapat tiga gadis dengan keadaan seperti dirinya.

Merasa ditatap tiga gadis itu menoleh ke samping kanannya dan melihat Adira yang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. Berbeda dengan keempat gadis itu, semua yang berada diruangan tersebut di buat bingung oleh mereka yang hanya diam dengan raut wajah datar.

"Adira, Jeslyn, Bianca, Ria apa kalian baik-baik saja? Aku-" ucapan Ana terpotong dengan suara Adira yang singkat. Dan itu membuat ia seketika diam dengan mata berkaca-kaca.

"Ya" ujar Adira dengan nada dingin dan singkat.

Lagi, mereka dibuat terkejut dan bingung melihat jawaban adira yang sangat dingin dan singkat itu. Twins Riki yang melihat mata Ana berkaca-kaca tersebut kesal dengan jawaban Adira pun langsung bersuara.

"Maksud lo apaansih bicara kayak gitu hah! Ana tanya baik baik ya sama lo!" ujar Riki ketus kepada Adira yang dibalas dengan tatapan dingin oleh adiknya itu. Bukan hanya adiknya yang menatap dingin tapi juga ketiga sahabat atau sepupunya itu menatap Riki dengan dingin dan mata yang tajam. Riki yang melihat tatapan mereka begitu tajam pun bersusah payah menelan kasar salivanya sendiri.

Semua semakin dibuat kaget saat melihat mereka menatap Riki dengan begitu tajam, beralihlah dari Riki sekarang empat gadis itu menatap penuh arti kepada perempuan yang telah digandeng oleh seorang lelaki.

Samuel yang merasa Ana memegang tangannya dengan eratpun langsung menatap Ana dan mengalihkan pandangan dimana Ana yang telah ditatap mereka dengan tajam.

"Gak usah natap cewek gue kayak gitu!" ujar Samuel dingin+datar kepada Adira dan tiga gadis yang menatapnya, dengan segera ia membawa Ana untuk masuk kedalam pelukannya.

Ria yang melihat drama di depannya itu langsung mendecih sinis

"Ck ck ck hh." sambil terkekeh dingin+datar begitu melihat pemandangan yang sangat memuakkan.

Mereka yang mendengar decihan ria langsung menatap Ria terkejut karena yang mereka tau Ria adalah gadis cerewet. Tetapi ini sungguh mereka telah dibuat tekejut berkali-kali kepada gadis-gadis yang setia berbaring di atas brankar itu.

"Mendecihlah di depan mukanya saja itu jauh lebih baik." ucap Bianca tanpa melihat wajah semua orang.

"Sudahlah muka mereka sungguh terlihat memuakkan!" ujar sinis Jeslyn dan berbalik menghadap kanan dibandingkan melihat mereka semua yang sungguh menjijikkan menurutnya.

Tidak terima dengan perkataan mereka Ana pun mengangkat suaranya.

"Kalian kenapa aku hanya ingin menjenguk hiks maaf jika aku mengganggu kalian semua" ujar Ana menangis di samping samuel. Dimana hal itu sontak membuat beberapa dari mereka marah kepada keempat gadis itu.

Saat ada yang ingin membuka suara lagi kini kedahuluan dengan perkataan Adira.

Adira yang tidak betah dengan suasana ini pun angkat bicara.

"Keluarlah jangan mengganggu kami" ujar Adira dingin dengan mata terpejam.

Ucapan Adira membuat orang yang ingin berbicara pun langsung diam. Ana yang melihat itu semua emosi dan mengepalkan tangannya karena perkataan Adira. Raka yang tidak terima dengan ucapan adira lantas bersuara.

"LO! masih beruntung ya kita liat kalian semua daripada gak sama sekali!" bentak Raka terhadap adira dan tiga gadis yang menatapnya.

"Tidak ada yang memintamu untuk melihat keaadan kami" ujar Adira dengan nada tenang namun tersirat dingin dan penuh penekan sambil mata yang masih terpejam.

Mereka dikejutkan lagi dengan perkataan Adira. Karena setau mereka Adira akan senang dengan kedatangan abang Twins nya apalagi terlihat ada samuel meskipun itu sangat terpaksa.

"Halahhh sok-sok bilang aja lo mau di perhatiin kan sama abang lo apalagi sama samuel!" ujar Andra dengan nada sinis dan meremehkan.

"Pergilah" titah Adira dengan nada sangat dingin dan mata yang menatap mereka semua tajam.

Adelion yang tak mau melihat keributanpun menyuruh mereka semua keluar dari ruang rawat adik-adiknya itu.

Kini tinggallah empat gadis itu yang duduk sambil memikirkan sesuatu.

Adira, Bianca, dan Ria kaget saat mendengar umpatan Jeslyn dengan suara yang keras.

"ANJINGGGG, BABI!!!" umpat Jeslyn dengan mengacak-ngacak rambutnya kesal, "Gimana bisa kayak ginii sih!!"

"Dahlah pusing" ucap Adira santai sambil berbaring kembali.

"Ini takdir tuhan lebih baik kita jalani saja" ujar Bianca dengan tenang namun berbeda dengan pemikirannya.

"Istirahat sajalah, nanti kita atur rencana untuk si kudet kecil itu" ucap Ria yang sudah berbaring, "sungguh dia bukan tandingan kita kawan" sambungnya.

Mereka berempat kembali tidur untuk mengistirahatkan badan mereka agar cepat pulih dan bisa juga cepat melaksanakan rencana yang hanya mereka yang tau.

🦕

Kini abang twins bersama sahabatnya termasuk Ana sedang berada dikantin rumahsakit. Adelion yang telah di telfon oleh orang perusahaannya yang akan mengadakan meeting penting tidak ikut berada disana. Mereka semua tentu saja telah memikirkan Adira, Jeslyn, Bianca, Ria itu.

Jiwa Bersama (ON GOING)Where stories live. Discover now