2 - Para Tokoh

Mulai dari awal
                                    

"Gue anterin pulang yok. Daripada lo semobil sama 'dia'," Ethan melirik Fiona yang berekspresi datar saja lalu kembali menatap Olivia, "dan 'lintah' itu. Anggap balas budi karena udah sering bantuin gue belajar di perpus."

"Lain kali aja lo balas budinya," sahut Fiona. "Olivia bareng gue." Lalu dia menarik tangan Olivia menjauh dari sana. Dalam hati senang, ucapannya meluncur jelas tanpa kecanggungan.

"Gue nanya sama Olivia, bukan sama lo." Ethan menahan tangan kiri Olivia yang bebas.

"Makasih udah nawarin, Kak. Tapi aku pulang bareng kak Fiona sama kak Yolanda kayak biasa aja," tolak Olivia melepaskan genggaman Ethan.

Berbeda dengan Fiona yang memakai kata 'aku-kamu' jika berbicara dengan keluarga atau orang terdekatnya saja, Olivia selalu menggunakan kata 'aku-kamu' dan tidak pernah memakai kata 'gue-lo' saat berbicara pada siapa pun karena dia baru beberapa hari tinggal di Indonesia setelah tinggal lama di Amerika, jadi dia sedang beradaptasi.

Ethan berdecih pelan. "Jujur aja kali. Lo sebenernya gak nyaman satu mobil sama mereka, kan?"

Fiona menghela nafas panjang karena Ethan tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, ditambah pernyataan Ethan mengenai tidak nyamannya Olivia dengannya tidak bisa ia protes mengingat hubungan Olivia dengan Fiona asli tidak bisa dibilang akrab. Dia kemudian melepaskan genggamannya membuat Olivia sontak menatapnya.

"Pergi sama cowokmu aja sana, kamu lebih nyaman sama dia, kan? Aku bisa pergi sendiri." Fiona kemudian menjauhi keduanya.

"Kakak, tunggu!" teriak Olivia.

Drama-able banget. Mending aku nyari kelasnya sendiri. Di novel cuma sering disebut dua kelas, 10-1 MIPA kelasnya Olivia, dan 12-1 MIPA kelasnya Ethan sama tokoh lainnya termasuk Fiona, pikir Fiona terus berjalan seolah tidak mendengar teriakan Olivia tadi.

"Kak Ethan! Gak pernah sehari pun aku ngerasa gak nyaman sama kak Fiona. Jangan sok tahu apalagi ikut campur mulai sekarang!" teriak Olivia marah.

Fiona masih bisa mendengar teriakan Olivia meski lokasinya sudah cukup jauh sekarang, tetapi dia tetap tidak berhenti. Tiba-tiba Olivia telah berada di sampingnya dan memeluk lengan kanannya. Fiona cuma melirik Olivia sekilas lalu kembali menatap depan, mengikuti Olivia menariknya menuju bangunan kelas 12. Selama beberapa menit keheningan menemani mereka.

"Kakak," panggil Olivia, membuka obrolan. "Ucapan kak Ethan jangan masukkin ke hati, aku selalu ngerasa nyaman sama Kak Fiona kok. Terus Kak Ethan juga bukan cowokku!" lanjutnya menegaskan kalimat akhir.

Fiona paham maksud ucapan Olivia, dia sadar alurnya masih tahap awal-menengah. Tahap saat Ethan tertarik dengan kecerdasan Olivia, tapi Olivia belum ada perasaan apa pun padanya meski nantinya akan merasa nyaman dengannya akibat sering bertemu di perpustakaan dan belajar bersama. Seharusnya ini juga sudah tahap saat hubungan Fiona dan Olivia retak, tapi adegan Fiona pingsan mengubahnya.

Yah ... tindakan Fiona yang nyuruh Olivia jauhin Ethan bakal nimbulin konflik, meski karena ulah antagonis perempuan juga. Huh, sekali lagi aku bilang untung banget Fiona asli gak sempet ngomong itu! Atau aku bakal susah ngatasin masalah setelahnya.

"Tapi kulihat kamu cukup deket sama Ethan, di perpustakaan tadi aja kalian belajar bareng," respon Fiona.

"Oh, beberapa hari lalu kami ketemu di perpustakaan. Pas itu kak Ethan nanya apa aku yang namanya Olivia, setelah kujawab 'Ya', dia ngajak belajar bareng. Habis hari itu, kami sering ketemu di perpustakaan dan belajar bareng lagi. Itu aja, gak ada hubungan spesial," jelas Olivia.

Fiona ingat sesuai alur novel, Olivia merupakan murid baru di semester akhir ini. Seperti murid kelas sepuluh lain, hasil tes ujian masuk Olivia akan ditempel di mading sekolah. Saat hasil rata-rata nilainya keluar, orang-orang di sekolah cukup kaget sebab nilainya sangat tinggi yakni 97, padahal soal tes ujian masuk Xavier High School terkenal susah. Hal ini juga menarik perhatian Ethan sebagai orang paling berambisi mencapai peringkat satu paralel, meski tidak pernah terjadi sebab ia selalu mendapat posisi ke-2.

Miss Scapegoat Changed Her Destiny ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang