Bian menatap sosok Nakusha dan Giandra yang telah menghilang sebelum membanting sendoknya. “Mama bisa diem gak sih?! Kerjaannya mengomel terus!” Setelah membentak Vela, dia pergi ke kamarnya.

Di sisi lain, Nakusha berdiri di hadapan Giandra. Sang papa menatapnya lekat sebelum sorot matanya melembut tanpa disadari. “Naku, bagaimana kabarmu?”

“Baik.”

“Ingin mempertimbangkan untuk tinggal di rumah? Tidak baik tinggal sendiri di luar bertahun-tahun.”

Bahkan ketika Nakusha kembali ke Indonesia, dia merahasiakan kedatangannya. Baru-baru ini Giandra mengetahui keberadaan Nakusha sehingga bergegas menyuruh semua orang membawanya pulang. Namun sang anak ternyata sangat gigih untuk tidak kembali, membuatnya sedikit kecewa.

“Tidak.”

Penolakan Nakusha bahkan sudah diduga Giandra. Dia menghela napas dalam hati. Melihat Nakusha sekali lagi, dia tidak menyadari bahwa laki-laki itu tumbuh dengan baik menjadi sosok yang tinggi dan sangat tampan meski ekspresi yang dimilikinya dingin.

“Lalu... bagaimana kabar Mama-mu?”

Nakusha terdiam cukup lama. Tatapannya lurus menatap Giandra yang nampak gugup bercampur penuh rasa bersalah. Dia terkekeh rendah. “Mama? Dia sudah meninggal. Anda tidak tau?”

Mata Giandra melebar. Tubuhnya mematung sempurna. Bahkan dia tidak memperhatikan bahwa Nakusha tidak menyebutnya 'Papa', melainkan 'anda'. “B-bagaimana mungkin?”

Nakusha sedikit memiringkan kepala, menatap pria paruh baya itu tertegun dengan senyum miring samar di bibirnya. Namun matanya menyorot dingin. “Skizofrenia, narkoba, overdosis? Terlalu banyak masalah. Aku tidak mengingatnya.”

“Emily... dia....” Giandra kehilangan kata-kata. Pandangannya mengarah kepada Nakusha, tetapi tatapannya kosong.

Melihatnya seperti ini, Nakusha mengetahui bahwa dia benar-benar tidak mengetahuinya. Dia mendengkus samar. “Ada lagi yang mau dibicarakan?”

Giandra belum pulih dari keterkejutannya. Beberapa saat menunggu, dalam diam Nakusha meninggalkan ruangan tersebut dan turun. Dia tidak berniat tinggal lebih lama di sini.

“Hei.”

Nakusha mengabaikan suara tersebut, membuat sang empunya menggeram marah. “NAKUSHA!”

Akhirnya Nakusha terhenti. Dia melihat Bian memasang wajah garang sembari mendekatinya. Laki-laki itu terlihat seperti preman yang akan menagih utang puluhan juta kepada Nakusha.

Kali ini bukan pukulan yang dia berikan kepada Nakusha, melainkan sebuah puzzle kecil yang usang, terlihat jelas telah dimainkan berulang kali. “Lo kira gue bego gak bisa susun puzzle gampang yang lo suruh? Cih, cuma segitu mana menariknya.”

Setelah Nakusha menerimanya, Bian menatap wajahnya sekilas lalu mendengkus sebelum melenggang pergi.

Nakusha mengusap jari jempolnya di permukaan puzzle tersebut. Kenangan ketika dia berumur 6 tahun melintas. Senyum lembut langka terulas tipis di bibirnya. Dia menyimpan puzzle tersebut lalu melangkah pergi dari rumah itu.

***

“Ehan brengsek! Gue sakit tapi dia gak peduli apa-apa!” Azalea memukul bantal guling di sampingnya penuh emosi.

Kemarin setelah mengeluarkannya dari UKS, Salga langsung membawanya pulang ke rumah. Karena tidak mau meminum obat serta ke rumah sakit, Sagara sampai menelpon dokter pribadi untuk memasang infus padanya yang mengalami demam dengan suhu mencapai 39 derajat.

Baru sore ini Azalea merasa baikan dan diam-diam menyimak ponselnya. Dia kira Nakusha akan mencarinya sedemikian rupa, namun nyatanya tidak! Jangankan telepon masuk, chat saja tidak ada!

Azalea jadi menyadari betapa tak pedulinya Nakusha kepada orang lain. Sial, Azalea sangat kesal!

Ketika dia sedang meronta di atas kasur, bunyi notifikasi masuk. Dia menghela napas kesal lalu melihatnya. Tiba-tiba dia duduk di atas kasur dengan mata melebar melihat chat yang dia tunggu selama ini.

Nakusha : Azalea
/read/

Azalea bertekad tidak akan membalas! Biar laki-laki itu merasakan bagaimana rasanya menunggu. Kurang dari semenit, chat kedua masuk.

Nakusha : Di rumah, kan?
/read/

Azalea menyeringai. Mampus lo, Ehan! Rutuknya dalam hati. Namun seringai gadis itu tidak bertahan lama ketika chat ketiga masuk.

Nakusha : Gue di depan rumah lo.

Mata Azalea sontak menatap jam sambil tercengang. 23.15. Untuk apa Nakusha datang selarut ini?!

TBC

October 30, 2021.

Kemarin gak update kan? Berarti hari ini aku double update. 8K komen dulu. Part selanjutnya entar sore.

Azalea & Alter Ego Boy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang