chapter 11: mojito

5.5K 587 22
                                    

"Jake"

"Jake!"

Jungwon berkali-kali meneriaki nama Jake. hanya saja sang pemilik nama seperti sedang lari dari kejaran setan tanpa memedulikan sekitar. saat ini keduanya sedang berada di lorong dan sebelahnya adalah taman. cahaya bulan bersinar indah dengan hembusan angin yang menyentuh kulit mereka.

merasa lelah di tarik-tarik tanpa henti, Jungwon pun yang notabene-nya memiliki tenaga yang lebih kuat dari Jake, berbalik menarik lengan Jake dengan tangan kirinya. lagi pula, mengapa dia setuju-setuju saja di tarik bak tali tambang?

"Jake!", ucap Jungwon cukup keras.

Jake perlahan terbebas dari jeratan ketakutannya dan sedikit kaget karena mereka berada di sayap kiri belakang rumah. bagaimana kedua kakinya bisa kabur dengan begitu cepat?

"hey, kenapa?", Jungwon memegang pundak kiri Jake.

dengan nafas yang masih tak menentu, Jungwon menuntun Jake untuk menstabilkan nafasnya. untungnya, Jake mengikutinya dengan benar sesuai instruksi Jungwon. perasaan sangat kacau saat ini. takut, bahagia, dan senang di saat bersamaan. sampai-sampai dia tidak bisa merasakan dirinya dan tenggelam dalam lautan pikiran.

"sudah? bisa kamu jelaskan ada apa?"

Jake menghela nafas, "aku rasa.. aku bertemu dengan mate-ku"

ucapan Jake cukup yakin dan serius, hingga membuat Jungwon membelalakkan matanya sempurna. "MATE?!", suara Jungwon hampir bersaingan dengan suara toa.

Jake meringis. dirinya sudah tenang dan kini Jungwon yang terkejut bukan main. Jungwon menutup mulutnya dengan kedua tangan, mengisyaratkan rasa maaf.

"ugh terlalu banyak hal yang terjadi", keluh Jake yang sekarang berjalan ke arah bangku taman.

rasa simpati muncul di hati Jungwon. ia menghampiri Jake dan duduk di sebelahnya. "bagaimana dengan alpha-mu? apa reaksinya?"

Jake hanya menggeleng pelan. dia terlalu kalut dengan pemikirannya sampai tidak ingat satupun gerak-gerik mate-nya. "aku tidak ingat, yang pasti tidak ada dari kita yang mencoba untuk berkomunikasi"

"haah", Jake menghela nafas seraya merebahkan tubuhnya. kedua netranya terpikat dengan cahaya purnama.

• • •

di sisi sayap bagian kanan atas, Jay sedang berjalan-jalan santai. akhirnya, ia terlepas dari tatapan-tatapan tajam para tamu Yang Woobyun. berdiri di sana lebih lama, dan dia akan gila.

Jay mengerutkan keningnya. "hm? taman labirin? selera keluarga Yang cukup unik"

dirinya yang memang suka dengan tantangan, dengan buru-buru memasukinya tanpa khawatir tidak bisa keluar. toh dia yakin pasti berhasil. sayangnya, kenyataan selalu berbanding terbalik dengan ekspetasi bukan?

sudah sekitar 30 menit Jay selalu berakhir di jalan buntu. tapi hal itu tidak meruntuhkan semangatnya. ia masih memiliki kegigihan untuk keluar.

"akh", Jay menggeram pelan saat merasakan pheromone yang sangat tajam menusuk hidungnya.

ini bukan pheromone alpha biasa.

bila alpha biasa, dirinya tidak akan terpengaruh dengan statusnya yang merupakan recessive. sial, niat mencari udara. malah terjebak di labirin dan sekarang di paksa menunduk karena pheromone seorang dominant alpha?

'bagaimana bisa seorang dominant alpha ada disini? bukankah mereka langka?', batin Jay.

kakinya mulai melemas. sampai dirinya tanpa sadar bersimpuh dengan kedua lutut di tanah. pheromone ini jauh dari kata sensual. sepertinya alpha asing itu sedang kesal, sampai-sampai terpaksa menguarkan pheromone-nya.

encounterWhere stories live. Discover now