38. RAHASIA KECIL

Start from the beginning
                                    

            "Lo, kok, tumben banget sih, ngajak gue makan malam begini? Lo habis menang lotre, ya?" tanya Jingga, membuat Laskar tertawa.

            "Mau aja, anggap aja sekarang kita lagi merayakan ulang tahun lo."

            "Ulang tahun gue masih satu bulan lagi, kecepetan lo!"

            "Ya, kita rayain aja duluan! Nggak ada larangannya kan?"

            "Iya, deh, iya. By the way, makasih ya, Las. Lo romantis banget, asli."

            "Makasih terus lo, cium, kek!" decak Laskar.

            Jingga mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Mau?"

            "Mau," jawab Laskar.

            "Nanti ya, habis makan," ujar Jingga, membuat Laskar kesenangan.

            "YES! Ya udah, buruan habisin makanan lo. Lama banget, elah," ujar Laskar.

            "Sabar, anjir! Gue kan lagi jadi cewek anggun malam ini. Lo kira kita lagi makan di warteg?! Mana nggak bisa angkat satu kaki lagi!" decak Jingga.

            Laskar tergelak melihat wajah sebal Jingga. Ia tebak, sepatu yang Jingga pakai pasti milik mamanya. Laskar yakin seratus persen. Gadis satu ini memang tidak ada duanya. Jingga, jingga, makin sayang gue sama lo.












GUYS JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM MEREKA BERDUA YAA! 💗💗

***

"Lo beneran nggak mau datang ke acara kampus gue, Las?" tanya Tenggara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Lo beneran nggak mau datang ke acara kampus gue, Las?" tanya Tenggara.

            Laskar menggeleng. "Gue nggak bisa, mau naik gunung sama anak-anak MAPALA."

            "Ya, elah, skip dulu aja," ujar Tenggara.

            "Nggak bisa, lagian lo tumben amat maksa-maksa gue," ujar Laskar.

            "Gue jomblo, kesepian, nih."

            Khal yang mendengar lantas berdecak. "Gar, Gar, cewek lo segudang, anjir!"

            "Tau, tuh," ujar Laskar. "Eh, lo punya kamera nggak, Khal? Mau gue bawa buat acara MAPALA."

            "Nggak punya gue, pinjam sama Bayu aja, bagus kamera dia," ujar Khal.

            "Udah, tapi dia belum balas chat gue dari pagi. Sibuk banget, anjir, itu anak!"

            "Langsung aja ambil ke rumahnya, kayak sama siapa aja lo," decak Tenggara.

            Laskar beranjak berdiri, meraih jaket di atas kursi. "Ya udah, gue cabut dulu kalau gitu. Jam delapan gue ke sini lagi, mau nitip apa lo pada?"

Laskar dan Jingga (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now