38. RAHASIA KECIL

Start from the beginning
                                    




38. RAHASIA KECIL

Jingga memandang dirinya di depan cermin sambil senyum-senyum sendiri. Sedari tadi ia tidak berhenti memuji dirinya dengan kata cantik, manis, dan mempesona! Iya, iya, Jingga emang narsis. Jingga sadar, kok.

Saat ini Jingga memakai dress berwarna biru muda yang Laskar kirimkan dua hari lalu. Jingga membiarkan rambutnya terurai dan memakai riasan tipis di wajahnya.

Fix, Laskar pasti akan mengajaknya makan malam di restoran mewah. Kali ini ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk menjadi cewek kalem agar tidak mempermalukan Laskar.

Tadi saat ia hendak memakai sepatu converse-nya, mamanya langsung mencegahnya dan memberikannya sepasang sepatu berwarna silver dengan hak tiga sentimeter.

Demi Laskar, Jingga akan memakainya. Taraaa! Perfecto! Malam ini penampilan Jingga terlihat sempurna.

Jam tujuh malam Laskar menjemputnya dengan mobil. Cowok itu memakai kemeja lengan panjang berwarna navy dan celana jeans berwarna hitam. Laskar terlihat begitu tampan sampai Jingga meneguk ludah tanpa sadar. Sadar, Jingga!

            "Gileee, cantik banget cewek gue! Ini beneran cewek gue bukan, sih?" tanya Laskar sambil mengamati penampilan Jingga dari atas hingga bawah.

            Jingga tersenyum malu, lalu mengibaskan rambutnya ke belakang. "Iya, dong! Jingga!"

            Laskar membuka pintu mobilnya, menyuruh Jingga masuk. Ia tertawa melihat sikap Jingga yang malam ini terlihat begitu anggun. Asli, ngakak banget.

            Mobil Laskar melaju dengan kecepatan sedang. Sepanjang jalan mereka ditemani lagu-lagu romantis dari radio. Ya ampun, gue sama Laskar udah kayak couple goals banget, nggak, sih? batin Jingga, kesenangan.

            "Kita mau makan malam di mana sih, Las?" tanya Jingga.

Pasti lo mau ngajak gue makan di restoran eropa! Makan malam romantis gitu...

            "Nanti juga lo tau, udah tenang aja. Malam ini gue buat lo jadi cewek paling bahagia sedunia!" ujar Laskar.

            "Oh, oke-oke, agak lebay juga ya lo," ujar Jingga.

            Sesuai tebakan Jingga, Laskar benar-benar mengajaknya ke restoran mewah yang ada di kawasan Kemang. Desain interior restoran eropa itu berhasil memikat pandangan Jingga. Ia duduk dengan anggun di bangku yang sudah Laskar siapkan.

            "Gimana? Lo nggak nyangka kan gue ajak ke sini?" tanya Laskar.

            "Nggak nyangka banget, Las! Ya ampun, jadi terharu!" jawab Jingga, pura-pura kaget.

            Jangan meremehkan bakat tebak-tebakan gue, Las. Kena juga kan lo!

            Seorang pelayan restoran datang sembari membawa dua buah buku menu. Jingga dibuat melotot dengan harga makanan di buku menu tersebut yang menurut Jingga harganya sangat mahal!

          "Lo udah gila, Las? Harga makanan di sini mahal banget! Bisa bayar uang semesteran lo!" bisik Jingga.

            "Nggak apa-apa, Jingga. Pesan aja. Yang bangkrut juga gue, bukan lo," balas Laskar. Astaga ini cewek!

            Akhirnya Jingga menuruti permintaan Laskar dengan terpaksa. Kalau tahu begini, lebih baik ia mengajak Laskar makan di ATL (Ayam Tulang Lunak) dekat Mandala saja! Mana porsi makanannya nggak bikin kenyang lagi.

            Meski merasa tidak enak, tapi Jingga harus menghargai usaha Laskar. Malam itu Jingga mengucapkan terima kasih kepada Laskar karena sudah mengajaknya makan malam di restoran mewah. Laskar selalu memperlakukannya dengan baik dalam hal kecil atau besar.

Laskar dan Jingga (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now