|❈| The Princess Who's Curious |❈|

45 18 180
                                    

❈Part 23❈

HAPPY READING READERS♡ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Dia hanya temanku. Aku yang mengajaknya kesini," jawab Ryan kepada seorang gadis itu dengan wajah datar.

"Tak biasanya dia bersikap seperti ini. Dan gadis ini sungguh cantik, apa dia selalu melakukan perawatan wajah ya?" batin Rania.

"Ayo Rania, kita pergi," ajak Ryan disertai menarik tangan Rania.

"Wah kau tak mau mengenalkan teman perempuanmu kepadaku?" tanya gadis itu, namun tak dihiraukan oleh Ryan.

"Dasar Ryan. Apa benar itu teman perempuannya? Apa itu pacarnya?" batin perempuan itu lalu sedikit tersenyum.

~❦~

Setelah Ryan dan Rania sudah cukup jauh dari gadis itu, Rania langsung melepaskan tangan Ryan dan menatap Ryan seolah meminta penjelasan ada apa dengannya.

"Ryan, kenapa kamu seperti menghindarinya, dan siapa perempuan cantik itu?" tanya Rania yang sebenarnya sedikit lagi sudah sampai di tempat tujuan.

"Mantan."

"HAH?!" teriak Rania dengan tatapan tidak percaya yang membuat Ryan langsung memasang salah satu telunjuk di depan mulutnya tanda diam.

"Hah? Tunggu, bukannya kau bilang-"

"Bercanda," potong Ryan sembari memasang senyum kuda yang membuat Rania langsung mencubit pinggang Ryan dengan keras.

"Aduh! Rania itu sakit!" rintih Ryan.

"Dengar. Meski tampangmu oke, aku tak segan - segan mencubit pinggangmu jika kamu begitu lagi," ucap Rania.

"Keras sekali dia, semoga saja tidak memar," batin Ryan.

"Jadi, tadi itu siapa?"

"Dia kakakku."

"Kakakmu? Berbeda sekali wajahmu dengan wajahnya. Dia sangat menawan aku kagum padanya."

"Oh jadi aku jelek begitu?"

"Tidak, tidak, ralat. Pangeran dan Putri disini sungguhlah tampan dan cantik," ganti Rania yang membuat Ryan tertawa.

"Ya ... sebagian besar dia mirip dengan Papa sedangkan aku mirip dengan Mama jadi kami berdua tidak mirip sama sekali, dan memang aku akui dia cantik tapi kadang menyebalkan."

"Hm tapi meski kau bilang 'menyebalkan', kurasa mempunyai saudara kandung itu lebih seru daripada tidak punya sama sekali," ucap Rania.

"Oh apa kamu tidak punya adik atau kakak?" tanya Ryan yang langsung dijawab Rania dengan gelengan.

Jujur saja Rania sebenarnya ingin memiliki saudara kandung. Namun, Mayer selalu berkata bahwa mempunyai banyak anak akan sangat merepotkan. Jika sudah begitu, Rania tidak bisa berani memaksa.

"Oh iya. Lalu, kamu tak mau mengenalkan aku ke kakakmu itu?"

"Untuk apa? Kenapa harus terburu - buru? Memangnya kita pacaran yang harus mengenalkan kepada keluarga?" tanya Ryan pura - pura salah paham.

"Astaga bukan itu maksudku!" jawab Rania sembari menepuk jidatnya membuat Ryan tertawa lagi.

"Hahaha, ya aku tahu kok maksudmu. Yang tadi hanya bercanda saja. Namanya Sealbine Woltter, tapi kamu panggil saja Selby. Umurnya 2 tahun lebih tua denganku."

"Kau ini suka bercanda ya?"

"Ya begitulah aku."

"Hmm ... dia berarti 14 tahun ya?"

Cadarania's Secret Power [HIATUS]Where stories live. Discover now