-7-

1.1K 170 36
                                    

Pada dasarnya semua orang selalu mengutamakan apa yang menurutnya lebih penting.

Memaklumi dan belajar mengerti sering kali felix lakukan ketika kekasihnya lebih mementingkan untuk menerima jadwal bimbingan tugas kuliah dibanding menemani felix jalan-jalan.

Yap, minho adalah seorang asisten dosen, selalu masuk kelas bahkan sampai mengajar, semua orang tahu jika minho adalah anak yang jenius.

Tak sedikit mahasiswa/i yang rela sepulang kuliah langsung mau bimbingan tugas bersama minho, selain pintar ia juga sangat tampan.

Siapa yang tidak iri kepada felix? Lelaki ini adalah milik felix seorang.

"maaf ya kakak nggak bisa nemenin kamu jalan, ada bimbingan belajar bentar lagi". Ujar minho sambil usak surai felix lembut, ia tau felix sedih tapi bimbingan lebih penting.

"hari ini bakalan ngebimbing siapa kak?"

"kamu nggak perlu tau sayang, mahasiswa biasa kok".

"lix temenin ya".

Minho terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk, mengiyakan tawaran sang kekasih tercinta.

Sepulang kuliah mereka pun tetap berada di kelas, mahasiswa bimbingan minho kali ini adalah jisung, sahabat baik felix.

Untunglah jika begitu, setidaknya tidak harus ada kecanggungan antara mereka ber tiga.

Minho berdiri di depan papan tulis sambil menjelaskan langkah-langkah untuk membuat sebuah rancangan tugas jisung yang notaben nya juga merupakan tugas felix.

Jadi sekalian felix juga belajar.

Mereka dengarkan penjelasan minho seksama, sesekali minho datang ke kursi masing-masing untuk memeriksa.

"jisung ini salah, harusnya begini". Ujar minho sambil sedikit menunduk dan mengarahkan ujung pensil jisung ke atas kertas dengan tangan minho memegangi punggung tangan jisung.

"oh iya kak hehehe jisung nggak fokus tadi". Ujarnya.

Felix hanya geleng-geleng saja, sahabatnya memang selalu seperti itu.

Mereka lanjut belajar sampai akhirnya felix merasa begitu mules dan minta izin ke kamar mandi sebentar.

Tinggal lah dua orang diruangan itu.

Minho menatap jisung dengan lekat begitupun sebaliknya.

"kak ino, apakah semuanya akan baik-baik saja? Aku nggak tega sama lixie".

"semua akan baik-baik saja bertahanlah sebentar lagi hannie".

.
.
.
✨✨✨
.
.
.

.

Felix mengetiskan air di telapak tangan, ia baru saja selesai dengan rasa mules di perut, masih di dalam toilet kini dirinya berkaca untuk merapikan penampilan diri.

"cakep banget fel" pujinya sambil mencolek pantulan wajahnya di kaca.

Ponselnya berdering tanda ada sebuah pesan yang masuk.

[pak tua]
|Sayang kakak nggak bisa ke itaewon hari ini ya, kayaknya kurang sehat, agak meriang tadi flu juga, nggak apa kan?

Felix membacanya tapi tidak di balas. Itu tidak terlalu penting. Jadi ponselnya disimpan lagi dan ia berjalan keluar toilet.

Mengendap-endap untuk menjahili kekasih dan sahabat, felix diam-diam coba mengintip untuk mencerna situasi kelas.

Yang tadi dirinya tersenyum kini berubah pias, dengan mata berkaca ia bawa satu tangan untuk menutup mulut yang menganga.

After Marriage - Hyunlix√Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon