Bagian 3

256 31 1
                                    

Zea menjadi semakin panik saat Zalfa sudah berdiri di sampingnya, tatapan mata Zalfa sudah tertuju kepada poster yang sudah disobek oleh Reza.

"Kenapa disobek? Aku belum melihatnya." ucap Zalfa.

"Teman anda mengatakan dia tidak menyukai Reza, jadi Reza menyobeknya." ucap Daiyan.

Zalfa langsung menatap Zea dengan kesal.

"Maksudku bukan begitu, aku hanya, aku hanya bicara jujur." ucap Zea.

"Aku sudah menunggu selama 10 tahun untuk momen ini, kenapa kau harus menghancurkannya." ucap Zalfa yang sudah menangis.

Reza yang tidak perduli langsung meninggalkan Zea dan Zalfa, diikuti oleh Daiyan yang ada di sampingnya.

"Bukankah kau bilang Ayahmu memintamu menikah? Kenapa tidak manfaatkan gadis tadi? " ucap Daiyan.

Langkah Reza langsung terhenti dan memikirkan apa yang diucapkan Daiyan.

"Jika kau menikahi gadis yang tidak menyukaimu, kau bisa meninggalkan gadis itu nanti dengan membuat seolah gadis itu bersalah, dengan begitu Ayahmu tidak akan menyalahkanmu. Namun, jika kau menikahi gadis yang dipilihkan oleh Ayahmu, hidupmu akan kelar, karena yang dicarikan Ayahmu pasti anak dari orang-orang terdekatnya. Dengan begitu hidupmu akan dikontrol mereka dan sulit bagimu untuk lepas,  dan hal terburuknya, bisa saja wanita itu akan membuatmu berhenti dari industri ini." ucap Daiyan.

"Tapi dia bukan tipeku." jawab Reza.

"Ini bukan masalah tipe Za, kau tidak akan bisa menemukan gadis lain, apalagi dengan sikap dinginmu itu." ucap Daiyan.

"Kau ingin mati? " ucap Reza kesal yang membuat Daiyan langsung menunduk.

Sementara Zalfa masih menangis dan Zea masih mencoba untuk menenangkan nya.

"Aku akan meminta tanda tangannya, jadi jangan menangis." ucap Zea sambil mengambilkan potongan poster yang ada di lantai.

Dengan langkah ragu, Zea berjalan pelan mendekati Reza dan Daiyan yang masih berbicara di parkiran.

"Maaf, bisakah anda menandatangani ini lagi?" ucap Zea pelan kepada Reza.

Reza menatap Zea tanpa ekspresi, namun Daiyan memberikan kode kepada Reza agar melakukan yang terbaik.

"Tentu saja, tapi berjanjilah satu hal. Kau akan melakukan jika aku meminta sesuatu padamu." ucap Reza.

"Tentu saja, aku akan melakukannya." jawab Zea.

"Apapun itu? "

Zea kemudian mengangguk ragu, namun akhirnya menyerahkan poster kepada Reza. Setelah menandatangani poster itu, Reza langsung memasuki mobilnya dan membiarkan Daiyan mengurus semuanya.

Daiyan mengambil nomor Hp Zea dan begitu pun sebaliknya. Kemudian Daiyan memberikan selembar kertas kosong dan pena kepada Zea.

"Tuliskan nama anda dan tanda tangani." ucap Daiyan.

"Untuk apa? Disini tidak ada keterangan apapun, apa yang harus aku tanda tangani." jawab Zea.

"Ini merupakan kertas perjanjian bahwa anda akan mengikuti kemauan tuan Reza, karena belum dipikirkan oleh tuan Reza apa itu, maka anda hanya perlu menandatangani kertas kosong ini dulu." jawab Daiyan.

Tanpa pikir panjang, Zea langsung menandatangani kertas itu dan pergi kembali kepada Zalfa.

Daiyan memasuki mobil dan memberikan kertas yang sudah ditanda tangani Zea kepada Reza.

"Apa yang akan anda lakukan dengan kertas itu? " tanya Daiyan.

"Aku akan membeli kehidupannya dengan ini. Carikan semua informasi tentang gadis itu." jawab Reza.

Daiyan mengangguk, kemudian menatap kearah depan dan langsung melajukan mobil kejalanan.

Setelah selesai membujuk Zalfa, Zea membawa Zalfa untuk pergi dari tempat itu dan pergi ke sebuah restoran untuk makan malam. Zalfa langsung menuruti karena keinginnya sudah terkabulkan.

"Kenapa ingin makan disini? Tidak biasanya kita kesini" tanya Zalfa.

"Aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, aku dengar restoran ini menyediakan makanan yang enak. Ayo masuk." jawab Zea kemudian membuka pintu restoran.

Setelah memesan beberapa makanan dan menunggunya datang, Zalfa dan Zea berbincang-bincang, dan yang menjadi topik pembicaraan mereka sekarang adalah Arkan, pacar Zea yang sudah 5 tahun berhubungan dengan Zea.

"Aku tidak melihat kau bertemu Arkan akhir-akhir ini, apa hubungan kalian baik-baik saja?" tanya Zalfa.

"Tentu saja, tapi dia terlihat aneh akhir-akhir ini. Saat kami pergi kerumahnya, Ibunya bertanya kapan kami akan menikah, dia hanya tersenyum dan tidak memberikan jawaban pasti. Lalu dia mengatakan padaku untuk tidak terlalu memikirkan ucapan Ibunya, padahal aku juga berfikir kapan kami akan ke jenjamg pernikahan setelah pacaran selama ini." jawab Zea sambil menyeruput minuman yang ada didepannya.

"Dia memang gila, apa gunanya kalian bertahan jika akhirnya tidak menikah. Bagaimana dengan pekerjaan nya? Apa baik-baik saja? Mungkin saja karena uangnya belum cukup."

"Pekerjaannya cukup baik dari tahun kemarin, dia bahkan sudah membeli rumah sendiri, tapi tidak mengatakan apapun padaku tentang pernikahan, aneh sekali."

"Mungkinkah dia selingkuh? Karena itu dia jadi ragu untuk menikahimu? "

"Haha ngawur. " jawab Zea sambil tersenyum dan mencoba untuk tidak memikirkan ucapan Zalfa.

***

Setibanya di restoran, Daiyan langsung membukakan pintu untuk Reza. Ketika mereka ingin menuju ke meja yang sudah disiapkan restoran, langkah kaki Reza terhenti saat melihat seseorang yang dikenalnya ada di restoran itu.

"Dia gadis yang tadi." ucap Daiyan.

Reza tidak menjawab dan berjalan menuju meja. Meja yang ditempati Reza dan Daiyan kebetulan berada tidak jauh dari meja Zea dan Zalfa, sehingga bisa terlihat satu sama lain.

"Za, Nasha akan datang sebentar lagi." ucap Daiyan.

"Kenapa dia kesini? "

"Dia baru datang kemarin dan ingin bertemu denganmu."

***

Saat Zea dan Zalfa sedang asik makan, tiba-tiba seorang gadis berjalan melintasi mereka dan tidak sengaja menyenggol sendok makan Zea, sehingga membuatnya terjatuh ke lantai.

"Ah maafkan aku, aku tidak sengaja." ucap Gadis itu.

"Tidak apa-apa." jawab Zea kemudian menunduk untuk mengambil sendok itu.

"Sayang kenapa? Kamu melukai mereka? Sudha kubilang duduklah di meja mu dan biarkan aku yang mengurus pesanannya, kau ini sangat bandel sekali." ucap seorang pria yang membelakangi Zea dan Zalfa.

"Tidak apa-apa, hanya sebuah sendok." ucap Zea mencoba untuk menenangkan pasangan itu agar tidak berdebat.

"Iya ma-, " ucapan pria itu langsung terhenti setelah melihat siapa yang kini ada di hadapannya.

"Zea? " ucap pria itu pelan.

Sementara Zea masih terpaku dan berdiri di hadapan pria itu, sedangkan Zalfa sudah berdiri dengan menatap tajam kepada pria itu. Zea tersenyum dan melirik gadis yang tadi menyenggolnya.

***

"Maaf, apa aku membuat kalian menunggu lama?" tanya Nasha yang baru tiba kemudian duduk di samping Reza.

Reza hanya diam tanpa menjawab karena sedang asik menonton pertunjukan yang ada di hadapannya. Sementara Daiyan juga fokus mendengar apa inti masalah yang sedang terjadi.

"Sepertinya akan ada perang." ucap Daiyan.

Reza hanya tersenyum miring dan asik menonton pertunjukan itu.

"Zea, biasanya kamu tidak suka makan ditempat jauh seperti ini." ucap pria itu.

"Kenapa? Kau terkejut setelah melihatku disini? Karena aku akhirnya mengetahui kebusukanmu?" jawab Zea.

Hey BoyHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin