HI AMOR_____
disebuah ruangan gelap nan sunyi terdapat seorang pria yang kini tengah menatap layar monitor didepannya, sudut bibirnya tertarik keatas, membentuk seringaian. ia kini tengah menatap seorang gadis yang tengah tertidur pulas diatas ranjang king sizenya lewat layar komputer
vincent melonggarkan dasinya, bibirnya menghisap kuat batang rokok ditangannya, mengepulkan asapnya kemudian mendesah nikmat. ia terkekeh sebentar
"aku merindukanmu sial" vincent mendesis tak suka, matanya kembali menatap layar monitor didepannya, gadisnya nampak terusik dari tidurnya, kemudian kembali terlelap setalah kembali memeluk guling yang semula terlepas dari dekapannya
raut wajahnya yang semula datar kini tersenyum lebar hingga matanya menyipit. tidak tidak, ini bukan senyum manis atau yang lainnya, senyum ini berbahaya, senyum yang hanya ia tunjukkan pada saat mencabut nyawa mangsanya, mengerikan
"lihat sayang, ayah menyebalkanmu itu ingin main main denganku rupanya" vincent mengetuk ngetukkan jarinya pada meja
"kau ingin aku apakan ayahmu itu hm? kau ingin aku membuatnya serangan jantung atau langsung mengirimnya pada tuhan? huh" matanya menatap layar monitor seolah olah gadisnya berada didepannya
tok tok
ketukan pintu tak mengalihkan sedikitpun atensinya dari layar komputer didepannya
"saya max tuan" ryden maxwell, dia tangan kanan sekaligus merangkap sebagai sekretaris vincent di kantor
"masuk" balas vincent
"tuan, saya ingin melapor bahwa pengiriman senjata yang sempat tertunda sudah berhasil sampai di italy" max menyerahkan map hitam ditangannya dengan gemetar, akhir akhir ini tuannya ini sedang dalam suasa hati yang buruk senggol bacok mode on salah bicara sedikit saja ia bisa langsung masuk rumah sakit selama seminggu
vincent menerima map tersebut, membacanya dengan telili, kemudian mengangguk puas membuat max disebelahnya bernafas lega
"bunuh bajingan bajingan tengik itu kemudian kirim jasadnya pada keluarganya" perintahnya
"baik tuan" max mengangguk paham tapi dalam hatinya ia berpikir keras, biasanya tuannya ini akan sangat senang hati menghukum dan memberi pelajaran pada tahanan tahanannya bahkan ia melarang tahanannya itu dieksekusi sebelum ia bermain terlebih dahulu
"max, siapkan jet pribadi sekarang. kita akan terbang hari ini juga ke new york, kau boleh pergi sekarang" max sedang tak ingin membunuh sekarang, ntah mengapa sekarang candunya bukan lagi bau anyir darah melainkan harum vanilla gadisnya, bukan lagi darah merah kental melainkan bibir tipis berisi semerah cery milik gadisnya
max mengangguk patuh kemudian meninggalkan ruangan gelap dan suram itu yang hanya diterangi cahaya rembulan
vincent kembali menatap layar monitor, rahangnya mengetat. paha mulus gadisnya itu terekspos karna selimut yang dikenakan tania merosot hingga kaki, gadisnya tampak sangat seksi dengan lingerie maron berbahan satin itu, samar ia bisa melihat dada besar tania meski terhalang guling. kepalanya mendongak ke atas, tangannya terkepal kuat hingga kuku kukunya memutih, ia menggeram bak binatang buas, otot tubuhnya seakan mengencang membayangkan ilustrasi gadisnya. tania, yah tanianya. gadis itu berhasil membuatnya gila akhir akhir ini
sudah terhitung dua bulan lamanya ia tak pernah melihat gadisnya secara langsung, sejak kejadian di bar itu ia tak pernah lagi menemui tanianya. sehari setelah kejadian itu ia langsung terbang dari new york ke turki karna mendapat laporan seseorang manggagalkan penyelundupan senjata ilegal yang akan dikirim ke itali ditambah lagi ayah gadis itu juga ikut mempersulit kepulangannya ke new york. ayah gadis itu seakan menunjuk kan secara terang terangan peringatan agar ia menjauhi putrinya
YOU ARE READING
THE DEVIL'S OBSESSION
RomanceCRITA DILINDUNGI UNDANG UNDANG!! DON'T PLAGIAT SILENT READERS JAUH JAUH! 𝙏𝘼𝙉𝙄𝘼 𝙁𝙍𝘼𝙉𝙆𝙇𝙄𝙉 karna insiden kebodohannya mencium pria tak dikenal disalah satu bar saat menghindari mantan kekasihnya dia terjerat obsesi seorang pria berahang te...