Empat - Spark

275 39 8
                                    

"Hasilnya kuning, Ki," protes Awan ketika mereka tengah mengoreksi beberapa gambar yang tadi sempat dipinta oleh Awan kepada para karyawan lapangan. "Enggak bagus. Yang ada malah nanti kita kerja dua kali lagi kalau begini."

"Maksud gue tadi, tuh, biar gue enggak perlu ke lapangan aja, sih, Wan... Biar efisien, maksudnya..." Kiki menghembuskan napasnya pasrah, "duh... Jelek banget lagi, hasilnya..." Kiki termangu saja, dengan memangku dagu, sambil memandangi hasil photo tersebut. Sudah ia coba sedemikian rupa pun hasilnya tetap tak sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Tidak perlu dimarahi habis-habisan pun, Kiki sudah pasti akan tahu diri kalau hasilnya akan membuat atasan tercinta mereka mengamuk.

Mengambil potret produk-produk untuk E-Commerce memang diakui Kiki memiliki tingkat kesulitan yang lumayan walau tidak berat juga untuk dirinya pribadi. Kiki bahkan bisa beberapa kali take hanya untuk satu varian produk. Beberapa E-Commerce bahkan menetapkan standar photo dengan cukup tinggi. Kelengkapan detail produk, manfaat, bahan, dan lain-lain. Walau tentu tujuannya sungguh baik, yaitu agar para Customer tidak keliru warna, ukuran, kegunaan, dan sebagainya.
Tentu saja Kiki tidak memiliki pilihan lain selain patuh, dan mengikuti standar juga peraturan tersebut.
Karena memang seperti itu lah pekerjaannya.

"Hasil kamera hape, kan, beda-beda, Ki... Kalau pake kamera lo perbandingannya paling 90%, tapi kalau ini, merah darah aja bisa keliatan orange. Jangan, deh..."

"Iya, sih, ya..."

Awan ikut-ikutan berpikir, karena tenggat waktu mereka memang sudah tidak terlalu banyak. Ia melipat kedua lengannya tinggi-tinggi, wajahnya hampir sama kusutnya dengan wajah Kiki. Kemudian Awan membuka suaranya lagi, "hari ini gue mesti beresin workschedule untuk bulan ini, sama kalender kerja untuk bulan depan. Terus, ada beberapa berita acara yang kudu dapat approval dari Pak Danang dan Pak Hendrik juga. Kalau lo mau, besok kita ke lapangan, deh, pake motor gue aja biar bisa balik kantor enggak pake kena macet. Gimana?"

"Gitu, ya?" Kiki sudah tidak bisa lagi mengontrol wajahnya yang frustrasi. Tampaknya ia harus mengikuti saran Awan barusan. Lagi pula, sama dengan Awan, ada beberapa administrasi akhir bulan yang harus ia kerjakan, dan Kiki sedang tidak ingin liburan akhir tahunnya terganggu dengan satu hal yang cukup sepele.

Maka akhirnya, Kiki menganggukkan kepalanya lemah.


***


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Smell of Rain - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Where stories live. Discover now