Mulai Dari Awal

1.6K 142 25
                                    

Hinata kembali ke kamarnya setelah menyiapkan kompres dan membawa obat-obatan untuk Naruto.

"aku bisa mengompresnya sendiri, kau tidur lah" ucap Naruto padaa Hinata.

Hinata hanya terdiam lalu duduk di samping Naruto.

"Hinata?" panggil Naruto.

Hinata masih saja diam, lalu tanpa mengatakan apa-apa dia meraih tangan Naruto yang terdapat luka memar dan langsung mengompresnya.

"Hi-Hinata?"

Setelah dibagian tangan Hinata pun meminta Naruto berbalik dan membuka bajunya.

"buka bajumu!" titah Hinata.

"ba-baiklah" Naruto cukup kebingungan melihat sang istri.

Suasana berubah menjadi hening. Naruto ikut terdiam setelah melihat Hinata yang hanya diam. Sementara Hinata juga hanya diam sembari mengobati luka-luka Naruto.

"Maaf" akhirnya Naruto membuka suara.

Hinata lagi-lagi hanya diam.

"lukamu separah ini dan kau bilang tidak apa-apa?" jawab Hinata tiba-tiba.

"e-eh?" Naruto bingung karena Hinata tiba-tiba menyahut namun bukan menjawab ucapannya.

"kau menahannya dari tadi?"

"soal itu.." Naruto tak bisa menjawab.

"apa Naruto-kun mencoba menyembunyikannya dariku?"

"tidak seperti itu-dattebayo, hanya saja aku pikir ini akan membaik jadi aku-.."

"bagaimana bisa membaik, kau bahkan tidak mengobatinya"

"maaf, aku hanya tidak mau merepotkan-.."

"aku istrimu, yang seperti ini tidak merepotkan aku sama sekali, aku jauh lebih cemas jika kau terluka kau tahu"

"Hinata, aku mengerti tapi aku juga mencemaskanmu yang sedang sakit"

Hinata kembali terdiam.

"Naruto-kun pikir gara-gara siapa aku sampai sakit?" ucap Hinata.

"aku" Naruto menunduk "maafkan aku" lanjutnya.

"hufft.." Hinata menhela nafas "kenapa orang-orang itu menculik Boruto?" mengalihkan perbincangan.

"mereka menyimpan dendam padaku, mereka ingin aku mundur dari pencalonan ku sebagai Hokage dan melepaskan teman-temannya yang ku tangkap tempo hari, selain itu.."

"hm?"

"salah satu dari mereka adalah wanita dan dia ingin kita berpisah"

"hah?" Hinata terkejut.

"kau ingat seseorang misterius yang mencoba melukaimu di pasar? Dialah orangnya, dia tidak suka kita bersama"

"dia suka pada Naruto-kun?"

"begitulah"

Hening sejenak.

"Hinata?" panggil Naruto.

"hm?"

"apa menurutmu akan lebih baik jika aku meminta anak-anak untuk tidak mengatakan identitas mereka sebagai anak kita?"

"tapi kenapa?"

"aku takut mereka diincar oleh musuh lagi, terutama musuh-musuh ku"

"kau benar tapi.."

"tenang saja, aku akan memberi tahu mereka, Hinata tidak perlu khawatir" Naruto mengusap kepala sang istri.

"baiklah, aku ikut saja" balas Hinata.

Naruto tersenyum lalu membentangkan tangannya.

"hm?" heran Hinata.

"aku tidak dapat pelukan malam lagi?" tanya Naruto dengan ekspresi layaknya anak-anak..

"aku mengantuk, cepat minum obat mu lalu tidur lah!"

"dingin sekali ya malam ini-dattebayo" ucap Naruto berniat menyinggung Hinata.

Tanpa kata-kata Hinata langsung merebahkan tubuhnya dan memakai selimutnya.

"aku benar-benar diabaikan-dattebayo"

Naruto pun menyerah dan segera meminum obatnya lalu menyusul Hinata merebahkan tubuhnya.

"setidaknya jangan belakangi aku, Hinata"

Tidak ada jawaban dari Hinata.

"apa dia masih marah" tanya Naruto pada dirinya sendiri "baiklah" lanjutnya lalu menutup dirinya dengan selimut dan memejamkan matanya.

Tak lama setelah Naruto memejamkan mata, Hinata tiba-tiba membalikkan badannya dan bergeser mendekati Naruto. Naruto yang merasa ranjangnya bergoyang tidak membuka matanya, dia tidak sadar jika Hinata bergeser mendekatinya.

Hinata tiba-tiba menyelipkan tangannya ke pinggang Naruto dan menyandarkan kepalnya tepat di dada Naruto.

"e-eh?" Naruto membuka matanya karena terkejut.

"aku kedinginan" ucap Hinata namun pipinya memerah dan Naruto menyadarinya meski di bawah lampu yang padam.

Naruto tersenyum melihat sang istri yang malu-malu.

"sudah ku bilang, malam ini sangat dingin"

"hm"

"jadi aku dimaafkan kan?"

"hm"

"aku akan mendapatkan pelukan malam lagi kan?"

"hm"

"hahaha.." Naruto gemas melihat Hinata.

Pipi Hinata pun semakin memerah.

"aah... aku juga kedinginan-dattebayo" Naruto mengeratkan pelukannya. "terimakasih karena memberiku kesempatan untuk memperbaikinya, kita mulai dari awal lagi ya, sayang" ucap Naruto.

Hinata membalasnya dengan anggukan kecil.

"aku mencintaimu, Hinata" ucap Naruto lagi lalu mencium pucuk kepala Hinata.

"aku juga" dengan suara sangat kecil Hinata membalasnya.

Naruto tersenyum.

"aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkan aku, kau dan anak-anak adalah tanggung jawabku serta bahagiaku. Aku memang membuat kesalahan besar kemarin tapi aku janji ini tidak akan terulang" ucap Naruto dalam hatinya.

Naruto berjanji akan memperbaiki segalanya dan dia bertekad untuk membahagiakan keluarga kecilnya, dia akan berusaha untuk menjadi suami dan ayah yang baik.

Fyi: kemarin nggak update karena author lupa wkwkwk..😅 aku baru ada di rumah pas malam soalnya aku ada event dan pas nyampe rumah dah mau tidur, pas dah dikasur baru ingat kalau belum update wp ternyata dan aku udah males buka laptop :v (reader be like: ah alasan nih authornya bilang aja males update) maafin ya hehe..😁 eh btw scene ayah dan anak kemaren gimana? Nangis nggak kalian? Aku nangis woeee gilaaaaa.. nggak bisa berkata-kata lagi aku😭😭

NEXT PART

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

MALAIKAT KECIL ✔Where stories live. Discover now