Penampilan Baru Ibu

1.5K 134 25
                                    

Setelah sibuk selama beberapa bulan terakhir akhirnya hari ini Naruto mendapatkan jatah libur jadi dia menemani Boruto dan Konohamaru latihan. Naruto mengajarkan Boruto dasar-dasar pengendalian cakra dan juga melatih rasengan serta tehnik kuciyose sang cucu hokage ketiga, Konohamaru. Naruto juga membawa Himawari bersamanya karena sang putri bersikeras untuk ikut padahal biasanya dia lebih memilih di rumah bersama sang ibu, itu mungkin karena akhir-akhir ini Himawari jarang punya waktu bermain dengan sang ayah.

"oe Konohamaru cakramu terbuang sia-sia jika seperti itu terus" nasihat Naruto dari pinggir lapangan latihan "ini tidak beda jauh dari tehnik kuciyose kera milikmu tahu!" pungkasnya.

"tapi ini sulit-kore, meski aku sudah mengetahui dasarnya tapi tetap saja memanggil katak dengan kuciyose tanpa menguasai sage mode itu sulit kak" balas Konohamaru.

"alasan! aku sudah menguasai tehnik kuciyose katak jauh sebelum aku mempelajari sage mode-dattebayo" jawab Naruto "kan sudah ku katakan sebelumnya lakukan pendekatan dulu pada katak-katak itu, kau jangankan mendekat melihatnya saja kau sudah takut" lanjutnya.

"hehehe..." Konohamaru tertawa garing.

"he he he, sudah lakukan lagi!" pintah Naruto.

"iya iya, baiklah"

Sementara Boruto yang sedang sibuk mengulangi semua pelajaran yang ayahnya berikan tak memperhatikan apa yang sedang Konohamaru perbuat, dia terus mencoba berjalan di tiang dengan kemiringan 90 derajat.

"kakak jatuh terus ayah" ucap Himawari pada ayahnya.

"iya" bukannya khawatir Naruto justru tersenyum melihat sang putra tidak patah semangat untuk mempelajari semua hal yang diberikan padanya "biarkan saja dia dulu" lanjutnya.

Naruto sengaja tidak memperhatikan Boruto karena dia tahu jika Boruto dilatih olehnya dan terus diperhatikan dia akan menjadi manja dan terus merengek, jika dia lebih memperhatikan latihan Konohamaru maka Boruto lah yang akan berusaha menguasai tehnik itu sendiri dan jika ada kesulitan barulah dia datang pada sang ayah untuk bertanya.

Awalnya Naruto merasa mengajari Boruto tehnik-tehnik seperti latihan dasar mengontrol cakra, kagebunshin, dll masih sangat cepat namun sang ayah mertua menekankan padanya bahwa dizaman damai seperti ini anak-anak yang berminat untuk menjadi ninja berkurang dan para ninja juga akan kehilangan pengalaman bertempur mereka karena sudah tidak ada lagi peperangan jadi, jika ada anak-anak yang memiliki minat yang tinggi untuk menjadi ninja maka kita harus berusaha menjaga minat sang anak hingga nanti dia dewasa dan mengajarinya semua tehnik ninja dari usia dini.

Selain berlatih dengan Konohamaru Boruto juga terkadang mendapatkan latihan taijutsu dari sang ibu. Hinata mengajari Boruto tehnik taijutsu turun temurun dari klan hyuga meskipun Boruto tidak memiliki byakugan. Bukan hanya Boruto, Himawari pun bahkan sering ikut bersama sang kakak untuk latihan meski hanya ikut-ikut saja dan tidak tahu apa yang sedang dilakukan.

"ayah" panggil Boruto.

Naruto yang sedang memperhatikan Konohamaru langsung berbalik dan melihat sang putra yang memanggilnya.

"hm?" Naruto memandang Boruto dari bawah hingga atas dan dia melihat celana bagian lutut sang putra sudah sobek karena terlalu sering terjatuh selain itu bajunya juga sudah kotor.

"aku sudah bisa melakukannya-dattebasa"

"benar kah?" Naruto terkejut.

"iya tapi aku hanya bisa sampai di tengah-tengah, aku belum bisa sampai ke atas sana" penjelasan Boruto.

Naruto tersenyum sejenak mendengar ucapan si sulung.

"tidak apa-apa, jangan buru-buru nanti coba lagi-dattebayo"

"yosh.. aku akan mencobanya lagi"

"eh.. sudah cukup untuk hari ini, baju dan celana mu sudah kotor nanti ibu marah" tegur Naruto.

"yaaa.. tapi kan"

"besok-besok lagi ya"

"baiklah" Boruto menuruti perintah sang ayah.

"Konohamaru, sudah senja, nanti kita lanjutkan lagi" ucap Naruto.

"baiklah kak"

"kalau begitu kami pulang dulu"

"iya, hati-hati" teriak Konohamaru sambil melambaikan tangan.

Naruto berjalan sambil menggendong Himawari dan memegang tangan Boruto. Sepanjang jalan Naruto terus disapa oleh warga desa.

"tadaima" ucap Naruto, Boruto dan Himawari.

"okaeri" ucap Hinata menyambut mereka.

"HEEEHHHH!?" semuanya terkejut melihat penampilan baru Hinata.

"i-ibu? Kemana perginya rambutmu-dattebasa?" tanya Boruto.

Sementara Naruto masih terdiam dan tidak percaya bahwa yang ada di depan matanya adalah sang istri. Bukan tanpa alasan mengapa Naruto begitu terkejut, itu karena dia selalu melihat Hinata dengan rambut panjangnya namun kali ini Hinata memangkas rambutnya menjadi pendek hingga sebahu.

"kenapa? aneh ya?" tanya Hinata.

"bu-bukan begitu hanya saja, kenapa tiba-tiba kau memotong rambutmu?" tanya Naruto.

"tidak apa-apa, Naruto-kun tidak suka ya?"

"hah? Bukan begitu maksudku, aku hanya terkejut-dattebayo"

"ibu tambah cantik" ucap Himawari memuji sang ibu.

"benarkah?" Hinata menanggapi.

"iya" Himawari mengangguk.

"Himawari menggoda ibu ya" Hinata mencubit pipi sang putri "sudah Boruto dan Himawari pergi mandi sana lalu siap-siap kita makan malam" titah Hinata.

"siap ibu" Himawari dan Boruto langsung berlari menuju kamar mereka.

Sedangkan Naruto masih memperhatikan sang istri.

"sudah lah! Jangan lihat aku terus!" ucap Hinata.

"memangnya tidak boleh?"

"bukannya tidak boleh, tapi aku malu kalau diliat terus, tahu"

"Hinata, kenapa tiba-tiba potong rambut?"

"sebenarnya aku hanya ingin merubah penampilans aja agar terlihat lebih dewasa, rambut panjang sepertinya sudah tidak cocok dengan ku yang sudah menjadi ibu-ibu dua anak hahahaha"

"benar juga, nanti ada yang mengira kau masih gadis padahal sudah punya suami hahahaha"

"ish dasar tapi menurut Naruto-kun bagaimana?"

"apanya?"

"penampilan baru ku, menurut Naruto-kun bagaimana?"

"bagus-dattebayo" sambil mengangkat jempolnya Naruto mengatakannya tanpa rasa bersalah.

"iiisshhh..." Hinata terlihat geram.

"eh? kenapa? aku salah ya?" Naruto bingung.

Jangan tanya kenapa Hinata tiba-tiba geram, lagipula Hinata memang menikahi pria dengan tingkat kepekaan dibawah rata-rata jadi wajar.

"ah sudah lah" Hinata beranjak dan langsung menyiapkan makan malam 'setidaknya puji aku cantik atau semacamnya' ucap Hinata dalam hati.

"ah Hinata kalau boleh aku mau minum teh hangat ya" ucap Naruto.

"-_-" Hinata hanya memberi wajah datar "huufffftt... untung aku sayang padanya" Hinata menghela napas pasrah sambil bermonolog.

NEXT PART

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.

Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang