part 17

7.5K 911 0
                                    

Tubuh Jeno terlihat ketakutan pasca insiden itu. Akhirnya ia tersadar dengan perbuatannya barusan. Mengapa ia bisa jadi seberani itu? Ternyata Jeno tetap saja tidak bisa mengontrol kepribadiannya yang lain. Mark sudah kembali dari luar kota dan sebentar lagi akan datang menemuinya.

Pintu kamar terbuka lebar, menampilkan wajah tampan milik Mark.

Tubuh Jeno kembali meringkuk pelan saat mendengar derap langkah kaki mendekatinya.

Menatap takut wajah tampan yang kini terus memperhatikannya, dan saat melihat kedua mata tajam itu.

Mark menaikkan sebelah alisnya  menatap bingung sang kekasih yang kini menatap sendu dirinya. Matanya memerah seperti habis menangis.

"Sayang, ada apa?"
Tanyanya yang kini menghampiri sang kekasih. Jeno menggeleng pelan sambil menyelimuti dirinya dengan selimut miliknya.

Tubuh besarnya ia dudukkan di pinggir ranjang. Menatap bingung kearah sang kekasih yang terlihat ketakutan.

"Apa aku menakuti mu?"
Tanyanya dengan suara beratnya. Jeno menggeleng pelan.

Mark semakin merengutkan keningnya. Membuka paksa selimut Jeno, namun rengekan pelan yang ia terima.

"Tidak mau tuan.."
Ucapnya sambil menggeleng.

"Kenapa?"

Jeno tidak menjawab dan semakin menyelimuti tubuhnya.

"Yangyang bilang kau ingin mandi. Aku akan memandikan mu"
Ucapnya yang kembali menarik selimut Jeno.

"Tuan.."
Rengekan kembali Jeno keluarkan tapi Mark tidak peduli sama sekali. Menarik sang kekasih agar mendekat kearahnya.

"Ada apa dengan mu?"
Tanyanya memperhatikan wajah ketakutan sang kekasih.
Jeno menggeleng pelan. Membuat Mark semakin kesal. Tubuh di angkat begitu saja, membawanya ketempat pemandian hangat yang berada di luar kamar Jeno. Tidak terlalu jauh dari kamarnya hanya beberapa langkah saja. Melepas satu persatu pakaian Jeno dan juga pakaiannya namun tidak keseluruhan karena ia masih memakai celananya sekarang.

Tubuh Jeno ia bawa masuk kedalam kolam. Membiarkan air hangat itu menyapu kulitnya.

Mata terpejam bibir digigit, menikmati sensasi hangat itu di tubuhnya. Pandangan Mark terus tertuju pada Jeno. Masih memandang penasaran wajah sedih Jeno yang baru saja ia tampilkan.

Pipi di kecup untuk menyadarkan sang kekasih. Mata Jeno kembali terbuka.

"Ada apa sayang?"
Tanya dengan lembut. Jeno menatap kedua mata tajam itu dengan tatapan sayunya, membuat Mark malah berpikir kemana-mana.

"Jeno kenapa? Apa ada yang sakit?"
Tanyanya dengan sangat lembut. Jeno menggeleng pelan, memeluk tubuh Mark dengan erat.

"Kenapa, hem?"
Tanyanya sekali lagi sambil mengusap punggung Jeno dengan lembut. Mark sangat menyayangi Jeno. Ia berubah sangat drastis, dari hampir menjual pasangannya sampai sangat mencintainya seperti ini.

"Masih tidak ingin menjawab?"

Jeno tidak bersuara namun pelukannya semakin erat.

"Apa lelah? Ada yang memarahi mu?"

"Tidak.."
Ucap Jeno dengan lirih.

"Lalu apa!?"

Suara di tinggikan membuat Jeno meringkuk pelan dalam pelukannya.

"Tidak ingin menjawab?"

Jeno kembali tidak menjawab, membuat Mark merasa sangat kesal.

"Turun!"
Ucapnya dengan suara yang terdengar sangat dingin. Tubuh Jeno menegang, terlihat sedikit bergetar saat mendengar perkataan Mark. Punggung sudah tidak di usap lagi bahkan tidak di peluk. Mark sepertinya marah padanya.






























VannoWilliams

MAFIA (MarkNo)Where stories live. Discover now