part 7

11.5K 1.1K 2
                                    

Rumah kecil yang berada di pinggiran kota itu. Menjadi tempat Renjun dan Haechan menghilangkan rasa lelah mereka. Tubuh mereka sangat lelah berlari sedari tadi. Karena merasa sangat takut saat melihat tubuh dua pria yang mendominasi mereka tadi.

"Aku tidak akan bisa bertemu dengan Jeno lagi"
Ucap Renjun dengan wajah sedihnya. Haechan yang ada di sebelahnya hanya bisa mengelus bahu sang teman dengan lembut. Ia juga sangat merindukan Jeno dan menghawatirkan keadaannya. Tapi mereka tidak bisa melakukan apapun saat ini. Tempat itu terlalu berbahaya untuk manusia lemah seperti mereka. Terlebih dua pria yang mereka temui tadi seperti ingin membunuh mereka. Dan itu berhasil membuat tubuh Haechan merinding jika mengingatnya.

"Aku akan mencari cara lain agar kita bisa masuk kedalam mansion itu"
Ucap Haechan yang masih berusaha menenangkan Renjun. Renjun yang mendengar hal itu langsung tersenyum ia merasa sangat bersyukur memiliki Haechan yang rela membantu mereka walau sesulit apapun hal yang harus ia lalui.





































Jeno yang tengah melamun di kamarnya tiba-tiba di kejutkan dengan pintu kamarnya yang terbuka. Menampilkan sang pelayan yaitu Yangyang yang datang dengan pakaian hangat ditangannya.

"Ganti pakaian mu. Boss ingin bertemu dengan mu di luar"
Ucap Yangyang yang memberikan kain hangat itu padanya.

"Untuk apa?"
Tanya Jeno ragu.

"Aku tidak tau. Tapi turuti saja perintahnya"
Ucap Yangyang lalu setelahnya ia sibuk membenarkan tempat tidur Jeno. Jeno hanya mengangguk pelan dan langsung mengganti pakaiannya.

Setelah memakai pakaiannya. Jeno langsung di antar Yangyang menuju taman belakang manison.

Jeno menatap ragu tubuh tegap yang ada di depannya saat ini. Yangyang meninggalkannya begitu saja. Sekarang ia hanya berdua dengan Mark yang tengah membelakanginya saat ini.

Langkah kecilnya ia bawa untuk menemui Mark. Dan ketika pria itu berbalik. Jeno hanya bisa terdiam memandang wajah tampan yang terlihat sangat tegas itu.

"Kemari..!"
Ucapnya dengan suara tegasnya. Jeno berjalan mendekat, ia memperhatikan setiap inchi wajah Mark. Dan mendapati kedua mata indah itu yang tengah menatap tajam kearahnya.

Jeno ketakutan. Namun ia tetap berjalan kearah Mark.

Mark menarik dagu Jeno agar menoleh kearahnya.

"Mengapa kau sangat takut dengan ku?"

"Tuan membenci ku"
Ucap Jeno dengan gugup. Mark yang mendengar itu merasa tidak suka. Ia semakin memeluk tubuh Jeno dengan erat. Membuat Jeno memejamkan kedua matanya saat Mark mengecup pipinya dengan lembut.

"Aku tidak pernah membenci mu"
Ucapnya dengan seduktif. Yang berhasil membuat Jeno membuka matanya. Ia menangis menatap kedua mata Mark yang tengah memperhatikan seluruh wajahnya. Dengan lembut ia mengelus pipi chubby itu. Menghapus jejak air mata yang mulai menghiasi pipi Jeno.

"Ingin pulang?"
Tanya Mark dengan sangat lembut. Jeno diam sebentar, lalu mengangguk pelan.

Lalu setelahnya tubuh ramping itu ia bawa menuju kamar Jeno yang berada di ujung lorong mansion.













































VannoWilliams

MAFIA (MarkNo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang