Pria Dari Kamar Sebelah (2006)

264 36 3
                                    

"Psssttt... Hei! Iya... Kamu!, Bisakah kau menolong ku keluar dari sini?"

Terdengar suara seorang pria dari sebuah ruangan yang bersebelahan dengan kamar tempat ku disekap. Selama 7 hari aku memasang telinga di rumah ini, memang aku selalu mendengar pintu ruangan sebelah selalu dibuka-tutup beberapa menit sebelum Surtinah membawakan makanan untukku.

Pada awalnya aku mengira ruangan sebelah adalah Kamar Surtinah atau dapur lainnya yang berada di rumah ini. Aku tidak menyangka ternyata ruangan disebelah ku juga merupakan penjara untuk tahanan lainnya. Selama ini ku kira aku adalah satu-satunya korban penculikan disini.

"Hei! Kau Ami kan?!"

"Surtinah banyak bercerita tentangmu"

"Aku juga korban penculikan mereka"

"Jika kau mengeluarkan ku, aku akan sangat membantu untuk rencana pelarian mu"

"Aku jago bela diri"

"Jika berkenan, tolong pinjamkan aku pecahan kaca itu supaya aku bisa membuka tali yang melilit kaki ku dan menerjang pintu ini..." Ujar sesosok mata yang terlihat dari lubang kunci.

Setelah mendengar ucapannya tadi, tanpa pikir panjang aku pun memberikan senjataku tadi kepadanya lewat celah kecil dibawah pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendengar ucapannya tadi, tanpa pikir panjang aku pun memberikan senjataku tadi kepadanya lewat celah kecil dibawah pintu.

Setelah dipikir-pikir, memang cukup mustahil bagi ku seorang gadis untuk melawan 3 orang pria dewasa seorang diri hanya berbekal pecahan kaca. Jika aku berhasil mendapatkan bantuan seorang pria dewasa yang jago bela diri, tentunya kemungkinan ku untuk kabur dari rumah ini jadi semakin masuk akal.

Tak butuh waktu satu menit, pria itu memberi ku ancang-ancang untuk menjauhi pintu kamarnya. Dan "BRAKKKK!" Pintu kamar itu berhasil terdobrak hingga hampir patah bagian engselnya.

Ucapannya tentang keahlian bela dirinya ternyata bukan isapan jempol. Dan sekali lagi, rencana pelarian ku terselamatkan akibat suara gramofon dan tawa mereka yang terlalu keras dibawah sana.

Sesosok pria berbadan kekar & berambut cepak menggunakan kaos ketat berwarna hitam terlihat dari kamar yang pintunya hampir hancur itu. Terlihat tato naga di lengan kanannya. Di lihat dari sisi manapun dia persis seorang preman.

"Kemari..., aku punya rencana melarikan diri yang tentunya lebih matang dari milikmu" ujar pria itu menyuruhku untuk masuk ke kamarnya.

Tentu saja dengan segala hal yang ku alami di rumah ini, aku tidak bisa percaya begitu saja dengan orang asing. Aku pun memasuki kamar tempat ia disekap dengan jarak kurang dari 40 cm dari pintu kamarnya untuk mempermudah ku melarikan diri kalau-kalau dia ternyata menipuku.

"Aku terkurung di rumah ini sudah satu bulan lamanya, aku bahkan pernah hampir berhasil melarikan diri dari sini tapi berhasil digagalkan oleh orang-orang licik itu". Ujar pria bernama Suhendra itu.

"Mereka memiliki senjata api dilantai bawah, tepatnya dikamar Si Godert, dan hanya itu senjata yang mereka miliki. Jadi satu-satunya cara untuk menang melawan mereka adalah mengambil satu-satunya senjata mereka" tambahnya.

"Tapi untuk melakukan itu aku butuh umpan, aku butuh seseorang yang bisa mengalihkan perhatian mereka, sementara aku mengendap masuk ke kamar Tuan Godert dan mengambil senjata api nya, dan aku mau kau yang menjadi umpan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi untuk melakukan itu aku butuh umpan, aku butuh seseorang yang bisa mengalihkan perhatian mereka, sementara aku mengendap masuk ke kamar Tuan Godert dan mengambil senjata api nya, dan aku mau kau yang menjadi umpan nya.." pinta pria yang baru ku kenal itu menyuruh ku untuk menggadaikan nyawaku.

KELUARGA VAN DIJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang