1 Peninggalan Hutang

7.7K 370 9
                                    

Hey Guys...!!!  Welcome back to my story...!!!

Menyambut cerita baru Author, jadi hari ini Author post chapter 1 nya deh.

Buat kalian yang udah vote dan add cerita ini ke library kalian makasih banget yaa.  Selanjutnya mari ramaikan lapak ini guys..

Hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading...

*
*
*

Rumah sakit Dewantara Medica merupakan salah satu rumah sakit besar yang letaknya berada di pusat kota. Rumah sakit yang menjadi salah satu pilihan utama masyarakat ketika harus melakukan pengobatan. Menjadi salah satu rumah sakit besar, tentu saja menjadikan rumah sakit ini memiliki standar tersendiri dalam mempekerjakan seluruh staffnya, mulai dari satpam hingga dokter kepala.

Menjadi bagian dari tenaga kerja di rumah sakit haruslah orang yang tekun dan bertanggung jawab serta ulet dalam pekerjaannya. Memulai karir dari bawah dan merintisnya hingga sukses menjadi pilihan banyak pekerja di sini. Salah satunya adalah Kaivan Prawira, seorang dokter spesialis bedah saraf yang baru saja menyelesaikan pendidikan spesialisnya. Dokter muda itu sedang sibuk-sibuknya dengan semua pasien yang memerlukan bantuannya.

"Dok, operasi kraniotomi atas nama pasien Akbar Tanjung dimulai 15 menit lagi," ujar seorang dokter magang yang datang membawa map di tangannya.

"Siapkan segera pasiennya," respon seorang dokter muda yang begitu tampan dan menawan sambil mengulurkan tangannya meminta map yang dibawa dokter magang tadi.

"Baik Dok," jawab dokter magang tadi menyerahkan mapnya, lalu segera keluar dari ruangan sang dokter tampan.

Dokter tampan tadi menganalisa rekam medis pasien yang barusan dibawa oleh dokter magang. Keningnya mengerut menandakan ia yang sedang berpikir keras.

Seorang dokter laki-laki memasuki ruangan itu lalu segera menduduki kursi yang tersedia di sana sambil menghela nafas lelah.

"Haaah... 3 jam berdiri, capek banget gue," keluh dokter laki-laki yang baru datang.

Sang dokter tampan tak menanggapinya dan masih fokus dengan berkas di tangannya.

"Kai, lo dengerin gue gak sih?" kesal dokter laki-laki tadi yang merasa diacuhkan.

Dokter tampan yang dipanggil Kai itu meletakkan map tadi di atas meja kerjanya dan mengambil sebotol air minum. Membuka tutupnya lalu meminum air itu beberapa teguk, menampilkan jakunnya yang naik turun.

Dokter laki-laki tadi menatapnya malas. Ia tidak meminta untuk disuguhi pemandangan pria tampan yang sedang minum kan?.

"Udah jadi tugas dan kewajiban lo sebagai dokter bedah, nggak baik ngeluh terus," ujar dokter tampan tadi begitu selesai minum. Lalu segera keluar dari ruangannya meninggalkan dokter laki-laki tadi.

Dokter laki-laki yang ditinggalkan itu hanya mendecih kesal melihat tingkah rekannya itu. Ia menolehkan kepalanya dan menatap papan nama di meja seberangnya, dr. Kaivan Prawira, Sp.BS. Begitulah yang tertulis di papan nama di meja seberang tempat ia duduk.

"Gak ada asik-asiknya lo," cibirnya pada papan nama itu.

Mereka memang rekan dokter bedah, atau lebih tepatnya teman masa kecil yang kembali bertemu di rumah sakit yang sama. Berbagi ruangan di awal masa karir mereka sebagai dokter bedah.

***

Dokter tampan yang bernama Kaivan Prawira atau biasa dipanggil dokter Kaivan itu memasuki ruang operasi dengan pakaian serba hijau disertai penutup kepala. Dokter itu menadahkan kedua tangannya ke atas sembari menunggu perawat sirkuler memasangkan sarung tangan di kedua tangannya.

My Powerful Wife (COMPLETED)Kde žijí příběhy. Začni objevovat