Bab 29

6.1K 584 19
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Pagi ini tak seperti biasanya, senyuman selalu terbit dibibir Athira. Membuat teman-temannya merasa aneh. Dan bertanya-tanya ada apa dengan Athira, apa yang terjadi dengannya.

"Kamu kenapa Ra? Dari subuh senyum terus," ujar Dira yang berada dk sampingnya.

"Ada yang bikin aku seneng lah,"

"Apa?"

"Kenapa?"

"Paling ketemu sama Gus Saddam," sahut Anggi sembari merapikan kasurnya.

"Kalian jangan kaget yah,"

"Iya enggak," kompak ketiganya.

"Aku mau dilamar Gus Saddam,"

"Hah? Masasih," ujar ketiganya menghampiri Athira.

"Cerita sama kita pokoknya,"

"Intinya kemarin aku dipanggil Umi Bilqis ke Ndalem, terus yah gitu deh dia bilang soal itu,"

"Kamu pakai pelet yah," tuduh Anggi.

"Astagfirullahulazim Anggi," sahur Dira.

"Kita gak boleh su'uzon Nggi," timpal Kia.

"Iya, maaf,"

"Aku gak pakai apa-apa ko, seuer, demi Allah,"

"Tapi ko bisa," tanya Anggi penasaran.

"Sebelumnya udah kenal?"

"Cuma sebatas tau, gak kenal. Karena dia temennya Abangku, kebetulan dia ada di sini,"

"Jangan bilang abang kamu Alvin,"

"Ehh, bukan,"

"Ustadz Yusuf?"

"Bukan juga, Bang Erga,"

"Hah? Serius?"

"Iyaa,"

"Ning Sarah ngebet sama Erga kan," ucap Kia.

"Iya betul, tapi ditolak mulu," timpal Dira.

"Kasian yah," tambah Kia.

•••

Berbanding terbalik dengan Athira, kini wajah Sarah terlihat sangat murung. Dia sangat membantah pernikahan kakaknya dengan gadis tak jelas asal-usulnya itu. Dia lebih memilih ustadzah Arumi ketimbang dirinya.

Dia berjalan sendirian menuj gazebo di dekat danau, dirinya merasa sangat butuh ketenangan, dan tempatnya di sana.

Sedangkan santri yang lainnya, sudah memasuki kelas dan memulai pelajarannya. Entah kenapa Sarah rasanya tidak ingin menimbah ilmu untuk sementara waktu.

Sarah diam menikmati pemandangan di hadapannya, otaknya berpikir keras untuk mengagalkan lamar itu. Dia rasa hal ini tidak boleh terjadi.

"Intinya A' Saddam gak boleh nikah sama dia, udah miskin ilmu, gak punya adab, gak cocok dijadiin istri," cicit Sarah.

"Lebih baik dia dengan Ustadzah Arumi,"

"Udah cantik, lemah lembut, sopan, beradab, berilmu-"

"Tidak baik merendahkan seseorang, dan membandingkannya dengan yang lainnya. Jelas setiap orang berbeda," sahut seseorang dari belakang Sarah.

Sarah kaget, dia melirik ke belakang. Ternyata ada Erga, dia sedang duduk santai di dalam gazebo itu.

"Astagfirullahulazim, maaf Bang saya permisi-"

Impian Athira Where stories live. Discover now