DUA

23.9K 1.6K 59
                                    

Nada melewati pinggiran jalan raya, perlahan kakinya menyusuri pemukiman kumuh. Setiap pulang sekolah, Nada selalu berkunjung ke sini. Masih dengan seragam dan cardigan rajut berwarna hijau mint, senyum Nada makin mengembang saat melihat anak-anak.

"Kak Nada!!" seru mereka yang sudah siap duduk beralaskan terpal.

Nada berjalan cepat ke arah sana, dan berdiri di depan papan tulis dengan ukuran sedang.

"Gimana kabarnya? Pada sehat, kan?"

"Sehat, Kak!!"

"Hari ini kita belajar matematika, ya. Kak Nada jelasin, habis itu Kakak kasih soal. Dan yang bisa jawab, bakal Kakak kasih hadiah. Mau?"

"MAUUUU!!"

"AYO KAK! AKU MAU BELAJAR BIAR DAPET HADIAH!!"

Nada tersenyum ramah, ini cara agar mereka lebih semangat belajar. Retinanya juga menangkap orang tua mereka, bahkan sampai semangat dan tersenyum menatap Nada yang dengan suka rela membantu anak-anak jalanan.

Terhitung sudah satu jam Nada di sini, langit sudah hampir gelap. Gemerlap cahaya lampu mulai menyinari daerah jalanan yang terlihat dari permukiman di sini.

"Sekarang udah pada megang hadiahnya masing-masing, kan?"

"Udah Kak! Terima kasih Kak Nada."

Nada mengangguk seraya tersenyum, tangannya menggaet tas ranselnya sambil berdiri.

"Kalau gitu, Kakak pulang dulu, ya. Sampai ketemu besok," ucap Nada. Ia tersenyum melihat anak-anak melambaikan tangan ke arahnya, lalu Nada membalasnya.

----

Cakka keluar dari kamar mandi dengan handuk putih sepinggang, memperlihatkan perut terbentuknya. Hasil gym dan boxing. Tangannya menggosokkan handuk kecil di kepala.

Cowok itu mendecak kesal karena pintu kaca balkonnya tidak tertutup rapat. Pasti kerjaan Clara, nih. Clara, adiknya Cakka. Baru kelas 2 SD.

Saat hendak menarik gorden, ia melihat Nada berjalan memasuki rumahnya. Ya, rumah Cakka depan-depanan dengan rumah Nada. Sungguh sial memang. Mereka bukan sahabat, Nada baru pindah saat ia duduk di kelas 11 dan sekarang dirinya sudah kelas 12. Yang berarti sudah 1 tahun lamanya, seorang Nada suka pada Cakka(?)

Cakka sedikit mengernyit melihat punggung Nada menghilang, masuk ke dalam rumah.

Dia setiap hari pulang jam segini? Emangnya kemana dulu? Jangan-jangan dia cewek gak bener lagi? Keliatan sih dari caper ke gue.

"Abang! Ayo makan malam," Clara berteriak di depan pintu kamar Cakka.

Cakka memakai kaos hitam dan sweetpants abu hanya berdehem. Melempar handuknya asal ke atas kasur, dan berlenggang pergi ke bawah.

"Bunda, tadi Clara dapet nilai 100 dari gambar sama mewarnai." cerocos Clara dengan senyuman gembira.

Bunda Citra tersenyum bangga seraya tangannya menuangkan lauk ke piring Cakka.

"Pinternya anak Bunda. Emang gambar apa?" tanya Bunda.

"Paling gambar gunung, sawah terus di tengah-tengah gunung ada matahari." Cakka berterimakasih pada Bunda lalu menyuapkan nasi ke mulutnya.

CAKKAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum