Me : -_-

Dilempar ponsel nya ke atas bantal. Tidak melanjutkan rutinitasnya sehabis mandi. Ileana menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Nasib liburannya...

---o0o---

Tujuh orang yang ditunjuk untuk pergi ke bali dan melaksanakan dinas sudah datang ke bandara satu persatu. Kini mereka berkumpul untuk melakukan check-in. Tinggal satu orang lagi yang sudah jelas akan menghindar dari dinas ke Bali ini, siapa lagi kalau bukan Ileana.

Dua perempuan yang menjadi perwakilan kini terlihat sibuk mencoba menghubungi nomor Ileana yang tidak juga tersambung ke saluran panggilan. Padahal pagi dini hari tadi Salsa salah satu dari mereka sempat chating dengan Ileana.

Karena itu, Ileana hanya mengetahui Salsa yang ikut dalam dinas luar kota.

Mereka terlihat panik karena semua penumpang harus sudah check-in lima belas menit lagi. Beberapa penumpang lain terlihat sudah mengantri. Tinggal mereka saja yang belum.

"Duh Na...Lo dimana sih?" Gerutu Salsa.

Tara salah satu perwakilan dari devisi Desain yang sejak tadi berdiri di samping Salsa, yang juga ikut panik kini menepuk lengan Salsa dengan terburu-buru. "Sal!Sal!" Panggilnya, sehingga yang lain juga ikut terpanggil.

Telunjuk Tara mengarah kearah pintu masuk bandara yang padat. Namun, ada seorang yang mencolok dengan apa yang dikenakannya saat ini. Iya.. perempuan yang disebut unik, Ileana akhirnya tiba di Bandara dengan pakaian yang bisa dibilang aneh.

Ileana tidak terlihat membawa koper, dia hanya membawa satu tas jinjing berukuran sedang di satu tangannya. Namun, bukan itu masalahnya.

Ketika Ileana sudah semakin dekat kearah mereka. Salsa dan Tara tidak bisa untuk tidak menahan tawanya melihat Ileana dengan pakaian super tebal di cuaca Indonesia yang tropis dan panas seperti saat ini. Tidak hanya dua perempuan itu saja. Yang lainnya pun tertawa.

Termasuk salah satu diantara mereka yang ingin tertawa namun disaat bersamaan dia juga bingung dengan perempuan yang semenjak ia temui di kantor sudah memberikan kesan aneh dengan tingkah dan kelakuannya yang tidak bisa ditebak. Ryuga yang menjadi salah satu perwakilan untuk dinas kali ini, memilih memalingkan wajahnya yang menyinggungkan senyum kecil agar tidak tertawa dalam situasi yang sebenarnya memalukan ini.

"Lo mau ke antartika apa gimana, neng?" Tanya Tara dengan candaannya

"Ngapain pake beginian sih Na?"Kini Salsa yang seperti sedang mengomeli anaknya.

Ileana sadar dia sejak keluar dari rumah sudah di pandang banyak orang dengan aneh. Tapi, mau bagaimana lagi. Setidaknya dia harus berusaha agar memiliki alasan tidak jadi berangkat ke Bali. Sebenarnya tujuan Ileana menggunakan ini untuk mendapatkan izin dari Bagas. Tadi ketika masih dirumah Ileana memfoto dirinya sendiri menggunakan pakaian tebal kemudian mengirimkannya ke Bagas dengan pesan...

Me : (Send Pict)

Gue gak ikut ya..gak enak badan.

Dingin semua badan gue(Emot muka ijo).

Agas : Gue kira lo habis dari kutub utara.

Agas : Berangkat! Gak usah alasan ya lo!

Dan.. saat itu waktu tinggal se-jam sebelum pesawat berangkat. Alhasil dia tidak sempat melepaskan syal, jaket, penutup kepala, dan sarung tangan yang dia kenakan karena taksi yang dipesan oleh Bagas melalui kantor sudah tiba didepan rumahnya.

Bahkan di dalam taksi pun dia tidak bisa melakukan hal itu karena harus menerima panggilan dari Bagas dan mendengarkan omelan dan pesan laki-laki itu untuknya selama dinas ke Bali. Ya..kurang lebih, Bagas meminta Ileana untuk bertanggung jawab terhadap dua perwakilan dari devisi personalia lainnya dan juga seorang karyawan baru yang Ileana tidak tau siapa. Dia tidak berniat memperhatikan satu per satu orang yang juga menjadi perwakilan saat ini.

"Ya sudah, Kita Check-in sekarang" Eric, senior dari devisi personalia mulai melangkah lebih dulu untuk mengantri.

Ileana sibuk melepaskan sarung tangan, syal yang terpasang ditubuhnya sambil terus mengantri gilirannya check-in tiket pesawat.

Hingga yang lainnya sudah berlalu tinggal beberapa orang saja dibelakangnya. Kini sudah giliran Ileana untuk Check-In. Dia belum sempat melepaskan jaket tebalnya dan sedikit agak kesusahan saat mencari tiket yang ia simpan di dompetnya.

Dan hingga barisan terakhir, Ryuga. Semuanya sudah selesai check-in tiket kemudian segera menuju ke bagian check-in bagasi dan security. Akhirnya semua prosedur sudah selesai. Mereka langsung masuk ke pesawat. Menyesuaikan nomor yang ada di tiket dengan kursi penumpang yang akan di tempati oleh mereka masing-masing. Mereka mendapatkan jatah di kursi penumpang kelas ekonomi premium.

Ileana mendapatkan tiket nomor kursi yang bersebalahan dengan Tara. Dan Ryuga yang berada tepat di belakang kursi Ileana bersebelahan dengan Eric. Dari sisi kosong antara kursi dan jendela, Ryu bisa melihat raut wajah Ileana yang semakin terlihat murung dari ketika dia datang ke Bandara.

Selama beberapa hari Ryu ada di kantor dan setiap hari bertemu dengan sosok Ileana, entah kebetulan atau apa. Ryu seperti melihat sisi karakter Ileana yang berbeda dari perempuan biasanya.

Menurutnya Ileana itu adalah wanita yang unik.

Ryu bisa memikirkan karakter Ileana yang sedikit ceroboh, menganggap sesuatu hal dengan sepele yang terlihat ketika pertama kali Ryu bertemu Ileana.

Lalu, tingkah absurd Ileana saat meminta maaf kepadanya. Ditambah Ileana yang tadi datang ke bandara dengan tampilan yang salah kostum.

Selanjutnya, Ileana yang phobia gelap.

Kemudian, Ileana tidak pernah bisa membohongi raut wajahnya yang dia ingat ketika saat bertemu dengan Isabel. Ileana terlihat kesal dengan adik tingkatnya yang juga cinta pertamanya ketika SMA itu. Dan kini raut wajah murung itu disebabkan karena apa dia tidak tau.

---o0o---

Setelah menempuh penerbangan selama tiga jam, akhirnya mereka sampai di Bali dengan semangat. Dan sedang perjalanan menuju villa dengan minibus yang disediakan perusahaan sebagai transportasi mereka selama di Bali untuk survey lapangan.

Perjalanan menuju villa yang juga disediakan pihak perusahaan memakan waktu setengah jam. Membuat beberapa diantara mereka yang sedang didalam mini bus untuk tidur. Tidak berlaku bagi Ileana yang lebih memilih menikmati pemandangan selama perjalanan. Setidaknya dia bisa sedikit menenangkan kekesalannya karena gagal cuti ke Lombok. Mungkin sang pembuat takdir memang mewujudkan permohonan pertamanya yang ia tulis di list masa depan, yaitu ingin liburan ke Bali.

Walau mungkin sebentar lagi dia akan bertemu dengan hal yang tidak menyenangkan baginya. Mungkin, Bu bos.

---o0o---

So...this all for today. Terima kasih. Jangan lupa vote dan coment ya.. Mohon maaf kalau ketemu typo, memang revisinya nanti aja kalau semua chapter sudah di publish. sampai ketemu di chapter selanjutnya

FUTUREWhere stories live. Discover now