"Woi! Bahasa lo pada dijaga. Nih bocel masih polos, jangan nodai dengan bahasa kotor lo semua!" teriak Glen.

Seketika semua diam.

"Dira sini lo duduk samping gue aja." Kata Andre, cowok bermata sipit tadi.

"Glen, Dira duduk sama dia ya?" tanya Dira. Persis seperti anak yang bertanya kepada ayahnya.

Glen menggelengkan kan kepalanya. "Enggak. Lo duduk di samping Shaka saja. Gue yang duduk sama Andre. Lebih baik lo duduk samping Shaka." tunjuk Glen ke kursi yang diduduki Shaka yang tak lain adalah sahabat Glen. "Kalo lo sama Andre, bisa-bisa lo kagak polos lagi." lanjutnya.

Andre yang mendengar perkataan Glen mengumpat pelan di bangku nya. "Glen adalah teman yang halal di rebus" batin nya.

"Emang dibolehin?" tanya Dira polos.

"Boleh lah, ya gak, Shak?" tanya Glen yang di angguki oleh Shaka.

Dira pun berjalan menuju kursi yang ditunjukkan Glen tadi. Begitu Dira duduk, dia langsung menoleh ke samping lebih tepatnya ke arah Shaka.

Dia menatap Shaka dengan polos. Laki laki yang memiliki tindik hitam di salah satu telinga nya merasa sedang diperhatikan langsung menoleh ke arah Dira.

"Apa?" Tanya Shaka datar.

"Kok Shaka ganteng?" tanya Dira polos.

Shaka yang mendapat pertanyaan polos dari mulut Dira tiba tiba salah tingkah, padahal dia sering mendapat pertanyaan lebih dari itu setiap harinya.

"Ck, kenapa dia imut?" batin Shaka.

"Kok Shaka diam? Shaka sakit gigi ya?" tanya Dira lagi karena pertanyaan nya tadi tidak di jawab Shaka.

"Gak." balas Shaka singkat

Dira yang ingin bertanya lagi terpaksa ditahan karena guru sudah masuk untuk mulai pelajaran.

🦋🦋🦋

Kringg...

Suara bel terdengar tandanya jam istirahat. Waktunya isi tenaga.

"Dira ayo ke kantin bareng gue." ajak seorang gadis yang bisa di bilang cukup cantik ke arah Dira.

"Kantin?" tanya Dira yang diangguki perempuan itu.

"Di kantin ada Yupi sama susu coklat gak?" tanya Dira sambil memiringkan kepalanya. Kebiasaan yang tak bisa dihilangkan ye Dir?.

"Banyak." ucap Glen tiba tiba. "Ayo bareng gue dan teman teman gue aja ke kantin ya. Nanti gue beliin Yupi yang banyak buat lo." sambungnya sambil menarik pelan tangan Dira.

Dira yang ditawarkan begitu langsung berdiri cepat. Tawaran yang begitu menggiurkan pemirsa.

"Glen, kan gue yang awal nya ngajak Dira ke kantin." kata perempuan tadi sambil bersedekap dada.

"Bareng aja apa susahnya." ucapan dari seorang laki laki yang mempunyai tindik hitam di kedua telinganya, Algara.

"Bareng lo berempat? Ogah banget." balas perempuan itu malas.

"Gua heran dah sama lo Man, kebanyakan nih cewe di luar sana berlomba lomba ingin bareng kita. Lah elo malah nolak mentah mentah." kata Andre yang setia memakan keripik kentang. Bukan sombong tapi fakta.

Dira yang melihat Andre memakan keripik kentang itu tiba tiba tergiur.

"Andre, Dira minta satu, boleh?" tanya Dira polos dengan suara pelan, seakan akan takut didengar oleh mereka yang sedang berargumen yang Dira tak tau pembahasan apa.

Andre yang melihat tatapan polos Dira langsung mengangguk kan kepalanya.

Ini adalah keadaan langka, jika biasanya Andre tidak akan memberikan keripik kentang nya kepada siapa pun. Walaupun mereka nangis darah, Andre tidak akan memberikan nya. Oke lebay, mana ada nangis darah.

Back to topic...

"Betul kata Andre, kenapa juga lo gak mau bareng kita sih Man?" Glen juga penasaran. Pasalnya ini bukan pertama kalinya perempuan itu menolak saat diajak ke kantin oleh mereka.

"Lo tau sendiri, gue gak suka di deketin kalo ada maunya doang. Mereka yang deketin gue pasti ujung ujung nya minta nomor lo berempat. Atau lebih parah nya malah nyuruh gue buat comblang-in mereka dengan kalian. Dih, ogah banget gue dideketin karena ada mau nya aja." kata perempuan yang dipanggil Man atau lebih tepat nya Amanda itu. Sepupu Shaka.

"Ck. Lupakan itu sekarang ayo ke kantin, gue lapar." Gara sudah bosan melihat percakapan ini.

"Ayo Amanda ke kantin bareng Dira dan mereka, nanti Glen beli kita yupi yang banyak." ujar Dira sambil merentangkan tangan nya membuat lingkaran bulat dengan suara imutnya. Amanda yang tak tahan dengan keimutan Dira langsung mencubit pelan pipi gembul Dira dan mengangguk.

Amanda dan Dira berjalan di depan ke empat laki laki itu. Semua perhatian langsung tertuju ke mereka. Siapa yang tidak mengenal mereka berempat ditambah Amanda. Most wanted sekolah.

Gara adalah anak pemilik sekolah. Sedangkan orang tua Glen, Andre, Shaka dan Amanda adalah Donatur terbesar di sekolah tersebut. Membuat mereka terkenal di seluruh penjuru sekolah. Dan sekarang ditambah satu perempuan mungil dan imut. Membuat mereka yang melihat susah mengalikan tatapan nya. Aldira Kalila.

"Amanda," panggilan itu membuat mereka berenam langsung menoleh ke belakang. Ternyata itu adalah pacar Amanda, Joshua.

"Hai sayang." balas Amanda tersenyum.

"Kamu tumben bareng mereka?" tanya Josh aneh begitu berada dekat mereka.

"Tadinya aku mau ke kantin bareng Dira, tapi mereka gak mau lepas Dira. Ya udah aku ngikut mereka."

Perhatian Josh langsung tertuju ke arah perempuan mungil di samping pacarnya. "Imut banget anjir,"  batin Josh

"Hai, gue Joshua pacar Amanda, lo bisa panggil gua Josh." Josh tersenyum ramah.

"Hai pacar Amanda, nama Dira, Dira!"

Josh terkekeh pelan melihat keimutan Dira.

"Ayo cepat ke kantin, nanti yupi nya habis!" teriak Dira sambil menarik tangan Amanda.

Laki laki yang mereka tinggalkan hanya menggelengkan kepala pelan melihat tingkah Dira yang super aktif itu, padahal dia belum tau dimana letak kantin nya tapi dia begitu semangat.

Lihat, sekarang Dira malah putar balik karena salah masuk ruangan, dia mengira ruangan teater adalah kantin karena Dira melihat banyak orang diluar, mungkin itu kantin pikirnya jadi dia asal masuk saja. Dan ternyata salah, itu adalah anak kelas lain yang kebetulan baru keluar dari ruangan teater. Amanda yang melihat itu langsung  tertawa terbahak bahak. Dira hanya cengengesan sambil menggaruk pipi gembul nya yang tidak gatal.

Josh yang melihat pacarnya tertawa begitu lepas, ikut tersenyum.
Dia bahagia karena akhirnya pacarnya memiliki teman. Karena selama ini Amanda tidak memiliki teman di sekolah.

Selain alasan yang dia lontarkan di kelas tadi, ada satu alasan lain yang membuat Amanda benci dengan namanya teman.

Mungkin itu pengecualian buat Dira, karena melihat dia langsung dekat dengan Dira padahal baru ketemu beberapa jam yang lalu. 

TBC





POSSESSIVE Kde žijí příběhy. Začni objevovat