17

28 1 0
                                    


Sekarang, aku berada di salah satu studio yang masih kenalan asisten.Aku tadi emang punya urusan sebelumnya sama asisten tapi karena ajakan Vera, jadi aku tunda waktunya karena nemenin urusan Vera ini.

Aku bilang ke asisten buat nunda juga, aku kira urusannya masih di Jakarta tempat aku tinggal ternyata urusan yang di maksud Imam, si asisten aku emang mau di Jakarta Selatan ternyata.

Jadi, kita ketemuan langsung di studionya kenalan asisten.Aku nemenin asisten sekaligus sekali-kali ikut dalam pembicaraan.

Karena kayaknya penting, alias klien yang di butuhin dalam karir aku kali ini setelah nyinggung manager yang gak harusnya aku singgung.

Aku pikir gak ada lagi yang mau nanyak atau kerja sama untuk aku walaupun aku istirahat dari industri hiburan, ternyata masih ada.Kali ini salah satu produser, si temen yang punya studio mini music yang klasik yang aku liat penataannya.

Lebih banyak ngomong si Imam, aku kebanyakan nyimak dan ngomong sedikit karena gak terlalu ngerti.Gak lama kemudian, kita selesai.Di ajakin makan bareng tapi asisten nolak dengan alasan masih ada urusan pribadi di rumah dan katanya mungkin lain kali.

Akhirnya kita keluar dan naik ke mobil yang di bawa Imam.

"Mam? Mobil baru? Bukannya mobil kamu di benerin?" Bingungku sembari menarik sabuk pengaman

"Di kasih om Angga, May"

"Papa?" Heranku lagi dan aku mendapatkan jawaban yaitu anggukkannya

"Kok bisa?" Bingungku aneh

"Bisalah" ujarnya sembari tersenyum buat aku makin heran tapi tak lagi peduli karena sebuah notifikasi panggilan buat aku langsung noleh ke Imam

"Punya headset mam?" Tanyaku buat dia liat aku aneh

"Mau jawab telepon harus pakek headset  May? Tumben" curiganya

"Apasih" risihku akhirnya mematikan panggilan lalu beralih pada WhatsApp salah satu kontak nama

"Jadi kuliah di mana May?," Di sela-sela aku sibuk membalas pesan

Pertanyaan Imam buat aku berhenti ngetik sebentar, lalu menjawab tanpa menoleh.

"Amerika mungkin, atau gak masih tetep di Jakarta"

"Kalo Amerika berarti berhenti fokus music?"

"Yahh gitu, kan job gak mungkin di negara orang"

"Yeahh kan siapa tau May,"

"Hmm"

"Chat siapasih May? Kata Vera kamu lagi deket sama orang?"

"Semenjak kapan kamu deket sama Vera" aku langsung menoleh sekilas padanya lalu menggulirkan akun Instagramku sembari menunggu pesan dari aplikasi WhatsApp

"Gak penting kapan deketnya yang penting bener kata Vera?" tanyanya

"Temen doank"

"Briyant?" Tebaknya

"Kenapa Briyant?" Aku bingung

"Gak, nebak doank"

"Bukan" setelah terdiam seakan ragu aku langsung menyangkal

"Jangan terlalu ngambil hati kalo dekat sama orang yang dari lingkaran hiburan, tau kan maksud aku May?" Nasihatnya buat aku sedikit kesal

"Gak semua orang kayak gitu tapi Mam" sangkalku

"Terserah, tapi kalo mau serius...papa kamu juga pasti gak ngizinin kalo kamu punya hubungan dari lingkaran hiburan"

"Lingkaran hiburan hitam putih May, jadi kalo bisa jangan sampe nyangkut sama orang dari lingkaran hiburan"

REHAT [END]Where stories live. Discover now