13

20 1 0
                                    

Hal yang rentan adalah sebuah kehidupan
~unknown

Kring kring kring

Mematikan jam weker yang menganggu aku yang masih malas berangkat dari kasur.Namun, tak lama kemudian aku terbelalak melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lebih.

Dengan cepat aku bergegas ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka.

Aku terdiam sejenak memikirkan mandi atau tidak, akhirnya aku memilih menyiram badan saja hingga tak lama aku selesai.Mengambil pakaian sekolah tapi terhenti saat aku berfikir ini hari apa?! Oh Senin!!

Mencari kaos kaki dengan panik, akhirnya aku memilih mengambil kaos kaki putih dengan garis  hitam putih kecil.

Mengambil tas dengan memasukkan buku kosong di dalamnya lalu manyandangkan ke pundaku.

Turun dengan tergesa-gesa, aku melihat rumah sepi dan heran, kemana bude? Lalu aku menggeleng kepalaku cepat, tak banyak berfikir.

Mengambil mobil di garasi, tiba-tiba aku lupa mengambil telepon, jadilah aku kembali ke rumah lagi.

Fiks hari ini sial!

---------------


Telepon dengan banyak notifikasi di pagi hari, aku melihat log panggilan, ternyata dari mamaku.

Aku terdiam dan memutuskan untuk tidak menelepon balik.

Aku melihat rumah mama dan papa sepi, aku hanya menggelengkan kepalaku, lalu keluar dari pekarangan rumah dengan mobil yang aku kendarai.

Tak sempat membalas pesan, aku memutuskan untuk membalas pesan-pesan di sekolah itulah fikiranku.Karena yang lebih penting sekarang adalah Pintu gerbang sekolah!! Iya...aku mikir waktu semoga gerbang sekolah belum ke tutup!!!

Tak  lama, aku meng-klakson satpam yang mau nutup pintu gerbang.Alhasil, aku bisa masuk sekolah nyaris gak masuk sekolah maksudnya.

"Headset" gumamku mencari Headset lalu keluar dari mobil

Bel berbunyi kencang buat aku milih jalan belakang kelasku yang terbilang jauh dari biasanya yaitu jalan koridor atau lorong kelas.

"Rianti Maya" panggilan seseorang buat aku noleh secara naluriah

Aku lihat Aldo tergesa-gesa menghampiriku yang sudah setengah jalan.

"Telat juga?" Tanyanya dan aku mengangguk lalu menambahkan

"Sedikit"

"Lewat jalan belakang kan?" Tanyanya lagi

"Bareng yok" lagi-lagi aku mengangguk hingga kami lewat jalan belakang dengan suara mic pada  upacara terdengar

"Lulus SMA lanjut ke mana?" Tanyanya buat aku yang dari tadi mandang lurus jalan belakang menoleh sekilas ke arahnya

"Belum tau" ujarku singkat

"Kamu?" Ujarku yang bisa di bilang sekedarnya atau basa-basi

"Kalo gue sih ke UI kalo dapet"

"Oh"

"Anak-anak ngajakin bikin party perpisahan, ikut kan?" Ujarnya buat aku diam-diam memikirkan

"Anak-anak kelas maksudnya" tambahnya

"Kapan?" Aku gak langsung nolak

"Hari Sabtu di rumah gue, bisa?"

"Nanti aku liat jadwal harian aku dulu" ujarku

"Oh oke,  oh iya kalo Lo gak nyaman tenang kok, Aldi juga dateng, terus....Haniel juga, ngasih tahu aja" ujarnya dan aku mengangguk singkat seakan mengerti maksud dari perkataannya

Akhirnya kita nyampe di kelas, ruangan kelas sunyi hanya  ada aku sama Aldo di dalam kelas.

Aku gak tau dia sibuk apa karena aku udah sibuk sendiri liat handphone dan memasangkan Headset ke telingaku.

Lagu Justin Bieber Peaches mengisi sunyi ruang otakku.Sembari membuka kota obrolan, berbulir satu- persatu, hingga aku melihat isi kotak obrolan percakapan aku dengan Aldi, ia mengirimiku pesan dari balasan pertanyaanku semalam.

Akhirnya aku mengetik ingin bertanya sekolah atau gak dia hari ini, lalu menghapus lagi itu terlalu terdengar aneh.Lalu, aku ingin pakai kata-kata lain.

Belum sempat aku selesai mengetik, dirinya sudah mengirimiku pesan  'May, aku di bandara, nanti lagi ya'.

Seketika aku ngeblank, bukannya kemaren-kemaren dia masih di Jakarta? Kalo mau pergi jauh, kenapa gak ngomong kemaren-kemaren sama aku? Apa maksud dari party Harmonis malam itu perpisahan?
Atau cuma aku yang gak tahu kalo Aldi mau pergi?
Terus...gimana sama club mereka yang bakal go single pertama? Aldi gak ada? Hah?

Seketika otakku diliputi banyak akan pertanyaan.Aku juga seketika berhenti mengetik dengan status Aldi tak online lagi.

Sekarang...aku harus tanya siapa? Bentar...... bukannya kata Aldo, Aldi bakal ikut party anak kelas? Berarti dia bakal balik lagi kan ke Jakarta?!

Aku dengan cepat mencari kontak Henry, tapi...sebelum aku mengirimkan pesan, telfon dari mama mengejutkan aku.

Aku mengangkat telepon dengan linglung.

"May, kamu masih di rumah atau sekolah?"

"Sekolah, kenapa ma?" Tanyaku heran

"Kamu sekarang pulang ke rumah Oma!!!!" Tegas suara mama dengan meninggi buat aku terkejut

"Oma meninggal May, semalem jatoh dari kamar mandi" suara yang meninggi di gantikan oleh lirihan

Tut Tut Tut Tut

"Hah?" Linglung ku masih mencerna informasi dari mama

"Aldo, aku izin..."

"Oma aku meninggal, tolong izinin ya, makasih" ujarku mengambil tasku melihat ke arah Aldo

Tanpa menunggu jawaban darinya aku keluar kelas dengan langkah Tergesa-gesa.

Upacara ternyata sudah bubar, aku bertabrakan dengan beberapa orang di lorong kelas yang ramai.

Banyak pasang mata menatapku heran, aku tidak memperdulikan melainkan kecemasan diriku buat aku tak sempat meminta maaf pada beberapa orang yang aku tabrak.

Mungkin mengutuk aku yang sudah aku predeksi karena langkah cemas cerobohku.

Aku bisa di bilang dekat sama Oma, saat aku mendapat kabar bahwa Oma meninggal, jelas....aku gak percaya karena... menurutku, Oma....

Saat orang yang kalian sayang ternyata meninggalkan kalian, pasti kalian berfikir bahwa itu gak bener, banyak alasan dan bantahan dari batin kalian, itulah dirasakan aku saat ini.

Menuju Rumah Oma dengan cemas.....
Tak di suruh, air mataku jatuh dengan kesal, mewakili perasaanku sekarang.

Aku berfikir, hari-hari yang aku jalani akhir-akhir ini sangat menyenangkan bahkan teramat damai dengan solusi dewasa yang aku baru sadari saat mengatasi sebuah masalah entah itu kemarin atau saat-saat kritisi, hingga aku lupa bahwa Tuhan terkadang selalu bisa membuat manusia dalam keterpurukan dari selain sebuah kebahagiaan.



REHAT [END]Where stories live. Discover now