Semua santri sudah memasuki kelas, mereka sudah siap untuk melanjutkan pelajaran hari ini. Seperti biasa, sebelum ada guru atau ustadzah yang masuk, pasti setiap siswa akan berceloteh terlebih dahulu. Begitu pula dengan santri di sini.

"Ehh, denger-denger Gus Saddam gak jadi nikah sama Ustadzah Arumi," ujar santri wati yang baru datang. Dia adalah sosok santri yang gemar membawa berita.

"Ahh iya, ana juga denger. Emang bener yah?"

"Katanya si iya, soalnya malam kemarin Gus Saddam bonceng cewek, ceweknya nangis-nangis lagi,"

"Atau jangan-jangan--"

"Hekm, gibah orang terus," dehem Athira berjalan ke meja yang biasa ditempatinya. Di belakangnya ada Kia dan Anggi, sedangkan di sampingnya ada Dira.

"Iya tuh, padahal kan dosa gibah gede kan yh, neraka jaminannya," timpal Dira.

"Buset, diem kalian. Sok suci,"

Athira diam, dia berusaha mengontrol emosinya. Dia menarik nafas dalam, "Dari pada situ, udah tau berlumuran dosa, masih aja bikin dosa malu sahabat,"

"Ehh, berani yah. Anak baru juga," ujar santri itu menghampiri Athira. Tangan kanannya melayang menuju pipi Athira.

"BERHENTI!"

Santri itu melirik ke sumber suara, "Gus Saddam," cicitnya.

"Di sini tidak diajarkan kekerasan kan,"

"Maaf Gus," ujarnya tertunduk.

"Kalian berdua ikut saya,"

Setibanya disebuah ruangan, mereka diintrogasi oleh Saddam. "Ada masalah apa?"

"Dia duluan Gus," sahut santri tadi.

"Enggak kok, dia duluan Gus," bantah Athira.

"Coba jelaskan kronologi kejadian,"

"Jadi-"

"Assalamu'alaikum," ucap seseorang memasuki ruangan.

"Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh," kompak mereka yang berada diruanagn itu.

"Ada apa ini Gus?" tanya seseorang itu.

"Ini Ustadz ada santri yang bermasalah, Ustadz Yusuf baru datang?"

"Iya Gus, ini mau ambil barang di meja saya,"

"Ohh, iya. Silahkan Ustadz,"

"Sekarang jelaskan,"

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu u tuk bercerita, mereka tidak diberi hukuman hanya diberi beberapa wejangan.

"Apa yang dibilang Athira itu benar, kita tidak boleh gibah. Tapi caranya salah,"

"Dan kamu, kan kamu santri lama. Pasti tau hukumnya gibah itu gimana. Lalu kenapa masih dilakuin, saya bilang gini bukan karena kamu gibahin saya, tapi memang benar. Gibah itu tidak boleh, Nauzubillah,"

"Iya Gus maaf," santri itu tertunduk dalam.

"Ini gegara santri baru ini dah, dapet masalah kan ana,"

"Sudah kalian kembali ke kelas,"

"Iya Gus,"

"Eh, tunggu,"

"Kenapa Gus?" tanya santri itu, sedangkan Athira hanya menghadap ke arahnya. Dia lebih memilih menikmati pemandangan gratis.

"Kalian nanti jadi panitia dipernikahan saya,"

"Tapi Gus,"

"Tidak ada tapi-tapian, sudah kembali ke kelas,"

Santri itu langsung pergi, dia terlihat kesal. Sedangkan Athira masih di posisi yang sama. Menatap Gus Saddam.

Impian Athira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang