Jeslyn yang memakai seragam tidak kekecilan dan juga tidak kebesaran tanpa paduan apapun dengan wajah natural itu malah menambah kesan seksi pada dirinya. Rambut yang berwarna pirang dan piercing di telinga sebelah kananya sebanyak 2 anting dengan motif bunga mawar hitam. Tatapan tajam dan menusuk seperti mengintimidasi lawan itu justru juga menambah kesan badgirl.

Bianca dengan wajah natural namun tidak kemungkinan besar bahwa visualnya tidak diragukan lagi. Seragam yang sama dengan Jeslyn namun ditambah dengan jaket yang setia melilit pinggangnya, rambut yang berwarna hitam legam ditambah anting motif bunga mawar hitam di telinga kiri dan kanannya. Wajah datar juga tatapan tajam menambahkan kesan badgirl ber aura dingin.

Ria seragam yang dimasukkan ditambah tas yang bertengger manis pada tangan kirinya. Wajah datar tanpa polesan make up terlihat natural, rambut dengan warna hitam biru gradasi, telinga dengan anting motif mawar hitam. Mulut yang setia mengunyah permen karet tanpa expreksi itu menambahkan kesan badgirl pada dirinya.

"Perfect" gumam mereka yang sedang bercermin.

Mereka itu sungguh menawan dengan wajah yang memiliki visualnya tersendiri. Meskipun kini wajahnya berbeda, namun tidak jauh cantiknya.

Mereka menuruni tangga menuju ruang makan dengan sepatu pantofel 4cm itu seperti iringan musik mengerikan bagi yang mendengar.

tap
tap
tap

Semua yang berada di meja makan termasuk Samuel dan sahabatnya itu mengalihkan pandangannya terhadap anaktangga dimana mereka melihat empat gadis sangat cantik berwajah dingin dengan aura masing-masing itu hanya membeku dan melongo sampai tidak menyadari bahwa objek utamannya sudah berada dihadapan mereka.

Dengan santainya empat gadis yang ditatap itu hanya acuh dan duduk manis dengan makanannya masing-masing.

"Ck, apa kalian tidak tahu malu, semua orang belum menyentuh makanan sama sekali?!" ucap Adelion sinis dengan suara sedikit keras.

Sontak 3 gadis yang akan menyuapkan makanan kedalam mulut mereka terhenti namun tidak dengan Adira yang terus saja memakan sarapannya tanpa merasa terganggu sedikitpun.

"Tenang saja kami makan menggunakan baju." jawab Ria santai datar yang membuat Adelion sangat terkejut karena tidak pernah Ria berani menjawabnya. Saat ingin menyuapkan sarapan kedalam mulutnya, tetapi lagi-lagi terhenti dengan ucapan Riki.

"Kita semua nungguin kalian ya dari tadi buat makan sama-sama-" ujar Riki terpotong dengan Jeslyn.

"Apa kita menyuruhmu menunggu? tidak bukan dan sepertinya dulu kalian tak pernah menunggu?" potong Jeslyn sambil menatap Riki tajam.

"Sudah abang mari kita makan, mungkin kak Jeslyn sama yang lainnya sudah sangat lapar." lerai Ana dengan suara halus.

"Dengerin tuh Ana. Dia aja masih punya sopan santun, lah kalian boro-boro! cuihh" ucap Raka yang melihat perdebatan didepannya ini.

Adira yang merasa terganggu acara sarapannya tersebut langsung saja menggebrak meja dengan kasar sampai berbunyi dentingan sendok yang terjatuh dan semua orang terlonjak kaget mendengar itu.

"Apa ini cara menghormati makanan!!" ucap Adira dengan nada yang sangat dingin dan tatapan tajam membuat siapa saja merinding mendengar itu.

"Apa-apaan sih lo hah-!" ucap Samuel dengan nada dinginnya saat melihat Adira.

"DIAMM!!" bentak adira kepada Samuel yang akan melanjutkan ucapannya.

Samuel terkejut mendengar bentakan dari Adira yang notabenya sangat menyukai dirinya dan tak pernah sekalipun berani berteriak ataupun membentak, meskipun ia sering memarahi perempuan itu ataupun juga membentaknya namun Adira tak pernah membalas. Baru kali ini ia mendapat bentakan dari Adira sehingga membuat nyali sedikit menciut namun ia bisa mengendalikan raut wajahnya.

Mereka semua juga baru tersadar dengan nada pembicaraan Adira yang seperti emm..sedikit formal?.

"Cukup, mari kita makan" ujar Jordan yang sedari tadi diam dengan pikiran yang berkecambuk.

Akhirnya mereka hanya memhela nafas kasar dan melanjutkan sarapan yang sempat tertunda.

Berbeda dengan Adira dan sahabatnya, mereka memilih pergi meninggalkan ruang makan untuk menuju ke sekolah. Makan dikantin saja pikir mereka.

Akhirnya saat ini empat gadis tersebut berada didalam mobil dengan mood yang sangat buruk karena pertengkaran yang terjadi. Adira yang terfokus menyetir, Bianca yang sedang memaikan ponselnya, Jeslyn yang telah memejamkan matanya, Ria yang sedang bermain game di ponselnya.

"Turun" titah Adira datar yang menyuruh mereka semua turun karena sudah sampai di sekolah SMA PELITA BANGSA.

Kini mereka semua turun satu persatu dengan beberapa siswa-siswi yang memperhatikan mereka dengan raut wajah terkejut dan melongo. Tinggal satu gadis yang masih setia berada di dalam mobil, dengan gaya slowmo gadis itu turun, kaki jenjang yang terbalut kaos kaki jaring sampai sebatas lutut itupun menarik perhatian seluruh warga sekolah yang memperhatikan.

Saat semua siswa-siswi akan meneriaki mereka namun tertahan dengan tatapan 4 gadis itu yang kini menatap mereka semua dingin dan tajam seperti berbicara lewat tatapan mata jangan bersuara. Akhirnya mereka semua mengkantupkan bibir agar tidak bersuara.

"Masuk" ucap Adira dingin yang diangguki sahabatnya untuk masuk menuju ruang kelas mereka.

Ya mereka satu kelas.

Di lantai atas ada empat lelaki yang melihat itu semua dengan raut wajah terkejut namun datar, karena mereka melihat semua orang yang akan berteriak tadi langsung saja mengkantubkan bibirnya rapat-rapat.

"Wah gilaaa itukan Adira sama sepupunya." ucap Nathan dengan wajah yang masih terkejut.

"Berubah ya mereka, ada Samuel sama anggotanya gak di tempelin lagi tuh?" sahut Gavin yang sama terkejutnya.

"Lebih baik begitu!, tapi gadis-gadis itu sungguh mengerikan tidak seperti biasanya, maybe?" ucap Edgar datar.

"Masuk" ucap Avandy dingin ketua mereka yang meninggalkan tempat menuju kelasnya.

"Ck, si kulkas" ucap Nathan datar saat melihat si ketuanya itu sangat dingin yang mana dibalas kekehan kecil dari Edgar dan Gavin.

• • •

Kini empat gadis itu berjalan beriringan dilorong yang tampak sepi, mungkin murid lainnya sudah memasuki kelas mereka.

Suara ketukan pantofel menginjak lantai milik mereka terdengar sampai didalam kelas para murid, yang dimana itu seperti suara alunan musik yang mengerikan. Saat para murid mengalihkan pandangannya kepada empat gadis yang berjalan beriringan itu kini mereka sungguh merasa hawa dingin menyerpa.

12 IPA (1)

tok tok tok

Ketukan 3× dengan lamban itu mengalihkan para murid yang berada di dalam kelas 12 IPA 1 tersebut.

"K-kenapa kalian terlambat?" tanya Guru terbata bata saat sudah membuka pintu dan menampilkan 4 gadis berwajah datar dingin itu.

"Macet" jawab Ria singkat.

"A-ah baiklah silahkan masuk" Guru tersebut mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk dibangku masing-masing.

Adira - Ria
Bianca - Jeslyn

(tempat duduk mereka yang berada dibelakang)

"M-mari anak-anak perhatikan kedepan" ujar Guru menyuruh seluruh kelas menghadap kedepan yang mana para murid tadi telah memperhatikan empat gadis itu dengan diam.

Pelajaranpun dimulai dengan keadaan hening, kenapa? karena saat guru tadi izin ke toilet kelas hampir saja rusuh jika Adira tidak menggebrak meja dengan keras dan menimbulkan keheningan.

TBC
.
.
.

Jiwa Bersama (ON GOING)Where stories live. Discover now